Rabu, Mei 12, 2010

Dua Bocah Kelamin Ganda Butuh Uluran Tangan

JAKARTA, MP - Bocah berkelamin ganda kembali ditemukan di kawasan Semperbarat, Cilincing, Jakarta Utara. Ada dua bocah yang menderita kelamin ganda sejak bayi itu, masing-masing Asep Prihatin (6) dan Surya Putra Lisardi (4). Keduanya merupakan warga Jl Tipar Cakung, RT 01/06, Kelurahan Semperbarat, Cilincing. Kelainan organ kelamin itu tentu mengundang perhatian masyarakat luas, termasuk anggota DPRD DKI, Sahrianta Tarigan.

Asep Prihatin (6), merupakan anak bungsu dari pasangan Rohimah (38) dan Ocep (40). Ia diduga telah memiliki kelamin ganda sejak bayi. Di tengah kelamin perempuannya itu justru tumbuh daging kecil bulat menyerupai alat kelamin anak laki-laki. "Kejanggalan kelamin ini sudah terjadi sejak kecil. Tapi saat itu belum bisa dilakukan operasi," kata Rohimah, saat rumahnya dikunjungi Sahrianta Tarigan, anggota Komisi E DPRD DKI, Rabu (12/5).

Pada tahun 2009 lalu, Rohimah mengaku pernah membawa anaknya berobat ke Puskesmas Sukapura. Namun oleh petugas puskesmas, anaknya itu dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Namun karena keterbatasan biaya, pemeriksaan tersebut ditunda. Walau ia memegang Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kantor Kelurahan Semperbarat, pihak rumah sakit tetap memintai uang.

"Kami sangat membutuhkan uluran tangan bantuan dermawan agar anak saya bisa hidup dengan alat kelamin normal," kata wanita yang keserahariannya menjajakan gorengan keliling kampung. Sedangkan suaminya hanya sebagai tukang ojek dengan penghasilan sehari-hari Rp 20 ribu.

Selanjutnya, Rohimah meminta bantuan pada Puskesmas Sukapura untuk mengurus pengobatan secara gratis dengan cara meminta surat rekomendasi dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Hasilnya, pada bulan April lalu, Asep berhasil menjalani operasi pertama di RSPAD Gatot Subroto tanpa biaya alias gratis. Namun dua tahun ke depan harus menjalani lagi operasi kedua kalinya yaitu operasi konstruksi.

Penderita kelamin ganda lainnya adalah Surya Putra Lisardi (4). Anak ke-2 pasangan Sulistiah (33) dan Sujarwadi (33) ini menderita kelamin ganda sejak lahir. "Dari bayi kelamin anak saya layaknya perempuan. Tapi fisiknya laki-laki dan lama kelamaan ternyata ada penisnya juga namun bentuknya tak normal seperti balita kebanyakan. Ini lebih kecil," jelas Sulistiah yang juga tetangga dengan Asep Prihatin.

Sulistiah mengakui, tidak mampu berbuat banyak dengan kondisi anaknya yang kini telah berusia 4 tahun. Sebab mereka berasal dari keluarga miskin, sehingga selalu serba berkekurangan. Untuk mengobati anaknya, Sulistiah mengaku hanya mampu melakukan pengecekan di Puskesmas Sukapura. Padahal, ia tinggal di Kelurahan Semperbarat. "Saya hanya bisa bawa ke Puskesmas Sukapura karena lokasinya lebih dekat dari rumah," katanya.

Sama seperti Asep, pada April lalu, bermodalkan SKTM, Surya berobat ke RSPAD Gatot Subroto untuk didiagnosa kelaminnya itu. Namun tetap saja, ia dimintai bayaran 50 persen dari biaya pengobatan. "Kami tak mampu jika harus diminta biaya pengobatan sebesar itu karena suami hanya bekerja sebagai kurir," katanya.

Harapan mereka agar anak-anaknya hidup normal pun masih di angan-angan. Sebab mereka tidak punya uang untuk membayar biaya operasi. Kini mereka hanya pasrah. Sebab jangankan untuk operasi, untuk makan sehari-hari saja mereka mengaku kesusahan.

"Saya bingung harus bagaimana. Saya ingin anak saya normal seperti anak lainnya, tetapi saya sudah membayangkan kalau dioperasi pasti biayanya besar. Sedangkan untuk makan kami sehari-hari saja sudah sulit," ujar Sulistiah pasrah. Karena itu, ia sangat berharap dengan bantuan pemerintah agar anaknya bisa hidup normal seperti anak-anak lainnya.

Sekretaris Komisi E DPRD DKI, Sahrianta Tarigan, mengaku turut prihatin dengan kondisi keluarga tersebut. Setelah mengetahui adanya bocah berkelamin ganda yang kebetulan berada di wilayah daerah pemilihannya ketika mencalonkan menjadi anggota legislatif, dia segera menengok ke lokasi. "Secara pribadi, saya terpanggil untuk membantu mereka, setidaknya meringankan beban mereka. Saya akan mengupayakan agar kedua anak itu mendapatkan pengobatan yang layak serta gratis. Sebab, Pemprov DKI Jakarta sudah menganggarkan Rp 500 miliar per tahun untuk kesehatan warga miskin di Jakarta," kata Sahrianta.

Sahrianta Tarigan juga memberikan bantuan uang tunai kepada kedua orangtua penderita kelamin ganda untuk meringankan beban hidup mereka dalam upaya mengobati anaknya tersebut. "Ya, ini hanya sekadar bantuan ringan saja untuk meringankan beban biaya. Karena kan untuk mengurus administrasi membawa ke rumah sakit membutuhkan biaya. Semoga ini bermanfaat," tandas Sahrianta yang enggan menyebutkan jumlah bantuan yang diberikan. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails