Kendati demikian, warga tetap mengutuk ulah pelaku yang dengan sengaja melakukan pencemaran tanpa mengindahkan dampak kerusakan lingkungan akibat limbah zat kimia dari ceceran minyak mentah itu. "Jika menunggu tanggung jawab pelaku, tentunya butuh waktu lama. Akibatnya, akan lebih banyak lagi biota laut yang mati. Jadi, kami bersama warga bergotong royong membersihkan tarbal," ujar Salim, Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (Formapel) Kepulauan Seribu yang dihubungi beritajakarta.com, Selasa (3/11) sore.
Menurutnya, untuk mengumpulkan ceceran tarbal yang terdampar di pasir pantai, cukup mudah. Sebaliknya, warga kesulitan membersihkan gumpalan tarbal yang banyak mengambang di laut dan menyangkut di dahan tanaman bakau (mangrove). "Tarbal yang terdampar di pasir pantai hampir bersih, tapi yang di laut belum dibersihkan. Kita tunggu sampai tarbal itu terdampar," papar Salim.
Sejak menjadi kabupaten, delapan tahun silam, Kepulauan Seribu memang giat membenahi wilayah utamanya yang memiliki potensi wisata. Dan Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau andalan wisata pemukiman, selain Pulau Untung Jawa. Pantai berpasir putih yang landai di pulau ini menjadi salah satu potensi andalan selain wisata penangkaran penyu, observasi mangrove, spot pemancingan, dan spot penyelaman.
Namun, pencemaran yang terjadi di sekitar perairan Pulau Pramuka ini, bukan hanya mengancam kelangsungan hidup ekosistem laut, tapi juga mengancam tingkat kunjungan wisata ke pulau pusat pemerintahan Kepulauan Seribu ini. "Sepanjang pantai ini banyak wisatawan yang mandi di laut. Kalau kotor begini, siapa yang mau bermain atau mandi di laut," jelas Suheli (53), warga Pulau Pramuka yang ikut membersihkan tarbal.
Kegiatan pembersihan tarbal yang mencemari pantai Pulau Pramuka dilakukan sejak hari Senin (2/11) dan digagas Camat Kepulauan Seribu Utara, Edy Junaedi. Bersama dengan lurah dan pengurus RW setempat, camat meminta warga turut serta membersihkan tarbal. "Secara prosedur, kita sudah laporkan pencemaran ini ke BPLHD Kepulauan Seribu, mengingat akan lebih merugi bila didiamkan, dan bersama warga kami berinisiatif membersihkan," tandas Edy Junaedi.(yos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar