Senin, November 30, 2009

Warga Keluhkan Proyek Drainase Jalan Tipar

JAKARTA, MP - Warga Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara mengeluhkan proyek pembangunan drainase di Jalan Tipar Cakung, Cilincing. Pembangunan saluran sepanjang 300 meter dari Mulai Depan BRI Capem Sukapura sampai Lokasi pembangunan SMPN Baru di Sukapura, terkesan asal jadi dan lumpur penggalian dibiarkan di pinggir jalan.

Tak pelak kondisi itu membuat Warga yang berada dekat dengan proyek pembangunan tersebut mempertanyakan soal pembuatan drainase sebagian besar menggunakan beton drainase dan sebagian lagi hanya menggunakan semen biasa.


"Meskinya kalau pembuatannya dibeton sepanjang saluran harus dibeton, tapi kenyataannya ada yang disemen biasa " kata Daroji warga RW 9 Sukapura.

Hal senada disampaikan, H Zaini warga RW 5 Sukapura, Cilincing. Pembangunan saluran terkesan asal jadi dan terburu-buru dikejar waktu. Buktinya ada sebagian disemen biasanya, sebagian lagi dibeton.Ironisnya Drainase sepanjang 300 meter ini ukuran luasnya tidak seperti semula, dan ukuran saluran berubah-ubah.

"Percuma saja diperbaiki kalau kerjaan asal-asalan. harusnya sesuai rencana dong ! kalau seperti ini saluran cepat rusak " ujarnya.

Selain pekerjaan pembuatan saluran terkesan asal-asalan, sisa tanah galian saluran dibiarkan dipinggir jalan, membuat jalan jadi menyempit lalu menimbulkan kemacetan, bahkan bisa membahayakan pengguna jalan yang melintas karena musim hujan saat ini membuat tanah berceceran ke jalan.

Udin 40, Pria asal Tegal salah satu pekerja yang menggali di proyek pembuatan saluran Tipar Cakung menjelaskan, dirinya hanya mengikuti perintah kerja dari mulai memasang beton blok saluran hingga menyemen sisi pinggir saluran. " Saya engga tahu pak, karena mandor perintahkan, kami yang mengerjakan saja " tuturnya.

Sementara itu, Irvan amtha Kasudin PU Air saat dihubungi lewat telepon selular tak aktif. Dan staf yang berada di kantornya menjelaskan sedang ada rapat diluar. " Bapak tidak ada ditempat mas! karena sedang ada rapat dinas " katanya. (ucok)

Pecah Ban, Truk Terbalik di Tol Tanjungpriok

JAKARTA, MP - Akibat pecah ban, sebuah truk bermuatan air mineral, Senin (30/11) sekitar pukul 09.30 terbalik di km 20 A Tol Tanjungpriok, Jakarta Utara, tepatnya di depan Hailai mengarah ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Tak ada korban jiwa dalam musibah itu. Namun kecelakaan itu mengakibatkan kemacetan cukup panjang di ruas jalan itu.

Peristiwa itu terjadi lantaran sopir sulit mengendalikan laju kendaraan sewaktu pecah ban. Akibatnya, truk bernomor polisi B 9493 IG itu terbalik dan melintang di dua jalur.

"Karena truk melintang di dua jalur, maka saat ini hanya satu jalur yang bisa dilewati kendaraan yang berada di lokasi kejadian," ujar Bripda Imam, petugas operator Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya.

Hingga berita ini diturunkan, situasi arus lalu lintas dari Tanjungpriok menuju Bandara Soekarno-Hatta dilaporkan masih padat merayap. "Truk masih dalam proses evakuasi," katanya. Untuk itu, Imam mengimbau kepada para pengguna jalan yang melintasi lokasi kejadian, untuk bersabar. Sebab proses evakuasi tengah berlangsung," tambahnya.(red/*bj)

Ancol Tak Aman Lagi, Pengunjung Resah

JAKARTA, MP - Maraknya pencurian yang terjadi di kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, menjadikan kawasan itu tak aman lagi bagi pengunjung. Buktinya, selama tiga hari libur panjang Hari Raya Idul Adha kemarin, dalam sehari puluhan pengunjung menjadi korban aksi pencurian. Dari jumlah itu, hanya sebagian kecil saja yang melaporkan ke polisi.

Pelaku pencurian sengaja memanfaatkan kelengahan pengunjung. Dalam tempo sekejap, barang berharga pengunjung lenyap digondol pencuri. Namun dari sekian banyak pelaku pencurian, tak sedikit pula yang tertangkap tangan tengah beraksi.

Seperti yang dialami Christine Panjaitan (42), seorang pencuri yang berlagak sebagai pengunjung wahana Dunia Fantasi. Minggu (29/11) sore, dia kepergok mencuri tas milik Dahlia Wulandari (26), saat mengantri menaikki wahana Cora-cora. Beruntung, pelaku segera diamankan petugas keamanan Ancol. Jika tidak mungkin sudah menjadi bulan-bulanan massa.

Wanita yang mengaku tinggal di wilayah Jakarta Barat ini pun segera diamankan petugas keamanan Ancol sebelum diserahkan ke Polsek Pademangan, Jakarta Utara. “Untungnya petugas kepolisian yang sedang berpatroli sigap mendatangi lokasi dan segera mengamankan pelaku dari kerumunan pengunjung yang geram. Apalagi kejadian seperti ini bukan sekali ini saja, tetapi sudah berulang kali," kata Wawan Setiawan, Kapolsek Pademangan, Jakarta Utara, Senin (30/11).

Untungnya, korban Dahlia Wulandari menyadari kalau tas warna hitam miliknya sudah berpindah tangan. Melihat pelaku belum sempat lari jauh, korban pun berteriak. Pelakupun akhirnya berhasil dibekuk dan tas korban yang berisi lima unit handphone serta dompet berisi uang tunai Rp5 juta berhasil diselamatkan. "Namun, kasusnya masih dalam penyelidikan petugas," jelas Kapolsek.

Diakuinya, setiap lokasi yang menjadi pusat perhatian orang banyak, pasti banyak dimanfaatkan orang untuk berbuat jahat. “Jadi saya mengimbau masyarakat agar terus waspada di mana saja berada, termasuk di lokasi wisata,” imbaunya.

Pada hari yang sama juga terjadi pencurian mobil di Taman Impian Jaya Ancol. Pelakunya, Fauzi (34) berhasil keluar dari lokasi Ancol dengan menabrak palang parkir menggunakan mobil curiannya Toyota Kijang B 2699 XK warna hijau metalik milik Abidin (47), warga Jl Margonda Blok E 28 No 4 RT 04/10 Pengasinan, Rawa Lumbu, Bekasi.

Beruntung petugas Polsek Pademangan yang mengetahui peristiwa itu segera mengejar pelaku. Namun, seperti dalam film laga, pelaku mencoba kabur hingga terjadi kejar-kejaran antara pelaku dengan petugas.

Sampai di Jalan Gunung Sahari Raya, warga Jl Masjid Jami Nurul Fijri RT 04/02 Pondok Aren Tangerang ini, dipepet oleh petugas. Pelaku yang gugup segera memberhentikan mobilnya dan keluar serta berusaha kabur. Petugas pun segera berteriak untuk menghentikan langkah pelaku.

Warga sekitar yang mendengar teriakan petugas segera menghadang pelaku dan menghajarnya dengan sebilah balok. Pelaku pun terluka di bagian kepala terkena hantaman balok dan tersungkur. Petugas pun langsung menangkap dan mengamankannya ke Polsek Pademangan, Jakarta Utara.

Maraknya peristiwa pencurian di Ancol membuat resah pengunjung. Seperti diakui Chaerul, warga Koja yang ditemui saat berkunjung ke Ancol. “Seharusnya keamanan di Ancol lebih ditingkatkan lagi. Dulu teman saya juga pernah kehilangan mobil Kijang Avanza, tetapi diminta jangan melapor polisi karena pihak Ancol bersedia mengganti melalui asuransi,” katanya yang mengaku pernah kehilangan dompet saat di tempat MCK di dekat pantai.

Humas PT Taman Impian Jaya Ancol, Niken, mengakui maraknya aksi pencurian di Ancol. Namun demikian, sebagai destinasi wisata, pihaknya selalu berusaha meningkatkan keamanan. “Peristiwa seperti ini tidak hanya terjadi di Ancol. Tetapi sebagai destinasi wisata, kita selalu berusaha meningkatkan keamanan pegunjung dengan terus meningkatkan fungsi kontrol dan pengamanan wilayah,” jelas Niken, Senin (30/11).

Selain itu, katanya, pihak manajemen juga selalu memberi laporan ke polisi dan berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk pengamanan di wilayahnya. Sekadar diketahui, selama tiga hari libur Idul Adha 1430 H, kawasan Ancol dipadati sekitar 175.454 pengunjung dengan rincian umat (27/11) tercatat 68.480 pengunjung, Sabtu (28/11) tercatat 62.846 pengunjung, dan Minggu (29/11) tercatat 44.128 pengunjung. (red/*bj)

Sabtu, November 28, 2009

Saluran Air Dipasang Saringan Sampah

JAKARTA, MP - Untuk mengetahui debit sampah yang selalu menumpuk di saluran pembuangan air/got, warga di Kelurahan Semper Timur kini mulai pasang penyekat atau saringan sampah. “Hal ini menindaklanjuti perintah lisan Walikota Jakarta Utara, Pak Bambang Sugiyono” ungkap Lurah Semper Timur Pawitno.

Tujuan pemasangan penyekat ini untuk membatasi aliran sampah di saluran warga. Sehingga akan terlihat datangnya sampah darimana. Kalau sudah terlihat nanti bisa ketahuan warga mana yang masih membuang sampahnya sembarangan. Ini sekaligus dapat menjadi perhatian bagi setiap RT dan RW untuk terus menggalakkan kebersihan di lingkungannya.

Pembuatan penyekat ini lanjut lurah akan terus dikembangkan di setiap RW yang ada salurannya akan diupayakan dipasang penyekat sampah. “Bahkan kalau dimungkinkan akan sampai ketingkat RT,”ujarnya.

Harapan lurah warga agar terus merubah perilaku hidup menjadi berprilaku hidup bersih dan sehat.

Sedangkan di wilayah Kelurahan Kebon Bawang juga telah dipasang saringan sampah di saluran swasembada kata lurah Kebon Bawang, Dadi Suryadi. Ini juga akan terus disosialisasikan agar pengurus RW/RT memasang jaring sampah di perbatasan wilayahnya.

“Dengan kita juga mengantisipasi terjadinya banjir. Apalagi dimusim penghujan seperti saat ini. Pembersihan sampah harus ditingkatkan dimasing-masing wilayah,” ucap Dadi. (red/*pk)

Celupkan Jari ke Tinta Demi Sekilo Daging Kurban

JAKARTA, MP - Ratusan warga Kramatjaya, Tuguutara, Koja, Jakarta Utara, sejak Sabtu (28/11) pagi hari berkerumun di halaman Masjid Islamic Center. Namun kehadiran warga bukan untuk sholat atau mengikuti pengajian, melainkan antre untuk mendapatkan satu kilogram daging kurban.

Yang menarik, untuk mendapatkan satu kilogram daging kurban, para mustahik harus memiliki kupon. Kemudian mereka diwajibkan antre dan bagi yang telah menerima daging, jari tangannya wajib dicelupkan ke dalam tinta. Ini untuk menghindari adanya warga yang nakal dan ingin dua kali mendapatkan daging. Prosesnya persis seperti saat pencoblosan atau pencontrengan Pemilu atau Pilkada.

Ya, pihak panitia pada hari Sabtu ini memang membagikan daging kurban pada para mustahik yang notabene adalah warga sekitar. Agar pembagiannya tertib, sebelumnya panitia membagikan 2.500 lembar kupon pada warga. Jumlah hewan kurban yang disediakan sebanyak 11 ekor sapi dan 45 ekor kambing.

Untuk mendapatkan sebungkus daging kurban, bahkan ada beberapa warga yang rela menginap di masjid tersebut sejak semalam. Rupanya siasat sebagian warga ini dilakukan karena berdasarkan pengalaman tahun lalu, mereka tidak kebagian daging kurban meski telah antre berjam-jam.

"Terpaksa kami menginap di sini, takut nggak kebagian. Karena tahun lalu saya juga tidak dapat daging kurban," ujar Romlah, warga setempat. Ia bersama warga lainnya juga sempat terjebak oleh isu menyesatkan. Kabarnya daging kurban akan dibagi pada Jumat kemarin. Namun setelah ditunggu-tunggu ternyata didapat informasi pembagian daging baru dilakukan hari Sabtu ini.

"Ya, pemotongan hewan kurban untuk Jumat (27/11) kemarin sengaja kami undur. Karena waktunya berbenturan dengan Sholat Jumat. Jadi kami geser pada hari kedua Idul Adha. Pembagian dilakukan usai sholat Dzuhur," kata Farid Broto, panitia pemotongan hewan kurban Masjid Islamic Center, saat ditemui di kantornya, Sabtu (28/11).

Ia menjelaskan, tahun ini jumlah hewan kurban tersedia di Masjid Islamic Center adalah sebanyak 11 ekor sapi dan 45 kambing. Hewan kurban ini berasal dari sumbangan masyarakat sekitar dan kantor-kantor suku dinas di lingkungan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara. Daging kurban, selain dibagikan pada warga sekitar juga dibagikan pada beberapa masjid yang telah mengajukan proposal. Pemotogan ini melibatkan 15 orang petugas, terdiri dari lima penjagal dan 10 orang lainnya tenaga pendukung seperti untuk membungkus daging dan membagikan kepada mustahik.

"Yang jelas, mereka para pengantri dijamin dapat jatah satu karena setelah mengambil kupon, jari tangannya dicelupkan ke tinta seperti saat pemilu, lalu mereka menerima daging kurban," ungkapnya.

Antrian para penerima kupon dan celup tinta hingga penerimaan daging, katanya, dipisahkan antara pria dan wanita. "Jadi, lebih tertib karena melibatkan tenaga pengaman internal dan 10 polisi serta 20 orang Satpol PP dari kantor Walikota Jakarta Utara dan kecamtan,” ujarnya. (red/*bj)

Ditinggal Mudik, 50 Rumah Ludes Terbakar

JAKARTA, MP - Sedikitnya 50 rumah semi permanen di Kampung Baru RT 011/11, Pluit, Penjaringan Jakarta Utara, Sabtu (28/11) pukul 06.00 ludes dilalap si jago merah. Kebakaran diduga akibat korsleting listrik di rumah Rasinah, yang ditinggal mudik ke kampung. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja kerugian materi diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Informasi yang diperoleh di lapangan menyebutkan, api mulai berkobar di rumah Rasinah. Saat kejadian, ia tengah mudik ke kampung halaman untuk menikmati libur lebaran Idul Adha 1430 H. Bahkan beberapa tetangganya juga tengah sibuk di pasar ikan. Rata-rata pemilik rumah yang gosong itu adalah pedagang ikan di Muara Angke.

"Waktu kejadian rumah ditinggal mudik pemiliknya. Sedangkan tetangganya masih sibuk di pasar berjualan ikan. Makanya api cepat berkobar dan sulit dipadamkan," ujar Fadil, warga setempat.

Melihat api mulai membesar, Fadil pun berteriak membangunkan warga lainnya yang masih terlelap tidur. Dalam sekejap, sebagian warga langsung panik dan berhamburan keluar menyelamatkan barang-barang berharga masing-masing. Sebagian warga lainnya, bahu membahu berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.

Namun karena mayoritas bangunan terbuat dari kayu, api langsung menghanguskan seluruh bangunan. Api baru dapat dipadamkan, setelah 15 unit mobil pemadam kebarakan dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Utara tiba di lokasi.

Kapolsek Sunda Kelapa, AKP Kristanto Yoga Darmawan, mengatakan, saat ini kasus kebakaran masih dalam proses penyelidikan petugas kepolisian. Dugaan sementara, kebakaran ini disebabkan hubungan arus pendek listrik. "Kasusnya masih kami selidiki, tapi dugaan sementara dikarenakan korsleting listrik," ungkapnya. Saat ini, para korban kebakaran mendirikan tenda penampungan di depan pasar ikan Muara Angke. (red/*bj)

Jumat, November 27, 2009

Lebih 50.000 Pengunjung Padati Ancol

JAKARTA, MP - Pengunjung yang memadati Taman Impian Jaya Ancol selepas Jumat (27/11) sore atau tepatnya pukul 17.55 mencapai 51.000. Target jumlah pengunjung sebesar 45.000 di lokasi hiburan yang terletak di Jakarta Utara itu telah terlewati sejak sekitar pukul 15.50. Pada akhir pekan biasanya jumlah pengunjung harian sebesar 10.000 - 15.000.

Media Relation PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Nicke Putri, memperkirakan jumlah pengunjung akan terus mengalami peningkatan pada Sabtu (28/11) dan Minggu (29/11). "Karena banyak masyarakat silaturahmi pada hari pertama (Idul Adha), puncaknya mungkin Sabtu dan Minggu besok," kata Nicke Putri.

Nicke menyebutkan kecenderungan pengunjung pada siang hari terutama pada akhir pekan menikmati wisata air seperti di pantai Ancol, Dunia Fantasi, Atlantis serta Gelanggang Samudera.

Tetapi karena sebagian besar arena wisata tersebut telah ditutup pada pukul 20.00, pengunjung biasanya pada malam hari memilih wisata kuliner seperti di restoran Jimbaran yang sangat digemari oleh wisatawan asing karena di antaranya menghadirkan nuansa Bali lewat makanan dan tarian yang disuguhkan.

Sebagian besar pengunjung Taman Impian Jaya Ancol hari ini adalah kalangan keluarga yang berdatangan dengan berbagai transportasi termasuk bus dan berasal dari daerah penyangga Jakarta seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, Bogor atau pun hingga Jawa Tengah seperti Klaten. Sementara pengunjung individu, menurut Nicke, umumnya berasal dari wilayah Jakarta. (red/*kcm)

Pemkot Jakut Bagikan 1.300 Kupon Daging Kurban

JAKARTA, MP - Nikmatnya Hari Raya Idul Adha 1430 H juga dirasakan pegawai Golongan I & II, dan anggota Pamdal serta cleaning service di lingkungan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara, termasuk warga yang bermukim di sekitar kantor Walikota. Sebab, Pemkot Jakut memberikan sekitar 1.300 kupon daging kurban kepada mereka.

Menurut Ketua Panita Penyaluran Daging Kurban, Kirno, yang juga Kasudin Perizinan Bangunan Jakarta Utara, untuk tahun ini Pemkot Jakarta Utara mengurban 18 sapi dan 63 ekor kambing.

"Sebanyak 14 sapi dipotong di sini, empat sapi lainnya diserahkan ke yayasan maupun masjid yang ada di Jakarta Utara. Sedangkan untuk 63 ekor kambing, seluruhnya diserahkan ke masyarakat melalui yayasan, panti sosial, maupun masjid. Kami juga membagikan 1.300 bungkus daging kurban yang dibagikan untuk karyawan dan warga sekitar,” kata Kirno, Jumat (217/11).

Untuk tahun ini, pemotongan hewan kurban tidak dilakukan di halaman kantor Walikota Jakarta Utara, tetap dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Cakung. "Hal ini dilakukan untuk menjaga higienis," jelasnya.

Sementara itu, Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, saat memberikan sambutan sebelum melakukan sholat Idul Adha 1430 H mengatakan, momentum haji bagi mereka yang berangkat ke Mekah harus dimanfaatkan secara optimal, sehingga menjadikan Haji yang Mabrur.

"Ibadah haji memiliki banyak hikmah. Salah satunya, adalah hikmah perkenalan, persatuan, persamaan dan diklat. Sedangkan bagi yang belum mendapat kesempatan beribadah haji ke tanah suci Mekah, dapat melakukan ibadah kurban. Karena dengan berkurban, berarti kita berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT," kata Bambang.

Momentum Idul Adha, sambung mantan Kepala Kesbang DKI Jakarta ini, memiliki makna tersendiri bagi masyarakat yang kurang mampu. Sebab, mereka dapat menyantap daging yang belum tentu dinikmati sebulan sekali. “Oleh karena itu, bagi yang mampu harus melaksanakan ibadah kurban, dan berbagi dengan saudara kita yang belum beruntung,” katanya.

Sementara itu, warga sekitar lingkungan Walikota Jakarta Utara menyambut baik dengan pembagian daging kurban tersebut. Apalagi, mereka penerima daging kurban yang notabene warga kurang mampu, sudah menunggu sejak pagi hari. Namun, pembagian daging kurban baru dilaksanakan pukul 14.00. (red/*bj)

Sejumlah Masjid Tunda Pemotongan Hewan

JAKARTA, MP - Sejumlah masjid di wilayah Jakarta Utara menunda pemotongan hewan kurban hingga hari kedua Idul Adha. Alasannya, waktu di Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Jumat, (27/11), sangat sempit.

"Karena ada Sholat Jumat," kata panitia pemotongan hewan kurban Masjid Islamic Center, Farid Broto, saat ditemui di kantornya, Jumat (27/11).

Akibatnya, masjid yang terletak di Jalan Keramat Jaya, Koja, Jakarta Utara, ini masih menerima pendaftaran hewan kurban sampai Sabtu (28/11). "Sampai sebelum waktu Sholat Zuhur, karena setelah sholat dagingnya akan dibagikan" ujar Farid.

Sampai Jumat sore, masjid yang mengeluarkan 2.500 kupon pengambilan daging tersebut, telah menerima 45 ekor kambing dan 11 sapi.
Masing-masing kupon dapat ditukar dengan sekantong plastik daging seberat satu kilogram.

"Kuponnya kami bagikan kepada warga sekitar, sesuai dengan database yang ada," kata dia. "Dan beberapa masjid yang mengajukan proposal."

Selain dari masyarakat sekitar, hewan-hewan kurban di Masjid Islamic Center berasal dari sumbangan kantor-kantor dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Penundaan pemotongan hewan kurban hingga hari kedua Idul Adha, juga terjadi di Masjid Al Muawwanah, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. "Kami tunda sampai besok, supaya ibadah Sholat Jumat tidak terganggu," kata Ketua Panitia Kurban Masjid Al Muawwanah, Sopeh.

Pemotongan 12 ekor kambing dan seekor sapi yang diterima masjid ini akan dilakukan sejak pukul 08.00 WIB. Kupon yang disebar kepada warga sekitar sebanyak 600. "Per kupon akan mendapat satu kilogram daging," ujar dia.

Berdasar pantauan di lapangan, sejumlah masjid lainnya yang menunda pemotongan adalah Masjid Sholihin, Tugu Selatan, Masjid Al Mustaqin, Tanjung Priok, dan Masjid Nurud Dakwah, Rawa Badak. (red/*tif)

Tahanan Polsek Tanjungpriok Santap Gulai Kambing

JAKARTA, MP - Hari Raya Idul Adha 1430 Hijriah menghadirkan kebahagian tersendiri bagi 19 tahanan Polsek Tanjungpriok, Jakarta Utara. Bagaimana tidak, di hari Lebaran ini, mereka mendapatkan menu makanan spesial berupa sate dan gulai kambing.

Abdulah (24), salah seorang tahanan yang terjaring kasus pencurian voucher, merasa terharu dengan diberikannya kesempatan turut menyantap sate dan gule kambing. "Saya jadi ingat bapak saya. Setiap Idul Adha selalu makan gule kambing. Tapi kini semua itu tinggal kenangan. Tahun lalu, bapak saya meninggal dunia," ujar Abdulah, Jumat (27/11).

Dirinya merasa prihatin lantaran tak ada satu pun anggota keluarganya yang menjenguk dan membawakan makanan di hari raya Idul Adha tahun ini. "Biasanya, kami tidak bisa merasakan nikmatnya makanan di tahanan. Namun hari ini kami dapat menikmati daging," ungkapnya.

Kanit Reskrim Polsek Tanjungpriok, Ipda Mulyana, mengatakan, pemberian daging kurban ke sejumlah tahanan bertujuan para tahanan dapat menikmati perayaan Idul Adha. Pada Lebaran Idul Adha kali ini, Polsek Tanjungpriok mengkurbankan 25 ekor kambing dan seekor sapi.

"Hewan kurban ini sumbangan dari anggota Polsek," ujar Mulyana. Namun dari 25 ekor kambing, 18 ekor diantaranya disumbangkan ke masjid dan yayasan sosial di sekitar Polsek Tanjungpriok.

Selain memberikan makanan gulai kambing kepada tahanan, tak ketinggalan tukang becak maupun pedagang yang mangkal di depan kantor Polsek Tanjungpriok ikut menikmati hidangan daging kurban tersebut. "Sebelum laporan polisi makan dulu mbak," ajak Mulyana ketika ada pelapor yang datang ke kantor Polsek Tanjungpriok. (red/*bj)

Kamis, November 26, 2009

Jalan Ditinggikan, Warga Senang

JAKARTA, MP - Jalan SMP 122, Kelurahaan Kapuk Muara, Penjingan, Jakarta Utara yang hampir setiap tahun tergenang air setinggi 10 cm kini sudah tidak ada lagi. Jalan sepanjang 407 meter dengan lebar 5 meter itu kini sudah diurug pasir dan dibeton setinggi 45 meter.

Kasudin Pekerjaan Umum Jalan Jakarta Utara, Maman mengatakan, peninggian jalan itu dilakukan karena hampir setiap tahun baik saat hujan maupun air laut pasang selalu kebanjiran. “Pada saat musim hujan kali ini masyarakat sudah bisa menikmati jalan tanpa harus basah-basahan lagi,”jelasnya.

Selain jalan tidak tergenang, dua RW 03 dan 09 kini juga mengaku jalannya juga terbebas dari genangan air. “Di jalan tersebut selain dilalui warga sekitar juga sebagai jalan umum banyak dilalui kendaraan roda dua dan empat. Pada saat terjadi banjir, di jalan tersebut jadi macet total,” jalas Maman.

Muklis, 34 warga rumah susun mengaku senang setelah jalan tersebut diurug dan dicor. Menurutnya, saat ini warga tidak lagi terkena banjir. “Saat ini kami tidak menenteng sendal dan sepatu lagi, saya berterima kasih pada Walikota Jakarta Utara,”ujar Muklis.(eko)

Lurah Lagoa dan Aspirasi Rakyat

JAKARTA, MP - Pendekatan dan selalu koordinasi dengan rakyat serta bawahan, itu selama ini dilakukan Muhamad Andry, Lurah Lagoa, Koja, Jakarta Utara. Dengan cara seperti ini ternyata cukup efektif karena semua permasalahan rakyat dan bawahannya dapat diketahui tanpa berlarut-larut.

Lurah lulusan STPDN tahun 1998 banyak tahu dengan permasalahan yang terjadi khususnya di wilayah Lagoa, umumnya di Koja. “Setelah lulus sekolah saya langsung ditempatkan di Walikota Jakarta Utara, bahkan saya juga sering pindah-pindah dari kecamatan satu ke kecamatan lain hingga di kelurahan Lagoa,”jelas suami dari Linda Dewi ini.

Dalam menjabat sebagai lurah di Lagoa, dia punya prinsif membangun kebersamaan, melayani masyarakat serta menerima kritik dan sarana dari warganya. Hasilnya pun dapat dirasakan masyarakat maupun bawahnya tidak sungkan-sungkan memberi masukan kepada dirinya maupun institusi yang dia pegang.

Target bapak dari Ariza dan Naila, di kelurahan Lagoa adanya meningkatkan ketertiban, kesejahteraan, penghijauan di RT dan RW. Bahkan pihaknya sudah memiliki lima RW sebagai lokasi percontohan yakni RW 05, 08, 12 dan 07, Lagoa, Koja, Jakarta Utara.

Target kedepan kata pria yang lahir tahun 1976 itu adalah menurunkan demam berdarah dengan cara memfogging. Selain itu juga menyediakan pompa-pompa air untuk mengatasi banjir. “Lagoa kalau musim hujan pasti banjir jadi kami menyediakan pompa air kapasitas besar untuk menyedot genangan air,”jelas pria yang sudah menjabat sebagai lurah sejak tiga tahun lalu itu.

Kiat melakukan pendekatan dengan warganya, lurah yang satu ini setiap ada kegiatan di RT maupun RW selalu hadir. Dari kehadiran dirinya itulah akhirnya setiap permasalah yang terjadi di rakyaknya cepat diketahui. (red/*pk)

Penerima Raskin di Jakut Capai 54.827 RTS

JAKARTA, MP - Sebanyak 54.827 rumah tangga sasaran (RTS) di Jakarta Utara, pada tahun 2009 ini menerima pembagian jatah beras untuk keluarga miskin (Raskin) dengan harga murah. Penyaluran yang dilakukan di 31 kelurahan ini sudah mencapai 95, 88 persen dengan nilai pembayarannya mencapai Rp 7.885.110. Setiap KK mendapatkan Raskin sebanyak 15 Kg dengan harga per kilonya Rp 1.600. Program ini rutin dilakukan pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi mereka yang masuk dalam kelompok miskin.

Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, saat membuka kegiatan Koordinasi Penyaluran Raskin Jakarta Utara, Kamis (26/11) menjelaskan, agar penyaluran Raskin tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat administrasi, dan tepat kualitas, maka diperlukan koordinasi dan pemantauan yang berkesinambungan oleh Tim Koordinasi Jakarta Utara dan tim penyalur Raskin kecamatan maupun kelurahan.

“Apalagi jumlah RTS di Jakarta Utara cukup tinggi yaitu berkisar 54.827 RTS, dan angka ini merupakan angka terbesar RTS penerima Raskin. Sehingga, perlu menjadi catatan bagi aparatur pemerintah untuk meningkatkan langkah-langkah intervensi yang dapat dilakukan dalam rangka penanggulangan kemiskinan, khusunya dalam menyalurkan Raskin agar lancar dan tepat sasaran,” tukasnya.

Selanjutnya ia merinci sejak Januari – Oktober 2009, tercatat untuk Kecamatan Penjaringan dengan lima kelurahan memiliki 10.889 RTS. Realisasi penyalurannya mencapai 97,60 persen dengan nilai pembayarannya sebesar Rp 1.594.110.

Kemudian Kecamatan Tanjungpriok, di tujuh kelurahan tercatat ada 6.502 RTS dengan realisasi penyaluran Raskin 93,10 persen dan nilai pembayarannya Rp 907.996. Untuk Kecamatan Koja dengan enam kelurahan tercatat ada 11.399 RTS, realisasi penyalurannya mencapai 93,66 persen dan nilai pembayarannya sebesar Rp 1.601.505.

Kecamatan Cilincing dengan tujuh kelurahan tercatat memiliki 19.178 RTS dengan realisasi penyaluran 97,71 persen dan pembayaran mencapai Rp2.810.730. Untuk Kecamatan Pademangan dengan tiga kelurahan tercatat ada 5.627 RTS dengan realisasi penyaluran mencapai 93,60 persen dan nilai pembayarannya Rp 789.990. Kecamatan Kelapagading dengan tiga kelurahan tercatat ada 1.232 RTS dengan realisasi penyalurannya 97,82 persen dan nilai pembayaran mencapai Rp 180.780.

"Dari enam kecamatan itu terdapat 31 kelurahan penerima Raskin, total penerimanya 54.827 RTS dengan realisasi penyaluran sebesar 95,88 persen dan nilai pembayarannya mencapai Rp 7.885.110,” jelasnya.

Bambang juga menyebutkan, koordinasi penyaluran antar unit terkait dalam penyaluran Raskin sangat diperlukan. Sehingga penyalurannya itu tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dan tepat pembayarannya. “Pembinaan terhadap tim Raskin, baik yang berada di tingkat kecamatan maupun kelurahan serta penerima manfaat Raskin RTS ini bisa meningkatkan kelancaran pelaksanaan penyaluran Raskin,” jelasnya.

Juru bicara Bulog Divre DKI Jakarta, Bunbun mengatakan, setiap bulan wilayah Jakarta Utara mendapatkan jatah 82 ton atau lebih tinggi setelah Kabupaten Kepulauan Seribu yang hanya 75 ton.

Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Pusat, masih banyak penyaluran Raskin yang tidak tepat sasaran. Selain itu, jumlah takarannya juga sering berkurang, termasuk harga yang kerap tidak sesuai dengan harga resmi yaitu Rp1.600 per kilogram dengan jatah 15 kg.

“Selain itu, untuk kawasan Jakarta Utara, ada juga yang masih menunggak seperti kelurahan Sunteragung, Rorotan dan Tugu Utara. Untuk itu, penyaluran raskin untuk tiga kelurahan tersebut ditangguhkan dulu hingga tagihan selesai dilunasi," jelas Bunbun.

Selamet Suhartono, petugas dari Sudin Kesejahteraan Sosial Jakarta Utara, mengakui adanya tunggakan pembayaran Raskin di tiga kelurahan tersebut. Namun hal itu bukan tunggakan melainkan kekurangan. Sebab, pihak kelurahan sudah membayar tetapi masih kurang karena ada beberapa RW yang belum menyetorkan. “Itu hanya teknis saja, ada beberapa RW yang belum menyetorkan karena kesibukannya,” katanya. (red/*bj)

Rabu, November 25, 2009

Parkir Truk dan Kontainer Resahkan Warga

JAKARTA, MP - Meski sudah sering ditertibkan, namun sejumlah sopir truk dan kontainer nampaknya tak pernah jera. Buktinya, mereka tetap nekat memarkirkan kendaraan di tempat-tempat terlarang. Akibat ulah mereka, kemacetan arus lalu lintas sering terjadi hingga berkepanjangan. Seperti di Jl Raya Arteri Marund, Jl Raya Cilincing, dan Jl Raya Cakung-Cilincing (Cacing).

"Mereka seenaknya parkir sembarangan. Padahal jelas sepanjang Jalan Cacing tak boleh parkir. Akibatnya, setiap hari terutama jam sibuk, lalu lintas di Jl Cacing macet total. Apalagi yang parkir di bahu jalan itu jenis kendaraan besar," kata Rahmat (35), warga Jl Kebantenan Semper Timur, Rabu (25/11).

Hal senada ditandaskan Abdulah, warga Kampung Tugu Semperbarat. Ia mengatakan, ulah sopir truk dan kontainer yang memarkirkan kendaraanya di pinggir jalan, tak hanya memicu kemacetan, tapi juga bisa mengakibatkan kecelakaan pengendara roda dua. "Setiap hari, terutama pada jam sibuk, sepanjang Jl Raya Cilincing dan Jl Raya Cacing macet. Banyak truk dan kontainer parkir sembarangan di jalan ini. Tak tanggung-tanggung bisa sepuluh truk atau kontainer yang parkir sehingga membuat macet. Bahkan, parkir liar ini sempat memakan korban. Ada seorang pengendara sepeda motor yang berusaha menyalip, namun menabrak kontainer yang parkir di jalan," jelasnya.

Pantauan di lapangan, parkir liar tidak hanya terdapat di kawasan Cilincing saja, akan tetapi juga terlihat di Jl RE Martadinata. Padahal, jalan itu sudah menyempit akibat peninggian pembatas sisi kiri kanan jalan untuk mengantisipasi air laut pasang. Demikian hlanya di Jl Raya Penjagalan, Jakarta Utara.

Ali Pong (38), Ketua RW 03 Penjagalan, Penjaringan, mengatakan, kontainer yang parkir sembarangan itu tak hanya membuat jalanan menjadi macet, tapi juga mengganggu aktivitas warga sekitar, khususnya untuk akses keluar masuk melalui jalan kecil atau gang. "Kami kesulitan masuk ke jalan kecil atau gang karena tertutup bodi kontainer yang panjang," kata Ali.

Sebenarnya warga sudah beberapa kali mengirimkan surat ke Polsek Penjaringan dan Sudinhub Jakarta Utara agar kontainer ini segera ditertibkan. Namun hingga saat kini, kedua instansi itu belum melakukan tindakan apa-apa.

Lurah Penjagalan, Joni SAP mengaku telah menerima keluhan warga RW 03, terkait maraknya parkir liar di sepanjang Jl Raya Penjagalan. Bahkan keluhan warganya itu telah disampaikan ke Sudin Perhubungan setempat. “Sebenarnya itu bukan wewenang kami. Namun demikian, kami sudah melayangkan surat keluhan warga ke instansi terkait, dalam hal ini Sudinhub Jakarta Utara,” ujarnya.

Kasie Penertiban Sudin Perhubungan Jakarta Utara, Samsul Mizar, ketika dikonfirmasi menuturkan, sebenarnya penertiban terhadap kendaraan yang parkir liar sudah sering dilakukan. Sayangnya, saat petugas lengah langsung dimanfaatkan para sopir kontainer untuk memarkirkan kembali kendaraannya di tempat terlarang.

"Dalam minggu ini saja, kami sudah menilang 30 kontainer yang kedapatan parkir di depan rambu larangan. Bahkan, ada juga yang dikandangkan. Tetapi tetap saja mereka membandel,” jelasnya. Selain menilang, pihaknya juga melayangkan teguran keras kepada perusahaan pemilik kontainer. (red/*bj)

Ancol Akan Produksi Air Bersih

JAKARTA, MP - PT Pembangunan Jaya Ancol tidak hanya bergerak di bidang pariwisata. Buktinya, tahun 2010 mendatang, Ancol menargetkan sudah bisa memproduksi air bersih sendiri.

Tak tanggung-tanggung, dana sebesar Rp 50 miliar akan akan diinvestasikan untuk penyediaan air bersih melalui fasilitas salinasi air laut (reverse osmosis) tersebut. Fasilitas tersebut mampu memproduksi air bersih sekitar 5000 meter kubih per hari.

Selain untuk memenuhi kebutuhan Ancol sendiri, air bersih ini juga dapat digunakan untuk memenuhi sebagian warga Jakarta. Apalagi selama ini, kebutuhan listrik dan air memakan porsi yang cukup besar dari pengeluaran Ancol, yakni sekitar 10 hingga 12 persen.

“Dengan program ini, selain untuk memenuhi Ancol sendiri, juga dapat memenuhi kebutuhan sebagian penduduk Jakarta," ujar Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, saat paparan publik laporan kinerja kwartal III tahun 2009, di Gedung Cordova lantai 8, Ancol, baru-baru ini.

Selain akan memproduksi air bersih, tahun 2010 mendatang Ancol juga akan mengaggarkan capital expenditure sebesar Rp 520,93 miliar. “Dana sebesar itu untuk membiayai pengembangan fasilitas dan kawasan wisata yaitu Rp 265,28 miliar, pengembangan proyek properti Rp 225,95 miliar, dan lainnya senilai Rp 29,70 miliar,” ujar Budi.

Budi Karya menambahkan, strategi penambahan pendapatan untuk segmen rekreasi pada tahun 2010, Ancol menambah wahana baru di salah satu unit rekreasi antara lain Dunia Fantasi dan melakukan sejumlah perbaikan wahana.

Salain itu, kata Budi Karya, Ancol juga mengembangkan pangsa pasar di mancanegara dengan pentas lumba-lumba di Soui Tien Park, Ho Chi Minh Vietnam, dengan nilai investasi sebesar Rp 10 miliar. Ekspansi ini juga direncanakan akan dilakukan di Tiongkok dan Thailand.

Kinerja dari segmen Properti pada kwartal 3 tahun 2009, Perseroan mampu menghasilkan pendapatan dari segmen properti sebesar Rp 51,304 miliar. Sedangkan untuk periode kwartal 3 tahun 2008, properti mampu membukukan Rp187,2 miliar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja segmen properti, perseroan meluncurkan produk baru seperti The Bukit dan The Forest yang keduanya merupakan properti dengan keunggulan nuansa pantai, yang dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 5,4 hektar.

“Perseroan sendiri menargetkan dapat menjual The Bukit dan The Forest sebanyak 25 dan 12 kaveling rumah pada 2009 dari rencana pengembangan 76 kaveling The Bukit dan 34 kavling The Forest,” ujar Budi Karya.

Sementara itu, hingga akhir September 2009, jumlah kunjungan ke Ancol mencapai 9,17 juta orang. Bahkan hingga akhir tahun nanti, kunjungan ditargetkan mencapai 14,15 juta orang.

Tingkat kunjungan tersebut tumbuh sebanyak 5 persen. Dengan kombinasi kenaikan harga tiket masuk rata-rata 10 persen, pendapatan Jaya Ancol hingga kuartal 3 tahun 2009 mencapai Rp 414,77 miliar.

Pendapatan rekreasi menyumbang pendapatan terbesar bagi perusahaan daerah yang 72 persen sahamnnya dimiliki Pemprov DKI jakarta ini, yakni 81,14 persen daro total pendapatan per 30 September 2009 sebesar Rp 508,72 miliar. (red/*bj)

Keselamatan Terancam, Warga Pluit Protes Baliho

JAKARTA, MP - Ketua RW 015 Yusdi Buhari mewakili warga Pluit memprotes keberadaan baliho yang mengancam keselamatan warga dan dikhawatirkan bila roboh dapat merusak tanggul penahan banjir di belakang kantor kelurahan Pluit khususnya di RT 01/015 Kelurahan Pluit, Jakarta Utara.

“Kami memprotes keberadaan baliho berukuran besar lebih dari 6X15 M di dekat tanggul yang dibangun warga, apalagi di bawah baliho itu banyak pekerja kebersihan yang mengolah sampah di lokasi yang dijadikan LPS,” ungkap Ketua RW 15 Yusdi Buihari
Dia menjelaskan, sejak setahun lalu diawal rencana pembangunan billboard (baliho) Daihatsu telah mengirimkan surat kepada kontraktor CV Triguna Prima Perkasa yang memprtanyakan kelengkapan surat pertanggungjawaban dari kontraktor bila terjadi bencana yang tidak diinginkan.

”Dalam surat ke kontraktor yang tembusannya ditujukan kepada lurah dan camat itu. Tanggul tersebut merupakan dana swadaya yang hampir menghabiskan Rp 925 juta,” jelasnya.

“Kalau melihat billboard itu justru sebagian menjorok ke wilayan RW 15 karena melewati tanggul balihonya,” ungkap Yusdi lagi mengaku heran ada pihak jasa marga yang mengklaim itu tanahnya.

Sementara saat terjadi tanggul jebol tahun 2002 dan 2007 yang nyaris menenggelamkan pemukiman warga justru piohak Jasa Marga tak pernah muncul.

Kini setelah warga membangun tanggul dengan cara swadaya justru pihak Jasa Marga yang mengizinkan swasta membangun baliho yang kini diprotes warga.

Hal ini dibenarkan lurah Pluit Sugiharjo Timbo yang mengaku selama ini Jasa Marga tidak pernah muncul saat terjadi berulangkali tanggul jebol. Justru wargalah yang membangun tanggul itu.

”Kini tiba-tiba muncul surat dari jasa marga yang mengizinkan pembangunan baliho itu, padahal sejak pondasi dibangun kami sudah menyetopnya,” ungkapnya.
Sugiharto juga membantah ada oknum kelurahan yang sesuatu hingga pembangunan baliho yang meresahkan warga itu berdiri. Namun demikian pihaknya berusaha mendamaikan karena ada oknum keamanan yang dibawa pihak Jasa Marga saat pembangunan baliho yang diprotes warga tersebut. (red/*pk)

Ada Permainan Lelang, Pemkot Jakut Diminta Seriusi

JAKARTA, MP – Aksi demo Banteng Muda Indonesia (BMI) yang menuntut walikota Jakarta Utara (Jakut) membersihkan KKN dalam proses lelang, tidak boleh dianggap angin lalu. Pasalnya, menurut Direktur Eksekutif Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif Sugiyanto, dugaan ada permainan harus segera di klirkan. Jangan sampai timbul kesan ada yang tidak beres dalam lelang. Hingga menyebabkan kegiatan pembangunan tidak beres. Yang ujung-ujungnya KKN merajalela.

"Indikasi ada mafia lelang, bisa tercium yang menang lelang itu-itu saja. Walaupun mereka berganti-ganti perusahaan. Padahal pemiliknya dia-dia juga. Jika benar begitu, tentu pemerintah harus bertindak," ujarnya baru-baru ini.

Untuk mengatasi mafia lelang, Sugiyanto menyarankan pemerintah lebih selektif. Kalau perlu Jaksa ataupun KPK turun tangan mengecek. Sebab kata dia, walaupun saat ini sudah ada sistem elektronik dan transparan, tetap harus dicek. "Cek perusahaan peserta lelang, alamatnya benar tidak. Kemudian laporan rugi labanya, terus karyawannya ada tidak. Ini untuk menghilangkan dugaan hanya papan nama. Yang kemudian proyeknya setelah dapat diberi ke perusahaan lain," terang Sugiyanto.

Lebih lanjut dia mengatakan, jika transparansi, dan keadilan dilakukan, kisruh dalam setiap lelang, tentu tidak terjadi. "Itu yang harus dijunjung tinggi," punkas Sugiyanto.

Untuk diketahui, sebelumnya puluhan anggota BMI Jakut berdemo di kantor walikota. Organisasi sayap PDIP itu, mendukung langkah pemkot Jakut memberantas KKN. Khususnya dalam setiap lelang. Jhon Rusli, salah satu penasehat BMI mengatakan, praktek dugaan kecurangan dalam setiap lelang banyak terjadi di sudin-sudin.

"Seperti di sudin perumahan, sosial, dan sebagainya. Saya tahu siapa-siapa yang bermain dalam lelang di sana. Saya juga siap dikonfrontasikan dengan yang bersangkutan dalam hal dugaan ketidakberesaan dalam lelang di pemkot Jakut," punkasnya. (cok)

Selasa, November 24, 2009

Pantai Marunda Dikotori Gunungan Sampah

JAKARTA, MP - Bau bangkai dan anyir langsung menyesaki dada. Sampah bertumpuk dan berserakan di pantai publik, di kawasan Pantai Marunda, Jakarta Utara. Gunungan sampah di pinggiran pantai sepanjang bahkan hanya sekitar lima ratusan meter dari Rumah Pitung sudah teronggok hampir satu bulan lamanya.

Berdasar pengamatan, sampah di lokasi yang mulai ditumbuhi tanaman bakau ini kebanyakan berupa sampah pelastik dari limbah rumah tangga. Bahkan di beberapa titik terdapat bangkai tikus dan kucing ikut menjadi satu dengan onggokan sampah itu.
Pemandangan dan bau tidak sedap ini menghiasi gerbang lokasi wisata pesisir yang kerap dikunjungi warga sekitar pada setiap akhir pekan. Padahal, pintu masuk pantai yang terletak di belakang kompleks rumah susun milik Marunda itu berjarak sekitar dua ratus meter dari bibir pantai.

"Sampah-sampah ini terbawa air pasang," kata Sudirman, 63 tahun, nelayan di kawasan pantai Marunda, saat ditemui, Selasa (24/11). "Umumnya sampah ini berasal dari Kali Baru dan Cilincing."

Menurut Sudirman, warga di sekitar pantai publik Marunda khawatir kondisi itu bisa berakibat pada penurunan pengunjung. Sehingga bisa berakibat terhadap berkurangnya pendapatan warga sekitar yang biasa berjualan makanan dan minuman.

Witiarsi, 46 tahun, pemilik warung makan kerang hijau di sekitar pantai juga merasakan kekahawatiran serupa. "Kalau terus bau sampah, bisa-bisa orang-orang yang datang ke sini tidak selera makan lagi," ujar ibu tiga anak ini.

Biasanya, ia melanjutkan, sampah-sampah tersebut dibersihkan dan diangkut kapal pengeruk sampah. Tapi, sudah lebih dari tiga minggu, kapal yang dioperasikan oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara itu tidak pernah datang lagi.

Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara Indra Wijaya membenarkan bahwa kapal pengeruk sampah sudah lama tidak beroperasi di kawasan pantai Marunda. Sehingga, ia tidak bisa memastikan kapan sampah-sampah di pantai publik, kawasan pantai Marunda, bisa dibersihkan. "Satu dari lima kapal pengangkut sampah yang ada sedang rusak, dan sudah lebih dari tiga minggu ini," kata Indra.

Akibatnya, kapal pengeruk sampah yang tersisa hanya mampu mengangkut sampah di daerah Muara Baru dan hutan mangrove. Sedangkan pantai Jakarta Utara memiliki panjang sekitar 32 kilometer. "Selebihnya, kami tidak sanggup," ujar dia.

Lima kapal pengeruk sampah yang dimiliki Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara terdiri dari satu kapal besar dan empat kapal kecil. Kapasitas total sampah yang bisa terangkut dalam sehari adalah sekitar 50 meter kubik. "Sedangkan sampah yang ada jauh melebihi dari kapasitas yang ada," katanya. "Apalagi kalau hujan datang, sampahnya bisa lebih banyak lagi." (red/*tif)

Ada Penyimpangan PPMK, Warga Sunter Agung Resah

JAKARTA, MP - Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Jakarta Utara (Jakut), ternyata masih menyisakan masalah. Dugaan adanya penyimpangan dana bergulir masih saja terdengar.

Contohnya, seperti yang terjadi di kawasan elit Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut). Sejumlah tokoh masyarakat setempat, mendesak praktek tak terpuji tersebut dituntaskan. Hal tersebut diungkapkan warga usai gelar kasus dugaan penyimpangan dana PPMK, antara tokoh masyarakat, dewan kelurahan (dekel) dan Lurah Sunter Agung, Selasa (24/11) sore.

"Kami menemukan ada suami istri yang tidak pernah merasa meminjam uang PPMK senilai Rp 5 juta. Serta ada dua orang yang identitasnya tidak dikenal, tetapi mendapat pinjaman," ujar Sutjiadi Lukas, salah seorang warga Kelurahan Sunter Agung.

Sutjiadi menambahkan, mengetahui dugaan penyimpangan setelah datang surat teguran. Yakni dari dekel Sunter Agung. Bahwa suami istri tersebut mempunyai tunggakan hutang. Sedangkan warga yang tidak dikenal mendapat pinjaman karena diduga ada pemalsuan data dan stempel RT. "Dugaan penyimpangan penyaluran dana PPMK ini diduga dilakukan oknum dekel," ujarnya.

"Ini sepertinya bukan yang pertama, setelah kami selidiki lagi masih ada dugaan penyimpangan lainnya. Ini kalau mau diusut tuntas bisa lebih, mengingat dana PPMK untuk kelurahan jumlahnya cukup besar," imbuh Sutiadi.

Selain itu, dia juga meminta lurah ikut bertanggungjawab terhadap kekisruhan penyaluran dana PPMK. "Lurah harusnya mengawasi jangan sampai ada penyimpangan," pungkasnya.

Sementara itu, Lurah Kelurahan Sunter, Agung Doni Sholeh mengatakan, pihaknya sengaja mengumpulkan tokoh masyarakat dan dekel untuk menyelesaikan kekisruhan tersebut. Pihaknya tidak ingin kasus ini melebar keluar.

"Kita mau diselesaikan secara musyawarah permasalahan itu. Cukup sampai disini saja," ujarnya saat ditemui usai gelar kasus. Doni menambahkan, di kelurahannya rata-rata yang tinggal adalah menengah ke atas. Bahkan walikota Jakut juga tinggal di sana.

"Permasalahan yang memuncak ini antara dekel dan warga. Jadi kita coba selesaikan secara baik-baik" pungkasnya.

Untuk diketahui, PPMK di Jakut, berdasarkan hasil audit dana bina ekonomi PPMK 2001-2007, kebanyakan dana tidak sehat. Alias tidak kembali, entah itu bangkrut, pindah alamat , enggan mengembalikan dan sebagainya. Dari dana awal Rp 64.579.527.991 yang dikucurkan, dana sehat hanya Rp 22.319.930.007.
Sedangkan dana tidak sehat mencapai Rp 42.807.851.085. Ironisnya jumlah dana tidak sehat itu kebanyakan disumbang karena warga enggan mengembalikan. Besarnya mencapai Rp 28.435.536.373.

Adapun penyelesaian dana tidak sehat, untuk yang enggan mengembalikan misalnya, ditempuh prosedur kerja. Diantaranya diminta pengembalian tunai, menyerahkan barang jaminan, mencicil dengan membuat surat pernyataan. (cok)

Perumahan Elite Gading Orchard Resahkan Warga

JAKARTA, MP - Ribuan warga Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara belakangan ini resah, terkait pembangunan perumahan elite Gading Orchard yang tak jauh dari tempat pemukiman mereka. Sebab pihak pengembang PT GOS (Grand Orchard Summarecon), meninggikan badan jalan dan lahan perumahan setinggi satu meter. Sehingga pemukiman warga berada di dataran yang lebih rendah.

Keresahan warga cukup beralasan. Sebab sebelum lahan perumahan elite itu ditinggikan, kawasan tersebut sudah sering tergenang air hingga 40 sentimeter dan melumpuhkan aktivitas warga.

“Lalu bagaimana jadinya jika lahan proyek itu ditinggikan, dipastikan tempat tinggal kami bakal tenggelam. Apalagi kini sudah memasuki musim hujan,” kata Sumargono (45), warga RW 09 kompleks perumahan Gading Griya Lestari, Selasa (24/11). Ancaman banjir, ternyata tidak hanya melanda RW 09, akan tetapi juga wilayah lain seperti di RW 01, 05, 010, dan 03.

Warga sudah melakukan aksi protes dan meminta pihak PT GOS untuk segera membuat saluran air, namun permintaan warga itu tak pernah didengar. Timbul kesan bahwa seolah PT GOS hanya mementingkan bisnis semata tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat peninggian lahan tersebut.

Hal senada dikatakan H Said (40), warga lainnya yang mengatakan PT GOS tidak mau mendengar keluhan warga setempat. Karenanya kini warga meminta agar Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara untuk segera melakukan normalisasi Kali Cakung Lama yang kondisinya sudah menyempit dan dangkal. ”Sehingga kalaupun hujan turun deras, kali tersebut tidak meluap lagi dan menggenangi perumahan di sini,” katanya.

Lurah Sukapura, Ade Himawan, mengaku sudah memfasilitasi aspirasi warga dengan PT GOS. Sayangnya memang ia melihat bahwa PT GOS kurang menyosialisasikan sistem tata air yang dikembangkan di proyeknya. “Mereka kurang melakukan sosialisasi kepada warga. Oleh karena itu kami mencoba memfasilitasinya,” kata Ade.

Eksekutif Direktur PT Summarecon Agung Tbk, selaku pengembang PT GOS, Adrianto Adhi mengatakan, Perumahan Grand Orchard dibangun sebagai tempat pemukiman dan ini sesuai dengan lembar rencana kota (LRK) yang dikeluarkan Dinas Tata Kota Pemprov DKI Jakarta. Di kawasan itu nantinya juga dilengkapi dengan sistem tata air eksternal maupun internal.

Pada sistem tata air eksternal, pengembang membangun saluran tepi sepanjang satu kilometer lebih dengan sebutan perimeter ditch. Saluran ini memiliki lebar tiga meter dan panjang satu kilometer lebih. “Saluran ini dibangun tetap di batas Grand Orchard dengan pemukiman warga yang mengitari sisi luar utara dan selatan kawasan Grand Orchard. Saluran ini berfungsi untuk menampung pembuangan air dari warga di luar kawasan Grand Orchard, untuk kemudian dialirkan ke Kali Cakung Lama,” kata Adrianto.

Bahkan untuk kelancaran aliran air dari saluran tepi ke Kali Cakung Lama, pihaknya telah melaksanakan pembebasan lahan di titik pertemuan saluran tepi dengan Kali Cakung Lama. Nantinya lahan tersebut digunakan untuk pembuangan saluran tepi ke Kali Cakung Lama.

“Kami juga membangun sistem tata air internal atau sistem tata air mandiri yang nantinya dibangun di dalam kawasan Grand Orchard. Aliran airnya sama sekali tidak dibuang ke saluran batas atau peremeter ditch, namun dialirkan langsung ke Kali Cakung Lama melalui green spine,” jelasnya. Green spine merupakan sebuah jalur hijau sepanjang satu kilometer lebih yang berada di tengah kawasan Grand Orchard dan memiliki multi fungsi. Selain sebagai ruang terbuka hijau sekaligus area resapan air. (red/*bj)

Nelayan Diminta Waspada Melaut

JAKARTA, MP - Memasuki musim angin barat, para nelayan diminta waspada ketika berangkat melaut. Jika angin cukup kencang dianjurkan untuk tidak memaksakan diri untuk berangkat melaut. Demikian diungkapkan Bupati Kepulaun Seribu, Burhanuddin.

Ia menjelaskan, saat ini angin barat cukup kencang dan sudah menjadi siklus tahunan. Oleh karena itu, para nelayan diminta waspada, jika tak memungkinkan jangan dulu melaut. Pasalnya, dengan kondisi angin kencang rawan kapal karam.

“Diminta para nelayan, khususnya ojek kapal harus mengutamakan keselamatan penumpang. Saat ini angin barat cukup kencang. Bahkan petugas Syahbandar sudah mengeluarkan surat peringatan agar para nelayan atau perahu kecil berhati-hati ketika melaut,” jelas Burhanuddin.

Peringatan tersebut tentunya cukup mendasar. Pasalnya, Sabtu (21/11) sore, sebuah kapal pesiar Roma tenggelam di perairan Pulau Damar Besar, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Kapal yang mengangkut empat penumpang dan dua awak ini karam setelah dihantam ombak setinggi empat meter.

Untungnya seluruh penumpang selamat yaitu dua awak kapal Eeng (Nahkoda ), Hartonto (ABK) dan empat penumpang Manzur, Yanto, Utomo, dan Edi. Mereka bermaksud ingin memancing, berangkat dari pelabuhan Marunda menuju perairan pulau damar besar. "Untungnya seluruh penumpang dan awak kapal bisa diselamatkan oleh kapal nelayan yang lewat," kata Kepala Satuan Penegakkan Hukum Direktorat Kepolisian Air Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya Ajun Komisaris Polisi Edi Guritno, di Jakarta.

Ia menuturkan, saat melintas di depan pospol pulau damar besar kapal sewaan itu tiba - tiba dihantam ombak setinggi 4 meter, sehingga kapal oleng dan kemudian tenggelam. Penumpang berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan " Haikal II " ketika melintas di lokasi.


Sampai saat ini, kapal yang tenggelam tersebut belum berhasil ditemukan. Pasalnya di perairan lokasi kapal tenggelam memiliki kedalaman sekitar 30 meter.


Akibat kejadian ini, diperkirakan pemilik kapal menderita kerugian mencapai Rp 150 juta. Kejadian tersebut pun masih terus diselidiki oleh petugas Kepolisian Air Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya. (cok)

Enam Rumah Ludes Dilalap Api

JAKARTA, MP - Sedikitnya enam rumah di Jl Pademangan Raya IV RT 15/08 Pademangantimur, Jakarta Utara, Senin (23/11) kemarin pukul 06.45, ludes dilalap si jago merah. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun kerugian materi akibat kebakaran itu diperkirakan mencapai Rp 100 juta.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, kebakaran ini diduga akibat hubungan arus pendek listrik di rumah milik Sutarli (45), warga setempat. Sebab api pertama kali diduga berasal dari rumah petakan berukuruan 20x60 meter. Di rumah tersebut juga ditemui banyak kabel dan stopkontak yang tidak teratur alias semrawut.

“Dugaan sementara kebakaran diakibatkan hubungan arus pendek listrik di rumah milik Sutarli. Soalnya, kami menemukan banyak kabel semrawut di rumah tersebut,” kata Biduan Sitorus, Perwira Piket, Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, Jakarta Utara, ketika ditemui di lokasi kejadian, kemarin.

Hal senada juga diakui Rahmat (35), seorang warga lainnya yang rumahnya turut dilalap api. Lelaki yang bekerja sebagai security di sebuah perusahaan swasta di kawasan KBN Pelabuhan Tanjungpriok ini, mengaku kaget. Saat kejadian, ia baru saja pulang kerja.

“Tiba-tiba saja, para tetangga berteriak ada api. Saya bersama istri dan anak-anak berusaha menyelamatkan diri dan barang-barang berharga termasuk dokumen-dokumen penting. Tapi sayang, api begitu cepat dan melalap enam rumah, termasuk rumah saya,” kata Rahmat dengan nada sedih sambil memandangi rumahnya yang telah gosong.

Untuk memadamkan kobaran api, sedikitnya 14 unit mobil pemadam kebakaran dari Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Utara diterjunkan ke lokasi kejadian. Api baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 08.00 atau satu jam lebih setelah kejadian.

“Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini. Hanya saja petugas mengalami kesulitan saat akan memadamkan api karena lokasinya berada di gang sempit,” ujarnya seraya mengatakan rata-rata rumah yang terbakar itu adalah bangunan semi permanen yang dindingnya terbuat dari kayu. (cok)

Senin, November 23, 2009

Dapat Dana Bergulir, Koperasi Makin Diminati

JAKARTA, MP - Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK), mendapat sambutan antusias. Di wilayah Jakarta Utara (Jakut) misalnya, sejumlah masyarakat mulai menantikan gelontoran dana tersebut. Namun tidak banyak yang tahu, jika salah satu persyaratan mendapatkan dana tersebut harus terdaftar sebagai anggota atau calon anggota koperasi.

"Saya mau ngurus pinjaman PEMK. Katanya harus jadi anggota koperasi dulu. Sebab penyalurannya melalui lembaga tersebut," ujar Risdianto, warga Jalan Swasembada Barat, Kebonbawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut).

Hal serupa juga diungkapkan Purnomo, warga Rawabadak Selatan, Koja, mengaku belum mengetahui tatacara untuk mendapatkan pinjaman tersebut.

“Saya dengar ada dana pinjaman dari kelurahan. Dan saya belum tahu bagaimana caranya, untuk itu saya datang ke kelurahan untuk mencari informasi,” kata pria yang juga berjualan pecel lele depan Islamic Center ini mengaku berminat membentuk koperasi bersama rekan seprofesinya yaitu penjual pecel lele di Kecamatan Koja.

Kasudin Koperasi, UMKM dan Perdagangan, Pemkot Jakut Baharuddin membenarkan hal itu. Menurut dia, salah satu persyaratan untuk pemanfaatan dana tersebut adalah mengajukan permohonan kepada koperasi. Memiliki usaha produktif berskala mikro dan berdomisili serta mempunyai KTP di kelurahan setempat.

"Tujuan pemberian dana bergulir PEMK meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan. Dengan Upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan," ungkap Baharuddin saat memberikan pengarahan tentang pengelolaan dana bergulir PEMK kepada masyarakat Jakut.

Baharuddin menambahkan, dana PEMK sasarannya memang masyarakat kelurahan. Namun yang melakukan aktifitas usaha. Baik itu perorangan maupun kelompok.

"Baru-baru ini sudah dua koperasi di dua kelurahan yang telah kita berikan dana PEMK. Yakni koperasi di Tugu Utara dan Sukapura. Jumlahnya untuk dua koperasi itu sekitar Rp 450 juta," terangnya. "Untuk DKI sendiri setahu saya baru 16 koperasi di kelurahan yang diberikan," imbuhnya.

Walaupun penyaluran dana PEMK melalui koperasi, namun tidak sembarang diberikan. Persyaratan untuk Koperasi itu kata, Baharuddin diantaranya, harus berbadan hukum. Mempunyai usaha jasa keuangan, berkedudukan dan melakukan usaha di satu wilayah kelurahan. Mengemban visi dan misi pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat kelurahan. Beranggotakan masyarakat setempat.


"Selain itu, pengurus, pengawas telah mengikuti diklat perkoperasian. Serta pengelolaan diklat tentang pengelolaan usaha LKM," terangnya. "Koperasi juga harus mematuhi peraturan pengelolaan dana bergulir yang ditetapkan," pungkasnya.

Walaupun syarat mendapatkan dana PEMK selektif, pemkot Jakut tetap harus melakukan kontrol. Terutama pengembalian dana yang digulirkan. Maklum, program sebelumnya yakni program pemberdayaan masyarakat kelurahan (PPMK) di Jakut, berdasarkan hasil audit dana bina ekonomi PPMK 2001-2007, kebanyakan dana tidak sehat. Alias tidak kembali, entah itu bangkrut, pindah alamat , enggan mengembalikan dan sebagainya. Dari dana awal Rp 64.579.527.991 yang dikucurkan, dana sehat hanya Rp 22.319.930.007. Sedangkan dana tidak sehat mencapai Rp 42.807.851.085. Ironisnya jumlah dana tidak sehat itu kebanyakan karena enggan mengembalikan. Yakni sebesar Rp 28.435.536.373.

Adapun penyelesaian dana tidak sehat, untuk yang enggan mengembalikan misalnya, ditempuh prosedur kerja. Diantaranya diminta pengembalian tunai, menyerahkan barang jaminan, atau mencicil dengan membuat surat pernyataan. “Kita upayakan pegembalianya secara menyicil dengan melampirkan surat pernyataan tidak mampu dari RT/RW yang diketahui Dekel dan Lurah,” tandas Baharuddin. (cok)

BMI Jakut Dukung Berantas Mafia Lelang

JAKARTA, MP - Puluhan massa Banteng Muda Indonesia (BMI) Jakarta Utara (Jakut), berunjuk rasa di depan kantor walikota. Mereka menuntut mafia lelang yang diduga banyak terjadi, segera diberantas. Organisasi sayap dari PDIP itu juga mendukung Walikota Jakut memberantas KKN.

Dedy Pardede, ketua aksi BMI Jakut mengatakan keberadaan aparatur Negara yang bersih dan bermoral, jangan dirusak. Karena itu kata dia, BMI mendukung Walikota Jakut Melakukan pemberantasan KKN.

"Serta menciptakan aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa," ujar Dedy.

Lima perwakilan aksi kemudian ditemui M Darwis Adji, Kabag Kesatuan Bangsa dan Politik Jakut. Jhon Rusli salah satu perwakilan aksi, yang ditemui Kesbangpol, mengatakan bahwa ada dugaan KKN dalam setiap lelang.
"Kami juga menemukan adanya dugaan praktek mafia dalam lelang. Seperti di Sudin Sosial, PU Jalan, Perumahan," ujar Jhon Rusli kepada Darwis. "Mafianya itu dia-dia juga. Pemenang lelang. Jadi ada semacam peraturan dalam penentuan pemenang. Inikan tidak baik buat pembangunan," ujar Jhon Rusli.

Dia menambahkan di Sudin Sosial, proyek lelang untuk urukan lahan, tidak jelas juntrungannya. "Pemenangnya hingga sekarang tidak diumumkan," katanya.

Jhon Rusli pun meminta Darwis menyampaikan dugaan mafia lelang ke Walikota Jakut. "Kami siap ditemukan oleh Kasudin yang diduga telah melakukan KKN dalam proyek lelang," tegas Jhon Rusli.

Usai menyampaikan aspriasinya, perwakilan aksi kemudian membubarkan diri. Mereka naik ke dua Bus Metromini dan satu angkot KWK. Mereka yang melakukan aksi, meminta agar KPK turun tangan, jika tuntutan itu tidak dipenuhi. (cok)

Dipukul Satpol PP, Warga Sempertimur Lapor Polda Metro Jaya

JAKARTA, MP - Kekerasan saat melakukan penertiban bangunan liar yang berada di lahan seluas 4,5 hektar, dibongkar paksa Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Utara, Rabu (18/11) lalu sekitar pukul 05.00 WIB, dilaporkan Polda Metro Jaya. Hal itu dikatakan, Edi Halomoan Gurning dari Tim Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Pasalnya, lima warga yakni Ngasimin, Agus Asmoro, Rayudi, Tomi dan Surmayani mengalami luka kekerasan. "Mereka itu dipukuli satpol PP saat mempertahankan rumahnya yang akan dibongkar paksa," ujar Edi.

Kuasa hukum warga Semper Kebantenan, RW 03, Sempertimur, Cilincing, Jakarta Utara tersebut, aksi pembongkaran dilakukan oleh Satpol PP Jakarta Utara diwarnai kekerasan. "Saya menyesalkan tindakan kekerasan yang dilakukan Satpol PP kepada warga tidak dibenarkan," terang Edi.

Aksi penertiban yang dilakukan, bahwa tindakan pengusiran paksa melanggar Undang-undang Tahun 2005, tentang Ratifikasi Hak-hak Sosial Budaya Ekonomi masyarakat. "Kasihan dong rakyat, yang tidak memiliki tempat tinggal ternyata malah diusir. Ironisnya, mereka bertindak brutal kepada warga yang tidak berdaya tidak bersenjata ," tandasnya.

Selain itu, Satpol PP telah melakukan pelanggaran terhadap pemukulan, kepada orang telah melanggar KUHP tentang tindak kejahatan penganiayaan. "Kami akan melaporkan kekerasan tersebut ke pihak Kepolisian," terangnya. Seharusnya penggusuran dilakukan, dengan melakukan sosialisasi.

Korban yang mengalami kekerasan salah satunya Pangasimin (53) yang berprofesi sebagai tukang becak ini dihajar oleh 20 anggota Satpol PP.

"Saya minta Satpol PP agar rumah saya jangan main bongkar dulu. Rencananya saya akan bongkar sendiri," terangnya saat ditemui dalam kondisi kepala di balut perban. Saat melakukan negosiasi, ternyata tiba-tiba Satpol PP langsung menyerangnya. "Kepala saya dihajar dengan tongkat hingga mengucurkan darah," keluh pria yang sudah puluhan tahun tinggal di sana.

Begitu juga dengan nasib yang dialami, Tomi (18) yang matanya dilempar batu hingga terluka. "Saya lagi membereskan barang, wajah saya dilempar batu, hingga berlumuran darah," ungkapnya.

Dalam keadaan wajah berlumuran darah, dibawa ke Puskesmas Semper Timur. Aksi pembongkaran yang menggunakan alat berat dikawal 1000 Satpol PP gabungan dengan Polres Jakarta Utara dan Kodim 0502 itu, terlihat mencekam.

Pasalnya, aksi pembongkaran 77 bangunan, sempat dihadang warga dengan membakar ban bekas. Warga pasrah dengan aksi Satpol PP yang melakukan penertiban dengan jumlah lebih banyak dari warga. Penghuni lahan PT. Pulomas Jaya, saat dilakukan pembongkaran tidak tahu lagi harus tinggal dimana.

"Kami akan mendirikan tenda, sampai mendapat uang ganti rugi. Dan kalau perlu besok akan mengadu dan menginap di gedung DPRD DKI Jakarta," terang Paggasimin begitu juga dengan 230 kepala keluarga (KK) lainnya. (red/*bj)

Minggu, November 22, 2009

Satpol PP Arogan, Penertiban Bangunan Liar Ricuh

JAKARTA, MP - Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Utara akhirnya melakukan penertiban terhadap 77 bangunan liar yang berada di atas lahan seluas 4,5 hektar milik Pemda DKI Jakarta. Dalam aksi tersebut, lima warga yang menolak aksi penggusuran mengalami luka-luka di bagian kepala akibat terkena pukulan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersenjata lengkap.

Petugas gabungan dari Satpol PP DKI Jakarta, Satpol PP Pemkot Administrasi Jakarta Utara, pihak kepolisian Polres Metro Jakarta Utara, dan Garnisun yang berjumlah 1.000 personel itu memulai aksinya pada Rabu (18/11) pagi pukul 05.00 WIB. Aksi petugas tersebut, disambut oleh pembakaran ban-ban bekas yang dilakukan oleh warga yang menempati lahan yang berada di Jalan Semper Kebantenan, RT 3/3, Kelurahan Semperbarat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara tersebut.

Aksi pembakaran ban tidak berlangsung lama, karena petugas pemadam kebakaran yang diturunkan ke lokasi segera memadamkan api yang menutupi akses jalan menuju lokasi penertiban.

Sesaat setelah ratusan petugas Satpol PP memasuki gerbang, beberapa warga mencoba menahan langkah petugas. Mereka meminta waktu untuk membongkar bangunan miliknya masing-masng. Namun, aksi warga tersebut disambut dengan dorongan keras oleh petugas Satpol PP yang berada dibarisan terdepan. Warga pun mencoba menyelamatkan diri, namun tetap dikejar dan dipukuli menggunakan pentungan oleh petugas yang membawa pentungan, tameng, serta pakaian pelindung anti huru-hara tersebut.

Pangasimin (53) salah satu warga yang terkena pukulan dan mengalami luka di bagian dahi kiri dan kepala bagian belakang luka bocor karena dipukuli puluhan petugas Satpol PP. Untungnya, pria yang kesehariannya menarik becak ini segera diamankan polisi berpakaian preman untuk mendapat perawatan secukupnya oleh pihak PMI Jakarta Utara yang ikut dalam aksi tersebut.

“Saya hanya memohon supaya rumah saya tidak asal dibongkar. Dan saya bersedia membongkar sendiri, tapi malah dapat pukulan. Saya pun berusaha menyelamatkan diri dengan berlari tapi malah dikejar dan dikeroyok ramai-ramai,” kata pria yang sudah 20 tahun tinggal di lokasi tersebut sembari menunjukkan luka bocor di kepala dan dahi sebelah kirinya.

Selain itu dua bocah juga ikut mencoba menghalau petugas Satpol PP yang ingin merobohkan rumah tinggal mereka. Dengan berpakaian seragam sekolah dasar putih merah, Nabila dan Novi meminta agar petugas tidak bertindak brutal merobohkan rumah-rumah di lokasi itu dengan sembarangan. Pasalnya, ada sebagian rumah yang juga dilengkapi sertifikat dan girik.


“Saya tidak jadi berangkat sekolah. Padahal hari ini sedang persiapan ujian. Tetapi pagi-pagi buta dating petugas Satpol PP yang brutal ingin membongkar rumah saya. Mereka tidak punya hati nurani, kami di sini mempunyai surat sertifikat dan tidak semuanya liar,” katanya berteriak didamping kedua orangtuanya Siti dan Herman sembari menunjukkan fotokopi surat sertifikat hak waris. Dan aksi itu sempat mengundang perhatian petugas dan warga yang menyaksikan aksi penertiban tersebut. Petugas pun urung merobohkan rumah mereka.

Namun demikian, petugas tetap merobohkan rumah-rumah semi permanent lainnya. Dengan dibantu sebuah alat berat excavator langsung memasuki lahan yang rencananya akan dibangun rusun oleh PT Pulo Mas Jaya sebagai pengembangnya. Dua jam kemudian, excavator berukuran besar tersebut telah berhasil meratakan puluhan bangunan semi permanen yang di bangun di atas lahan tersebut.

Wakil Walikota Pemkot Administrasi Jakarta Utara, Atma Sanjaya yang turun ke lokasi mengatakan, pihaknya telah memberikan surat peringatan kepada warga untuk membongkar sendiri bangunan milik mereka.

“Tapi warga bersikeras untuk menempati lahan milik Pemda DKI Jakarta tersebut,” ujar Atma yang mengaku tidak ingat kapan tepatnya surat peringatan tersebut diberikan kepada warga.

Menurut Atma, lahan yang berada di depan tempat pemakaman umum (TPU) Budidarma tersebut dibebaskan pada 1977 lalu. Dan sejak pertengahan 1980-an, pihak PT Pulo Mas Jaya yang diberi hak mengelola lahan tersebut telah membangun pagar setinggi lima meter di sekeliling lahan. “Namun ada oknum warga yang menyewakan tanah ini untuk didirikan banguna,” jelas Atma.

Warga yang berjumlah 700-an orang dan terdiri dari 230 kepala keluarga (KK), dijelaskan Atma, sudah diminta untuk tinggal di rumah susun (Rusun) Marunda. “Warga juga sudah ditawarkan uang kerohiman sebesesar Rp 1 juta, tapi mereka menolak,” tutur Atma.

Tidak semua warga yang tinggal di daerah tersebut lahannya ikut dibongkar. Pasalnya ada sebagian warga yang mengaku memiliki surat girik dan sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jakarta Utara. Salah satunya adalah Nawawi (45), yang mengaku merupakan generasi keempat yang menempati rumah yang dibangun bersebelahan dengan lahan milik Pemda DKI Jakarta tersebut. Ia mengaku, pemilik tanah ini adalah H. Balok (alm.) yang tidak lain adalah kakek buyutnya.

Hal serupa juga diungkapkan Tamin yang menempati lahan seluas 6.248 m2 itu sudah turun temurun dan memiliki sertifikat atas nama H. Fatimah yang tak lain adalah nenek buyut Tamin. “Di lahan itu ada tujuh keturunan H. Fatimah yang memiliki hak kepemilikan. Dan rumah kami ini tidak termasuk punya Pulomas Jaya,” terang Tamin dengan nada tinggi pada petugas Satpol PP sembari memperlihatkan fotokopi sertifikat tanah dengan nomor AN 787985 tersebut.

Namun sayangnya, karena minimnya pengetahuan petugas Satpol PP, rumah yang juga memiliki sertifikat dan girik sempat akan dirubuhkan petugas. “Tetapi setelah kami tunjukkan pada pimpinan penertiban, mereka tak jadi membongkarnya,” kata Tamin. (red/*bj)

Orang Ngaku Rasul Gemparkan Warga Tanjungpriok

JAKARTA, MP - Warga Tanjungpriok, Jakarta Utara digemparkan oleh ulah Sakti A Sihite, (32), yang mengaku dirinya seorang Rasul. Ironisnya, pengakuan tersebut juga disiarkannya melalui situs jaring sosial pertemanan facebook dan milist. Bahkan juga dilansir blog pribadinya di http://www.saktisihite.com.

Tak pelak, tempat tinggal `sang Rasul`, Sakti A Sihite di Jalan Swasembada Timur XXIII No 6, RT 11/6, Kelurahan Kebonbawang, Kecamatan Tanjungpriok, Jakut disatroni warga. Warga mengaku resah dengan keberadaan dan informasi tersebut. Oleh karena itu, warga ingin mengecek kebenaran itu dari mulut Sakti yang mantan staf personalia PT Pelindo II tersebut.

Namun mereka terpaksa gigit jari. Sebab, pria yang diketahui berasal dari Medan, Sumatera Utara ini, sejak pukul 09.00 sudah meninggalkan tempat tinggalnya yang merupakan kos-kosan milik Sri di kamar No J6. "Tadi pagi Sakti sudah pergi membawa tas besar. Saya tidak tahu dia mau pergi ke mana," kata Semison, yang mengaku tetangga kos Sakti.

Menurutnya, Sakti tinggal di rumah kos itu sejak setahun lalu. Sebelumnya dia tinggal di Gang 8, Swasembada Timur, Kebonbawang dengan istri dan anaknya. "Namun, setelah bercerai, dia tinggal sendiri di kos," katanya lagi.

Semison mengaku, dirinya sudah pernah melihat kamar kos tetangganya itu. Namun, menurutnya tak ada yang aneh. "Biasa saja, hanya ada album foto, dan sebagainya. Tidak ada yang istimewa," terangnya.

Sementara itu, dari dalam kamar itu juga ditemukan sebuah brosur berjudul `Panggilan Terhadap Kebenaran` yang berisikan seruan yaitu `Tuhan telah menunjuk kepada Saya menjadi rasul-Nya. Wajib bagi bapak, ibu, dan saudara-saudara sekalian untuk beriman dan tunduk kepada ajaran Saya`. Petugas Polsek Metro Tanjungpriok yang mendatangi lokasi pun segera mengamankan brosur tersebut.

Banyaknya warga yang ingin mendatangi tempat kos Sakti, tentunya membuat petugas Polsek Metro Tanjungpriok, meningkatkan penjagaan. Apalagi warga sekitar mengaku geram mendengar di daearahnya ada orang yang mengaku rasul. Selain memperketat pengamanan, petugas juga melarang warga dan wartawan masuk ke dalam kamar kos. Selain karena takut merusak barang bukti, penghuni kos juga tidak ada di tempat. "Kita masih berjaga dulu, dan belum melakukan penggeledahan," jelas Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok Inspektur Dua (Ipda) Mulyana, yang ditemui di lokasi kejadian bersama Lurah Kebonbawang, Dadi Suradi.

Disinggung apakah pihaknya akan menjerat Sakti dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik, Mulyana mengaku belum mengarah ke sana. Demikian halnya dengan penghinaan terhadap agama. "Kita tunggu keputusan tentang kasus ini dari MUI," ujarnya.

Sosok Sakti di mata tetangganya, selama ini dikenal pendiam dan jarang bergaul. Dia hanya berbicara secukupnya kepada para tetangganya. Walaupun begitu, Sakti yang mengaku kerja di perusahaan kargo di daerah Cengkareng, Jakarta Barat, dikenal sebagai orang yang sopan.

Fatma, pengurus RT 11 menambahkan, Sakti kos di rumah ibu Sri, sejak setahun lalu. Dengan bayaran Rp450 ribu per bulan. "Dia pindahan dari Gang 8, tidak jauh dari tempatnya kosnya saat ini. Sayangnya, kepindahan itu tidak dilaporkan ke pengurus RT dan RW setempat.

Lurah Kebonbawang, Dadi Suradi, menyayangkan, Sakti tidak segera melapor ke pengurus RT/RW. “Dari informasi yang didapat, Sakti memiliki alamat KTP di Jalan Tirta III No 43, RT 7/3, Durensawit, Jakarta Timur. Saya juga mengimbau kepada pemilik kontrakan maupun kos-kosan agar melaporkan penyewa baru di kediamannya ke pengurus RT setempat,” imbau Dadi. (red/*bj)

Drainase Buruk, Jl Cilincing Lama Selalu Terendam

JAKARTA, MP - Warga Jl Cilincing Lama I RT 008 dan 09 RW 04 Cilincing, belakangan ini mengeluhkan genangan air setinggi 20 sentimeter yang tidak pernah surut. Ironisnya, genangan yang diduga berasal akibat gelombang air pasang atau rob ini sudah terjadi sejak tiga tahun silam. Terlebih jika hujan deras tiba, genangan bisa mencapai 30 sentimeter dan lama surutnya. Sehingga cukup mengganggu aktivitas warga setempat.

"Kami sudah sering usulkan ke pihak terkait, dari mulai musyawarah rencana pembangunan (Musrembang) sampai melayangkan surat ke Sudin PU Tata Air Jakarta Utara, tapi hingga kini belum ditindaklanjuti " kata Giarno Ketua RW 04 Cilincing.

Giarno menyebutkan, timbulnya genangan air yang berlarut-larut ini disebabkan saluran air yang bermuara ke laut itu tersumbat lumpur, tepatnya saluran yang berada di belakang klenteng tempat pembakaran mayat Cilincing. Kini, warga mendesak agar saluran air itu segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu aktivitas warga. “Apalagi sekarang kan musim hujan, kalau terus terjadi genangan kami khawatir berbagai penyakit akan mengancam warga di sini,” imbuh Giarno.

Hal senada ditandaskan Warniah (40), warga RT 09/4 Cilincing. Akibat genangan tersebut, warga yang akan melakukan aktivitas harus mencari jalan alternatif yang tidak tergenang air. Demikian halnya anak-anak sekolah, harus berputar jauh untuk menghindari genangan tersebut. "Lihat saja genangan air hingga berwarna hitam dan bau, jika dibiarkan bisa menimbulkan penyakit ," ujarnya.

Lurah Cilincing, Tulus Harjo, mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan usulan dan keluhan warga RW 04 ke unit terkait. Sayangnya sejauh ini keluhan warga ini belum ditindaklanjuti oleh Sudin PU Air Jakarta Utara. "Kami sudah mengajukan dan meminta pihak Sudin PU Air untuk segera menindaklanjuti keluhan warga," kata Tulus.

Kepala Sudin PU Tata Air Jakarta Utara. Irvan Amtha, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya tidak dapat dihubungi. Demikian halnya saat disambangi ke kantornya, dia tidak ada di tempat. “Bapak sedang rapat di luar," tandas seorang pegawai Sudin PU Tata Air. (red/*bj)

Pencemaran Teluk Jakarta Mulai Kritis

JAKARTA, MP - Sungguh memprihatinkan. Pencemaran lingkungan yang terjadi di Teluk Jakarta saat ini sudah memasuki masa kritis. Karena itu, Pemprov DKI harus bekerja ekstra keras untuk mengatasinya. Salah satunya dengan mengerahkan 400 nelayan kapal ikan yang tergabung dalam Forum Komunitas Nelayan Jakarta Utara untuk membersihkan sampah di pantai Teluk Jakarta.

Saat ini diprediksi terdapat 14 ribu kubik sampah dari limbah rumah tangga dan limbah industri, yang mencemari teluk seluas 2,8 kilometer persegi itu. Seluruh limbah tersebut mengalir melalui 13 anak sungai yang bermuara di teluk tersebut. Jika hal tersebut tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan mengancam kelestarian hutan bakau dan terumbu karang. Bahkan jumlah produksi ikan dan budi daya laut lainnya pun menurun drastis hingga 38 persen dari biasanya.

Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta bersama Metro TV, baru-baru ini, menggelar kampanye kebersihan Teluk Jakarta dengan tema “Bersama Selamatkan Teluk Jakarta”. Kegiatan ini dipusatkan di Pantai Festival, Ancol Taman Impian, Jakarta Utara.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan, pencemaran Teluk Jakarta telah memasuki masa kritis. Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menyelamatkan Teluk Jakarta. “Saya sampaikan apresiasi yang tinggi dengan bantuan Metro TV, Insya Allah semakin banyak warga yang bisa merasa turut memiliki Teluk Jakarta ini. Karena memang Teluk Jakarta ini, bukan cuma milik pemerintah DKI saja, dan bukan cuma miliknya Ancol, tetapi milik seluruh stakeholder, termasuk warga Jakarta,” ujar Fauzi Bowo, saat melepas 400 nelayan kapal ikan untuk membersihkan Teluk Jakarta.

Jika ingin menyelamatkan dan melestarikan lingkungan, kata Fauzi Bowo, maka seluruh komponen hendaknya bersatu padu untuk mau menjaga dan merawatnya. Ia juga menyadari bahwa pencemaran Teluk Jakarta bukan hanya berasal dari darat, karena memang ada banyak sekali sungai yang bermuara ke teluk ini. Pencemaran juga bisa datang dari laut. Sebab tidak sedikit kapal yang membuang limbah dan mencemari teluk Jakarta ini. Karenanya pengawasannya sebenarnya ada di masyarakat. Artinya, jika seluruh warga Jakarta mengawasi Teluk Jakarta ini dengan baik, maka teluk ini akan kembali menjadi sumber kehidupan untuk seluruh mayarakat.

Ia juga berharap, seluruh mayarakat hendaknya bisa berperan aktif dalam melestarikan dan menjaga Teluk Jakarta sebagai potensi wisata laut yang bersih dan indah. “Ayo, Bersama Selamatkan Teluk Jakarta. Sebab, teluk Jakarta adalah potensi budidaya laut penunjang perekonomian nelayan dan masyarakat Jakarta,” ungkap Fauzi Bowo didamping Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono. (red/*bj)

Selasa, November 17, 2009

Satu Ruko Dilalap Api

JAKARTA, MP - Diduga akibat korsleting listrik, sebuah Ruko di Kompleks Ruko Pilamas Blok C/23, RT 7/17, Kelurahan Penjagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (16/11) pukul 13.30 ludes dilalap api. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, hanya saja pemiliknya mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, saat kejadian, ruko milik Aheng ini dalam keadaan kosong karena ditinggal pergi pemiliknya. Sumber api diduga berasal dari sebuah kabel yang korslet di lantai dua ruko tersebut.

Mengetahui ada kobaran api, puluhan warga setempat langsung bahu membahu untuk memadamkan api dengan berbagai peralatan seadanya. Sebagian warga lainnya berusaha mengeluarkan barang-barang berharga dari dalam ruko. Mereka khawatir api merambat ke ruko lainnya.

“Api berasal dari ruko milik Aheng yang sedang ditinggal pemiliknya bekerja,” kata Ilham, warga yang juga berusaha mengemasi barang-barang miliknya dari rumahnya yang tak jauh dari lokasi asal api.

Beruntung, dalam hitungan menit sekitar lima unit mobil pemadam kebakaran dari Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Utara tiba di lokasi kejadian. Api pun akhirnya berhasil dipadamkan dalam waktu sekitar satu jam sehingga tidak menjalar ke ruko lainnya.

“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu karena ruko dalam keadaan kosong ditinggal pemiliknya. Dugaan sementara kebakaran diakibatkan hubungan pendek arus listrik. Untungnya petugas pemadam kebakaran segera datang dan api berhasil dipadamkan. Hanya satu ruko saja yang terbakar di lantai atas,” kata Joni AP, Lurah Penjagalan yang turut mendatangi lokasi kebakaran tersebut. (red/*bj)

Senin, November 16, 2009

Kematian Ibu Melahirkan Tinggi di Pulau Seribu

JAKARTA, MP - Resiko kematian ibu melahirkan di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara tahun ini masih tergolong tinggi. Betapa tidak, dari 360 ibu hamil, 26 diantaranya memiliki resiko kematian yang sangat tinggi. Bahkan delapan diantaranya terpaksa dirujuk ke rumah sakit di Jakarta. Namun angka ini menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 450 ibu hamil, 93 orang beresiko kematian serta 15 lainnya dirujuk ke rumah sakit di daratan.

Camat Kepulauan Seribu Utara yang juga Ketua Satgas GSI (gerakan sayang ibu), Edy Junaedi, mengatakan, tingginya resiko kematian pada ibu hamil ini disebabkan akses dan fasilitas yang kurang memadai. Utamanya saat seorang ibu hamil yang akan melahirkan dengan cara tidak normal.

"Kalau tidak dapat ditangani di puskesmas, prosesnya kan dirujuk ke rumahsakit di Jakarta. Padahal perjalanan ke Jakarta membutuhkan waktu," ungkap Edy Junaedi, usai pemaparan program GSI di hadapan tim juri lomba GSI 2009 di Pulau Harapan, Senin (16/11).

Sejauh ini kinerja Satgas GSI sudah cukup lumayan. Mereka yang terdiri dari unsur pemerintahan dan masyarakat, sudah mampu mencegah terjadinya kematian ibu melahirkan dan balita. Biasanya, saat ada orang bersalin, Satgas tadi menyiapkan segala sesuatu kebutuhan, seperti menyiapkan biaya bersalin hingga menyiapkan pendonor darah bila dibutuhkan.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI Jakarta, Nurlaili Muchtar, mengatakan, saat ini pembinaan terhadap Satgas GSI sudah berhasil. "Kita dapat menyaksikan betapa antusiasnya warga mengikuti pemaparan dari pemerintah soal penanganan terhadap ibu hamil dan melahirkan," katanya.

Lomba GSI, kata Nurlaili, merupakan salah satu upaya pembinaan pemerintah terhadapa warga. Utamanya untuk meningkatkan kepedulaian terhadap kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Meski dengan kondisi wilayah yang minim fasilitas kesehatan, kecamatan ini mampu mencegah resiko tinggi kematian terhadap ibu hamil hingga nol persen. "Itu yang menjadi poin lebih kecamatan ini dan peluang juara dalam lomba GSI 2009 cukup terbuka lebar," ujar Nurlaili yang juga selaku ketua tim penilai.

Bupati Kepulauan Seribu, Burhanuddin, mengakui saat ini kendala akses dan fasilitas kesehatan di Kepulauan Seribu belum memadai untuk menangani proses melahirkan tidak normal. Misalnya, bila ibu melahirkan yang mengharuskan menempuh jalan operasi dan harus dirujuk ke rumahsakit di Jakarta. "Fasilitas operasi dan sarana pendukungnya belum ada. Jadi, untuk menangani itu kita kuatkan di jalur koordinasi, bila ditemukan ada ibu melahirkan yang membutuhkan operasi secepatnya dirujuk," kata Burhanuddin.

Saat ini, fasilitas kesehatan di Kepulauan Seribu jauh labih baik dari sebelum menjadi kabupaten pada delapan tahun silam. Saat ini sudah ada dokter yang siap melayani 24 jam, kapal speedboat ambulan 118 dan RSUD di Pulau Pramuka, Diharapkan ke depannya dapat menjadi andalan penanganan terhadap resiko tinggi kematian ibu melahirkan.

"Memang RSUD belum bisa dimanfaatkan secara utuh, tapi ke depannya akan ke arah lebh baik bila listrik 24 jam sudah dapat dialiri ke wilayah kecamatan ini," pungkas Burhanuddin. (red/*bj)

110.252 M2 Jalan di Jakut Rusak

JAKARTA, MP - Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Jalan Pemkot Jakarta Utara Maman Suparman, mengatakan, kerusakan jalan di wilayahnya selama 2009 mencapai 110.252 meter persegi.

"Kerusakan tersebut terdiri dari 60.018 meter persegi jalan tambal sulam, dan peningkatan kerusakan mencapai 50.234 meter persegi. Sudin PU Jalan Jakarta Utara terus melakukan perbaikan infrastruktur jalan itu," katanya di Jakarta, Senin (16/11).

Kegiatan perbaikan infrastruktur jalan tersebut, katanya, difokuskan pada pemeliharaan dan peningkatan jalan dan jembatan, serta pengembangan fasilitas lalu lintas darat.

Kegiatan perbaikan jalan di Jakarta Utara, lanjutnya, saat ini terus berlangsung. Sedikitnya 44 paket kegiatan perbaikan dan peningkatan jalan yang sudah tersebar di enam kecamatan.

Perbaikan jalan dilakukan di Jl Akses Pantai Marunda, Jl Kl Murai Lanjutan (Cilincing), Jl Giva Wijaya dan Jl Warakas Raya (Tanjungpriok), Jl Janur Kuning, Jl Janur Hijau (Koja).

Begitu juga dengan Jl Kuning Tua, Jl Biru Laut Timur (Kelapagading), Jl R Budi Mulya (Pademangan), Jl Moa dan Jl Sukarela (Penjaringan).

Kepala Sudin PU Jalan, Maman Suparman, mengatakan, kegiatan pemeliharaan dan peningkatan jalan dimaksudkan untuk meningkatkan akseptabilitas masyarakat dan meningkatkan perekonomian dengan memperlancar arus lalu lintas.

"Tahun ini, untuk wilayah Jakarta Utara ada 44 paket kegiatan dan enam lokasi yang akan di perbaiki. Kalau untuk tahun 2010 akan diajukan sekitar 68 paket kegiatan perbaikan dan peningkatan jalan," ujar Maman.

Pemeliharaan dan peningkatan jalan diharapkan pria asal Sumedang ini, dapat mendukung kegiatan pada lokasi-lokasi sentra agrobisnis dan pariwisata.

"Saat ini perbaikan akses jalan menuju tempat wisata sudah berjalan, seperti di Jalan Akses Pantai Marunda menuju kawasan Rumah Si Pitung," ucap Maman.

Ia menambahkan, melihat kebutuhan untuk peningkatan fasilitas infrastruktur khususnya jalan, masih sangat diperlukan peningkatan pendanaan.

Dengan dibangunnya infrastruktur jalan tersebut, kata maman, ternyata dirasakan sekali manfaatnya sehingga sangat membantu meningkatkan aktifitas perekonomian masyarakat di Jakarta Utara, khususnya dengan adanya perbaikan jalan menuju 12 destinasi wisata pesisir.

"Kita memang terbentur dengan anggaran yang tersedia untuk perbaikan semua jalan akses di wilayah Jakarta Utara yang kondisinya rusak. Tetap kita akan perbaiki, dan mengajukan hasil Musrenbang (Musyawarah Perencanaan dan Pengembangan) Jakut supaya jalan yang masih belum ditangani tahun ini bisa segera diperbaiki di tahun 2010," ujarnya.

Terkait dana perbaikan infrastruktur jalan menuju objek wisata pesisir, Wali Kota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono mengungkapkan, Pemkot Jakut memperoleh kucuran dana Rp25 miliar yang ditujukan untuk memperbaiki jalan, drainase, dan taman. (red/*b8)

Taman BMW Masih Dipenuhi Gubuk Liar

JAKARTA, MP - Walau telah dilakukan penjagaan ekstra ketat dan pagar beton keliling setinggi 5 meter, namun Taman BMW di Jakarta Utara, hingga kini masih dipenuhi puluhan gubuk liar. Saat akan ditertibkan, pemiliknya meminta waktu dua bulan sambil menunggu proses pembangunan rumahnya selesai.

Lahan seluas 26,5 ha ini memang telah dijaga oleh puluhan petugas Satpol PP setiap harinya. Bahkan di lokasi yang akan dibangun Stadion Olahraga bertaraf Internasional ini telah didirikan dua tenda pleton berukuran sedang dan besar sebagai pos penjagaan.

“Kita tidak ingin kecolongan lagi, makanya kita akan jaga ketat taman ini. Apalagi sekarang sudah dibangun Posko tenda penjagaan,” ujar Suhasril, Kepala Bidang Ketertiban Masyarakat dan Sarana Kota, Satpol PP Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Senin (16/11) ketika ditemui di Taman BMW.

Petugas Satpol PP akan berjaga selama 24 jam yang terbagi dalam dua shif kerja. Masing-masing shif dijaga oleh satu regu dengan jumlah 30 persnoil. Shif pertama bekerja mulai pukul 06.00 –20.00 dan shif kedua pukul 20.00-06.00.

Suhasril tidak menampik banyaknya gubuk liar yang berada di lahan yang telah dijaganya itu. “Mereka sudah kita minta pindah, tapi mereka bilang rumah gubuk mereka yang berada di sebelah selatan luar tembok Taman BMW belum selesai dibangun,” ucapnya.

Pihaknya memberikan batas waktu selama 2 bulan pada para pemilik gubuk liar yang jumlahnya mencapai 50 KK (kepala keluarga) itu. Alasan pemberian kelonggaran ini hanya faktor kemanusiaan saja. Namun jika dalam waktu tersebut mereka masih bertahan maka akan segera diusir paksa dari Taman BMW. Umumnya para pemilik gubuk liar ini berprofesi sebagai buruh serabutan dan pembuat arang dari batok kelapa.

Pantauan di lapangan, selain dijamuri gubuk liar, Taman BMW ini juga dijadikan tempat pembuangan sampah warga. Terbukti, saat ini sampah di sana sudah menggunung dan tidak pernah dibersihkan oleh instansi terkait. “Dulu sampah-sampah ini tidak ada, tapi sekarang lihat, sudah menggunung begini,” ujar Suhasril.

Menurutnya, penjagaan areal Taman BMW tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak Satpol PP, tetapi juga dinas terkait lainnya. Seperti Dinas PU, Dinas Pertamanan dan Pemakaman Umum, Dinas Sosial, Dinas Kebersihan, dan sebagainya.

Nantinya, penjagaan oleh petugas Satpol PP ini akan dilakukan hingga akhir Desember 2009. Jika masih diperlukan maka waktunya akan diperpanjang lagi. “Kita juga diback-up Polres Jakarta Utara sebanyak empat personil dan dari Kodim 0502 Jakarta Utara sebanyak empat orang,” tambahnya.

Kini agar para penjaga merasakan nyaman saat bertugas, pihaknya membuat lantai keramik di dalam dua tenda pleton.
Karena jika hanya beralaskan tanah, saat hujan akan kotor. Fasilitas penunjang lainnya yang akan diberikan adalah televisi dan radio. Fasilitas tersebut merupakan tambahan yang akan tiba dalam pekan ini.

Sebelumnya, fasilitas yang telah tersedia bagi petugas yang berjaga di areal taman ini antara lain 10 buah tempat tidur lapangan (velbed), sebuah dispenser dan dua buah gallon air, satu unit MCK darurat dan sebuah kipas angin. “Satu-satunya hiburan bagi petugas di sini adalah catur yang ada dua buah,” kata Suhasril.

Sementara, warga yang masih tinggal di dalam areal taman mengaku pasrah. Mereka tidak bisa berbuat banyak, kecuali berharap akan mendapat perhatian dari pihak Pemprov DKI.

Sugiman (65) salah seorang pemilik gubuk liar mengaku terpaksa bertahan di dalam taman karena tidak tahu harus pergi ke mana lagi. Sehari-hari, pria asal Cirebon ini berjualan sayur bayam yang ia taman di dalam areal taman bersama istrinya. “Kami hanya tinggal berdua dan tidak punya saudara lagi di Jakarta,” ucapnya lirih.

Sekadar diketahui, lahan seluas 2,6 hektar itu pernah dihuni oleh 914 Kepala Keluarga (KK). Bahkan sebelum dibongkar pada Agustus 2008, di wilayah itu berdiri 1.112 bangunan liar. (red/*bj)
Related Posts with Thumbnails