Camat Kepulauan Seribu Utara yang juga Ketua Satgas GSI (gerakan sayang ibu), Edy Junaedi, mengatakan, tingginya resiko kematian pada ibu hamil ini disebabkan akses dan fasilitas yang kurang memadai. Utamanya saat seorang ibu hamil yang akan melahirkan dengan cara tidak normal.
"Kalau tidak dapat ditangani di puskesmas, prosesnya kan dirujuk ke rumahsakit di Jakarta. Padahal perjalanan ke Jakarta membutuhkan waktu," ungkap Edy Junaedi, usai pemaparan program GSI di hadapan tim juri lomba GSI 2009 di Pulau Harapan, Senin (16/11).
Sejauh ini kinerja Satgas GSI sudah cukup lumayan. Mereka yang terdiri dari unsur pemerintahan dan masyarakat, sudah mampu mencegah terjadinya kematian ibu melahirkan dan balita. Biasanya, saat ada orang bersalin, Satgas tadi menyiapkan segala sesuatu kebutuhan, seperti menyiapkan biaya bersalin hingga menyiapkan pendonor darah bila dibutuhkan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI Jakarta, Nurlaili Muchtar, mengatakan, saat ini pembinaan terhadap Satgas GSI sudah berhasil. "Kita dapat menyaksikan betapa antusiasnya warga mengikuti pemaparan dari pemerintah soal penanganan terhadap ibu hamil dan melahirkan," katanya.
Lomba GSI, kata Nurlaili, merupakan salah satu upaya pembinaan pemerintah terhadapa warga. Utamanya untuk meningkatkan kepedulaian terhadap kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Meski dengan kondisi wilayah yang minim fasilitas kesehatan, kecamatan ini mampu mencegah resiko tinggi kematian terhadap ibu hamil hingga nol persen. "Itu yang menjadi poin lebih kecamatan ini dan peluang juara dalam lomba GSI 2009 cukup terbuka lebar," ujar Nurlaili yang juga selaku ketua tim penilai.
Bupati Kepulauan Seribu, Burhanuddin, mengakui saat ini kendala akses dan fasilitas kesehatan di Kepulauan Seribu belum memadai untuk menangani proses melahirkan tidak normal. Misalnya, bila ibu melahirkan yang mengharuskan menempuh jalan operasi dan harus dirujuk ke rumahsakit di Jakarta. "Fasilitas operasi dan sarana pendukungnya belum ada. Jadi, untuk menangani itu kita kuatkan di jalur koordinasi, bila ditemukan ada ibu melahirkan yang membutuhkan operasi secepatnya dirujuk," kata Burhanuddin.
Saat ini, fasilitas kesehatan di Kepulauan Seribu jauh labih baik dari sebelum menjadi kabupaten pada delapan tahun silam. Saat ini sudah ada dokter yang siap melayani 24 jam, kapal speedboat ambulan 118 dan RSUD di Pulau Pramuka, Diharapkan ke depannya dapat menjadi andalan penanganan terhadap resiko tinggi kematian ibu melahirkan.
"Memang RSUD belum bisa dimanfaatkan secara utuh, tapi ke depannya akan ke arah lebh baik bila listrik 24 jam sudah dapat dialiri ke wilayah kecamatan ini," pungkas Burhanuddin. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar