Senin, Maret 01, 2010

Pentas Budaya Nasional Iringi Penutupan Cap Go Meh di Pluit

JAKARTA, MP - Ratusan warga dari berbagai etnis di Muara Karang, Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (28/2) malam, tumpah ruah, mengikuti penutupan perayaan Cap Go Meh yang digelar di Kawasan Pasar Muara Karang Blok 4 RW 03. Sedianya, penutupan acara ini akan dilakukan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto. Namun ia berhalangan hadir karena ada kegiatan lain yang harus dihadiri. Kendati begitu, masyarakat tidak kecewa dan perayaan hari ke 15 atau penutupan Imlek, berlangsung sangat meriah.

Perayaan Cap Go Meh, juga dimeriahkan dengan 40 stand yang menyajikan makanan dan minuman berbagai khas Tionghoa maupun nusantara. Selian itu juga pagelaran pentas seni budaya nasional yang dipadu dengan budaya Tionghoa.

"Cap Go Meh yang dirayakan warga Tionghoa di Muara Karang, Pluit ini sangat bagus. Ini bukti bahwa pembauran dan kebersamaan sudah berlangsung di kawasan yang notabene 70 persen warganya adalah keturunan Tionghoa. Apalagi kreasi pentas yang digelar adalah perpaduan budaya Tionghoa dan etnis nusantara lainnya," kata Rusdiyanto, Wakil Camat Penjaringan, di sela-sela acara penutupan Cap Go Meh tersebut.

Kini pembauran warga Tionghoa sudah berjalan baik di kawasan Penjaringan. Ditambah lagi presentase warga keturunan Tionghoa di Kelurahan Pluit cukup dominan sekitar 70 persen dibandingkan warga pribumi hanya 30 persen. Warga Tionghoa sudah memupuk dan meningkatkan persaudaraan. Bahkan dalam kegiatan kemasyarakatan seperti membuat tanggul mengantisipasi banjir dilakukan bersama-sama. Ia juga berpesan agar kegiatan seperti ini dapat mempererat tali persaudaraan seluruh warga Penjaringan tanpa membedakan ras maupun etnis.

Pantauan di lapangan penutupan Cap Go Meh ini juga dimeriahkan oleh 150-an anak-anak yang berjalan sekitar 1 kilometer dengan membawa lampion. Mereka bukan hanya berasal dari etnis Tionghoa, akan tetapi juga bersama warga pribumi, mengeliling pemukiman RW 03, Muara Karang.

"Uniknya 150 anak yang masing-masing membawa lampion itu tak hanya berasal dari warga Tionghoa. Tapi membaur dengan etnis lainnya yang ada di RW 03. Mereka berkeliling diiringi pagelaran Barongsai dan Reog Ponorogo," kata Awang Angwari, Sekretaris Kelurahan Pluit. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails