Minggu, Maret 14, 2010

Pembongkaran Gapura Makam Mbah Priok Ditunda

JAKARTA, MP - Rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia, membuat Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara menunda pembongkaran gapura di areal makam Mbah Priok yang sebelumnya dijadwalkan minggu depan sudah mulai dilakukan pembongkaran. Namun, begitu dipastikan pada April mendatang, ditargetkan gapura makam Mbah Priok atau Habib Hasan Al-Haddad di Jl TPU Dobo, Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, sudah dimulai pembongkarannya tersebut.

"Kami sudah melayangkan surat pemberitahuan pada tanggal 26 Januari 2010 yang ditujukan kepada Habib Al Idrus dan Habib Abdullah Sting sebagai pengelola eks makam Habib Hasan Al Haddad alias Mbah Priok yang mengaku sebagai ahli waris. Selanjutnya surat peringatan pertama 7x24 jam pada 24 Februari 2010, surat peringatan kedua 3x24 jam pada 9 Maret 2010. Senin (15/3) nanti akan dilayangkan surat peringatan ketiga 1x24 jam,” jelas Atma Senjaya, Wakil Walikota Jakarta Utara, Minggu (13/3).

Menurutnya, meskipun pihaknya telah melayangkan surat peringatan, pihaknya tidak langsung melakukan penertiban. Tapi, masih menunggu Itikad baik dari para pengelola makam Mbah Priok untuk mengosongkan dan membongkar sendiri bangunan di sekitar eks makam tersebut.

“Ya, kami masih memberikan tenggat waktu kepada mereka untuk membongkar sendiri bangunan gapura dan pendopo di makam tersebut. Saat ini kita cooling down dulu terkait dengan rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat, Obama. Tetapi jika tak mengindahkan surat peringatan, awal April 2010 nanti mau tidak mau terpaksa dibongkar paksa,” jelas pria yang pernah menjabat sebagai Camat Cakung ini.

Atma juga menuturkan, belum lama ini seorang pria bernama Habib Abubakar Hasan Bin Al Atos mengaku sebagai ahli waris pemilik lahan makam Mbah Priok dan juga keluarganya pernah dimakamkan di areal bekas TPU Dobo tersebut. Di mana sebelumnya lahan seluas 5,4 hektar itu dijadikan makam wakaf keluarga Al Atos. Namun karena masyarakat sekitar juga memanfaatkan lahan itu menjadi makam umum, maka keluarga Al Atos menyerahkannya pada pemerintah saat itu masih bernama Gouvernement Van Nederlandch Indie.

“Sedangkan makam Habib Hasan Al-Haddad alias Mbah Priok ada di Pondok Dayung dekat pelabuhan Tanjungpriok. Kemudian dipindahkan ke lokasi TPU Dobo. Namun, pada 997, seluruh jasadnya di TPU Dobo dipindahkan ke TPU Budhidarma, Sempertimur, Cilincing, Jakarta Utara, bersamaan dengan 32 kerangka lainnya, termasuk tiga keluarga Al Atos,” jelas Atma.

Pada 1999 bekas lokasi yang diyakini sebagai makam Mbah Priok itu kemudian dibangun kembali layaknya pusara makam oleh ahli waris Habib Hasan Al Haddad yang kini dikelola Habib Ali Zaenal Abidin dan Habib Abdullah Sting. Mereka mengklaim bahwa bidang tanah tersebut milik ahli waris berdasarkan Eigendom Verponding No.4341 dan No.1780. Tetapi setelah dilakukan penelitian kembali oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jakarta Utara, tanah itu dinyatakan sebagai milik PT Pelindo II sesuai dengan bukti kepemilikan Sertifikat Hak Pengelolaan No 01, Koja Utara seluas 1.452.270 M2 yang diterbitkan pada 21 Januari 1987. “Nanti yang dibongkar hanya bangunan pendopo dan gapura saja, sedangkan untuk makam Mbah Priok tetap dipertahankan sebagai peninggalan sejarah. Bahkan, akan dibuatkan monumen agar tetap dapat dikunjungi warga,” jelasnya.

Mengenai sengketa kepemilikan tanah, telah diajukan gugatan oleh Habib Muhamman bin Achmad kepada Pengadilan Negeri Jakarta Utara dengan nomor perkara 245/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Ut. Selain itu juga telah dikeluarkan putusan PN Jakarta Utara pada 5 Juni 2001 dengan amar putusan bahwa gugatan penggugat tidak dapat diterima. Pertimbangan hukumnya adalah kuasa hukum penggugat tidak sah dan gugatan penggugat tidak jelas. “Penggugat pun tidak mengajukan banding. Jadi putusan PN Jakarta Utara tetap berlaku,” kata Atma.

Agar pelaksanaan penertiban berjalan lancar, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepolisian Resort Metro Jakarta Utara dan Komando Distrik Militer 0502 Jakarta Utara. "Untuk penertiban kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan Kodim Jakarta Utara. Termasuk, petugas Satpol PP dengan kekuatan 1500 personil,” jelas Atma. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails