Selasa, Februari 23, 2010

Jebolnya Pintu Air, Kegiatan PLN Muarakarang Dialihkan

JAKARTA, MP - Pasca jebolnya pintu air milik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Muarakarang Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Senin (22/2) kemarin, kini kegiatan karyawan Jasa Managemen Konstruksi (JMK) PT PLN, dialihkan ke mess karyawan. Tepatnya ke gedung yang berada di seberang kantor JMK di Jl Raya Pluit Utara Penjaringan. Namun belum ada aktivitas yang berarti, sebab meraka hanya membersihkan beberapa sudut halaman dan ruangan yang terkena genangan air kemarin.

“Seluruh aktivitas anak perusahaan PT PLN ini, dialihkan ke mess. Kita sekarang sedang berbenah karena banyak peralatan kantor yang rusak akibat terendam air, seperti komputer, berkas-berkas dan lainnya. Kerugian masih kita hitung, diperkirakan mencapai puluhan juta," jelas Bambang Trisulo, satu karyawan JMK PT. PLN, Selasa (23/2).

Ia mengaku, tidak sedikit yang harus dirapihkan karena sebagian lumpur juga mengotori ruang kantor tersebut. Diperkirakan akan memakan waktu tiga hari untuk membersihkan ruangan kantor yang sempat terendam air setinggi pinggang orang dewasa, sehingga kondisinya seperti sediakala. "Sekarang ini kita sedang bersih-bersih. Sementara dalam waktu tiga hari ke depan ini kegiatan kantor dialihkan ke mess," ucap Bambang.

Ia menyebutkan, peristiwa jebolnya pintu air hingga air laut masuk ke dalam area Jasa Managemen Konstruksi (JMK) PT PLN, setidaknya sudah terjadi untuk ke tiga kalinya. Pada tahun 2002 lalu, pernah dua kali mengalami hal yang sama sebelum kejadian Senin (22/2) kemarin.
"Sebelumnya, Pimpinan sudah pernah mengajukan peninggian tapi sampai kini belum terealisasi. Bahkan kami sudah pernah ada rencana pemindahan ke daerah Pejompongan, Jakarta Pusat, tapi belum juga terealisasi," kata Bambang.

Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono menyanggah jika tanggul atau pintu air milik PLTU Muarakarang jebol. Menurutnya, banjir rob yang melanda kawasan tersebut kemarin diakibatkan adanya kebocoran. Yakni karena macetnya salah satu dari enam pintu pendingin turbin.

"Enam pintu itu tidak pernah dibuka. Saat itu pintu dibuka untuk pendinginan turbin. Namun ketika ditutup kembali salah satu pintu tertahan oleh lumpur, yang mengakibatkan masuknya air laut hingga menyebabkan banjir. Jadi bukan tanggul jebol," tandas Bambang.

Pantauan beritajakarta.com di lapangan,arus lalu lintas di kawasan tersebut kini normal kembali. Tidak ada pemandangan kendaraan yang berjalan merayap seperti terjadi pada Senin kemarin. Dimana kemacetan sepanjang lebih dari dua kilometer terjadi sejak pagi hingga siang hari, utamanya di Jl Pluit Raya, dari arah Muara Angke menuju Penjaringan. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails