Selasa, Desember 15, 2009

Program Wisata Pesisir Belum Tergarap Maksimal

JAKARTA, MP - Program wisata pesisir yang saat ini sedang giat-giatnya dipromosikan Pemkot Administrasi Jakarta Utara nampaknya belum tergarap maksimal. Bahkan, dari 12 tempat destinasi wisata pesisir di Jakarta Utara, masih banyak terdapat kekurangan infrastruktur pendukung yang memudahkan wisatawan untuk datang.

Kurangnya infrastruktur pendukung dapat dilihat di lokasi menuju Rumah Pitung di bilangan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Sejumlah pengunjung yang ingin singgah di rumah bersejarah itu, terpaksa harus berjalan kaki sejauh 800 meter. Sebab, untuk menuju lokasi tidak bisa dilintasi mobil, karena akses jalan masuk masih berupa jalan setapak. Kondisi ini tak ayal membuat pengunjung yang ingin berekreasi menjadi kesulitan untuk menikmati seluruh sajian destinasi wisata yang ada.

“Kalau mau lihat rumah si Pitung, harus jalan kaki karena jalannya sempit. Mobil tidak bisa masuk apalagi bus,” ujar M Djamhori, warga RT 01/10 Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.

Selain itu, sambungnya, jalur menuju rumah panggung yang berada tepat di tepi bibir Pantai Publik Marunda juga terlihat gersang. Sejauh mata memandang, hanya terdapat hamparan tambak milik nelayan setempat.

Kurang terawatnya destinasi wisata pesisir dapat dijumpai di Taman Suaka Marga Satwa Muara Angke. Di lokasi yang merupakan tempat konservasi mangrove itu, justru banyak ditemui sampah berserakan.

“Banyak sampah di sela-sela mangrove sehingga pemandangan jadi tidak indah lagi,“ jelas Andi Mahmud, warga RT08/02 Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.

Selain permasalahan minimnya infrastruktur dan kebersihan di lokasi destinasi wisata pesisir, permasalahan lain yang masih menjadi penghambat kedatangan wisatawan adalah maraknya pungli di Makam Keramat Luar Batang, Penjaringan. Sejumlah pengunjung yang datang, mengaku biasa dipungut biaya parkir tidak resmi hingga Rp 25 ribu. Jumlah itu, belum termasuk biaya untuk putaran mobil sebesar Rp 10 ribu dengan bukti kwitansi tulisan tangan atas nama Kordinator Keamanan Dermaga Luar Batang RW 03.

Terkait maraknya pungli di Makam Keramat Luar Batang, Lurah Penjaringan, Ali Mudasir, mengaku pungutan retribusi yang dibebankan kepada pengunjung dilakukan tanpa sepengetahuan dirinya selaku lurah. Karena itu, pihaknya berjanji akan memanggil pengurus RW 03 yang diduga melakukan pungutan tersebut.

“Kita akan panggil pengurus RW-nya karena itu tanpa seizin saya. Kita juga akan tertibkan mereka, termasuk menertibkan pengemis yang selama ini mengganggu kenyamanan pengunjung. Itu bukan warga sini, tapi dari luar Jakarta,” terangnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails