Sabtu, Januari 09, 2010

Proyek Lapangan Terbang Pulau Seribu Dihentikan

JAKARTA, MP - Pemerintah administrasi Kepulauan Seribu menghentikan sementara pembangunan lapangan terbang di wilayahnya. Penghentian proyek lapangan terbang perintis di Pulau Panjang ini dilakukan karena tidak dianggarkan untuk pembangunan tahun ini.

Menurut Kepala Sudin Komunikasi dan Informasi (Kasudin Kominfo) Kabupaten Kepulauan Seribu, Purwoto, pembangunan sementara waktu dihentikan. ”Kami berharap 2011 pembangunan lapangan terbang tersebut dapat dilanjutkan kembali,” ungkapnya. Menurutnya akan sangat mubazir bila sampai dihentikan total.

Meski demikian, sepanjang tahun ini pihaknya akan terus melakukan uji analisi terhadap keberadaan lapangan terbang tersebut. Dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan studi banding ke lapangan terbang Nusawiru di Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat.

”Tim sepertinya akan dipimpin langsung oleh Pak Bupati,” ungkapnya. Sebelumya ketua tim studi banding rencananya dipimpin oleh Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kepulauan Seribu, Yulianto Basuki. Namun Yulianto sebagai penanggung jawab proyek ditaham oleh Kejaksaan pada 3 Desember 2009 dengan dugaan korupsi merugikan negara sebesar Rp 1,2 miliar dalam proyek pembangunan landasan (runway).

Menurut Purwoto, rencana studi banding pada 2009 sempat terhenti karena kasus ini. Namun karena dianggap penting, studi banding dilanjutkan kembali tahun ini untuk menganalisa kelayakan bandara di Pulau Seribu. "Studi banding ini untuk mengetahui masalah Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan pengelolaannya," kata Purwoto.

Bupati Kepulauan Seribu, Burhanuddin mengatakan keberadaan lapangan terbang di wilayah Kepulauan Seribu cukup penting. Selain dapat mendukung sektor industri pariwisata juga dapat sebagai alternatif pendistribusian bahan pokok apabila kondisi cuaca di laut buruk

Menurutnya selama ini akses ke Pulau Seribu terbatas dengan menggunakan kapal, jalur ini bisa terputus apabila kondisi cuaca buruk datang. ”Dengan adanya jalur udara, pasokan bahan pokok tidak akan terganggu dengan gangguan cuaca,” ungkapnya.

Keberadaan bandara juga diperkirakan dapat menghidupkan kembali sektor pariwisata Kepulauan Seribu yang hampir mati. Selama ini masalah transportasi seringkali menjadi kendala berkembangnya sektor andalan wilayah ini setelah sector perikanan. ”Obyek wisata bahari dapat berkembang baik dengan adanya lapangan terbang ini,” tegas Burhanuddin.

Menurutnya tipikal lapangan terbang di Kepulauan Seribu bukanlah lapangan terbang komersil. Lapangan terbang ini untuk transit para wisatawan dan juga sebagai jalur distribusi bahan pokok bagi warga di Kepulauan Seribu Utara dan Kepulauan Seribu Selatan.

Burhanuddin menjelaskan, dalam kajian pembangunan lapangan terbang pada 2006 lokasi Pulau Panjang cukup strategis sebagai akses ke Kepualauan Seribu. ”Letaknya di tengah-tengah, Jepang dulu memilih pulau itu karena strategis,” ungkapnya.

Pihaknya juga sudah berkonsultasi dengan konsultan penerbangan Merpati. Pulau seluas 12,9 hektar itu cukup layak dibangun sebuah bandara dengan penerbangan pesawat berkapasitas penumpang dibawah 50 orang. "Serta jarak penerbangan juga tak lebih dari 1 jam," kata dia.

Proyek ini mulai dikerjakan pada 2006 lalu dengan menghabiskan ratusan miliar anggaran. Progresnya baru pada tahap pembangun landasan pacu dari existing sepanjang 900 meter, hingga sekarang dikatakan sudah mencapai 1.400 meter. Tahun lalu pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatakan pembangunan perlu dikaji ulang. (cok/kos)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails