Rabu, November 10, 2010

Pembangunan Pintu Air Terhambat Pembebasan Lahan

JAKARTA, MP - Agar pembangunan Pintu Air Pasang Surut Cilincing di Kali Banglio, Jakarta Utara dapat direalisasikan, Pemprov DKI Jakarta berharap, pembebasan pemukiman warga yang berada di atas bantaran kali itu dapat rampung tahun ini juga. Sebagaimana diketahui, pembangunan pintu air ini salah satunya bertujuan mencegah terjadinya banjir rob atau air pasang laut yang kerap menerjang kawasan pesisir Jakarta Utara. Terlebih, pembangunan pintu air ini telah ditenderkan dan sudah ditetapkan pemenangnya. Sayangnya, karena belum menemukan titik temu soal pembebasan lahan pemukiman di sekitar Kali Banglio, menyebabkan proyek ini akan dialihkan pada tahun anggaran 2011 mendatang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto menungkapkan, pintu air pasang surut sepanjang 40 meter dan dilengkapi pompa air akan dibangun di muara Kali Banglio. “Pembangunan pintu air ini sudah diprogramkan dalam APBD DKI 2010, sayangnya masih belum sepakat dengan pembebasan beberapa bangunan rumah di sekitar lokasi,” ujar Prijanto saat mengunjungi kawasan muara Kali Banglio, Jakarta Utara, Rabu (10/11).

Untuk keperluan pembangunan pintu air itu, sambung Prijanto, hanya diperlukan pembebasan dua pos keamanan laut dan pos polisi air serta satu rumah warga. Namun, karena kontraktor pemenang tender membutuhkan kondisi aman untuk pengerjaan proyek itu, maka dibutuhkan ruangan kosong sepanjang 20 meter ke kiri dan ke kanan kali tersebut.

“Untuk keperluan ruangan pengerjaan proyek itu diperlukan kerelaan masyarakat untuk pergi dan mau dibeli rumahnya. Kata camat di sini, mereka sudah bersedia pergi asal ada ganti rugi. Saya pikir itu hal wajar, karena mereka membangun rumah pakai uang. Jadi tawar saja,” kata Prijanto.

Untuk itu, dirinya mendesak Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Ery Basworo dan Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono yang turut mendampingnya dalam tinjuan tersebut, untuk melakukan koordinasi dengan dua institusi yaitu TNI Angkatan Laut serta Polda Metro Jaya dalam pemindahan pos mereka, serta negosiasi harga ganti rugi pembebasan rumah warga yang terkena proyek.

Pembebasan seluruh rumah dalam pemukiman warga dan dua pos tersebut, ditegaskan Prijanto, harus sudah rampung pada akhir tahun anggaran 2010. Sehingga pada tahun 2011, pembangunan pintu air sudah bisa dilakukan.

Kepala Dinas PU DKI Jakarta, Ery Basworo menyatakan, pihaknya akan berupaya melakukan koordinasi dengan dua institusi yang pos dinasnya terkenya proyek pembangunan pintu air ini. Secara lisan, dikatakan Ery, kedua institusi itu bersedia memindahkan pos dinasnya ke tempat pelelangan ikan Cilincing. “Tapi nanti untuk lebih resmi, kami akan buatkan surat permohonan kepada dua institusi tersebut,” papar Ery.

Hal yang sama juga diungkapkan Bambang Sugiyono yang mengatakan, pihaknya bersama-sama dengan camat dan dewan kelurahan setempat akan melakukan musyawarah dengan warga untuk menentukan harga ganti rugi yang pantas. “Secepatnya kami akan membahas hal ini dengan warga. Mudah-mudahan segera menemukan harga yang pantas,” jelas Bambang.

Kasie Pengendalian Banjir Dinas PU DKI Jakarta, Wagiman mengatakan, program pengendalian banjir dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2010, PU DKI mengalokasikan anggaran untuk penanggulan Tanggul Marunda, Tanggul Pantai Krematorium Cilincing dan pembangunan Pintu Air Pasang Surut Cilincing. Ketiganya merupakan satu paket proyek penanggulan yang dianggarkan sebesar Rp 20 miliar dan harus rampung akhir tahun 2010.

Untuk pengerjaan penanggulan Tanggul Marunda, telah diselesaikan sebanyak 50 persen, karena hanya dibangun pengamanan tanggul sepanjang enam meter dari dinding tanggul dengan menggunakan tetra pot atau batu belah. Sedangkan penanggulan di Tanggul Pantai Krematorium Cilincing akan dibangun sheet pile sepanjang 264 meter. Pengerjaannya juga sudah mencapai 50 persen dan dipastikan dua proyek penanggulanan ini bisa selesai pada pertengahan Desember tahun ini.

Namun, untuk proyek pembangunan Pintu Air Pasang Surut Cilincing senilai Rp 3,5 miliar akan ditunda pengerjaannya. Karena sebanyak 37 KK yang rumahnya terkena proyek masih bertahan dan tidak mau direlokasi. Padahal, keberadaan pintu air tersbut sangat penting untuk menanggulangi banjir rob yang bisa mencapai 1-2 kilometer sepanjang Jalan Inspeksi Cakung Drain. “Kami akan tunda pelaksanaan proyek itu. Dan dananya dialihkan untuk pembangunan sheet pile di Jalan RE Martadinata sepanjang 180 meter. Letaknya disebelah jalan yang amblas. Mudah-mudahan tahun ini bisa selesai,” tandasnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails