Senin, November 09, 2009

Angka RTS di Kepulauan Seribu Menurun Drastis

JAKARTA, MP - Perubahan status pemerintahan dari kecamatan menjadi kabupaten pada 8 tahun silam, nampaknya berdampak positif bagi Kepulauan Seribu. Indikasinya adalah, kini jumlah Rumah Tangga Miskin (RTS) di wilayah tersebut mengalami penurunan drastis. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Seribu tahun 2000, jumlah RTS (rumah tangga sasaran,red) di sana sebanyak 3.642 KK. Namun pada tahun 2009 ini menurun drastis dan tinggal 571 KK.

"Sejak menjadi kabupaten, jumlah RTS menurun drastis. Hal itu berdasarkan survei BPS kepada penerima bantuan pemerintah seperti penerimaan BLT, Raskin dan Jamkesmas," ungkap Burhanuddin, Bupati Kepulauan Seribu saat memperingati hari ulang tahun (HUT) Kabupaten Kepulauan Seribu yang ke-8 di Pulau Pramuka, Senin (9/11).

Di samping tingkat kesejahteraan meningkat, kini pelayanan masyarakat seperti, kesehatan, pendidikan dan sebagainya mengalami peningkatan. Buktinya, saat ini warga tidak perlu lagi menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. "Tiap waktu, dokter siap melayani warga yang sakit. Kondisi itu berbeda dengan delapan tahun lalu, dimana warga harus menunggu hingga sebelas hari saat aplus dokter ke masing-masing kelurahan," papar bupati.

Hal yang sama juga terjadi pada sektor pendidikan. Kini di Kepulauan Seribu terdapat 12 sekolah dasar (SD), lima sekolah tingkat pertama (SLTP) dan dua sekolah tingkat atas (SLTA) dengan kondisi sarana dan prasarana yang sangat memadai. "Jumlah itu belum ditambah dengan madrasah. Bahkan, untuk menonjolkan karakteristik wilayah, SMKN 61 Pulau Tidung akan diplot menjadi sekolah perikanan dan kelautan," jelas Burhanuddin.

Yang membanggakan, perhatian Pemprov DKI Jakarta terhadap Kepulauan Seribu tetap terjaga. Contohnya dengan mewujudkan impian masyarakat pulau untuk menikmati instalasi listrik 24 jam. Bahkan dalam waktu dekat ini akan ada dermaga sandar sebagai pintu gerbang menuju wilayah daratan Jakarta, tepatnya di Kali Adem, Muara Angke.

"Pelayanan listrik 24 jam kini sudah bisa dinikmati warga yang tinggal di bagian Selatan. pada tahun 2011 nanti di bagian Utara juga akan teraliri listrik. Sedangkan dermaga sandar, akhir 2010 mungkin sudah dapat digunakan," ungkapnya.

Kendati begitu, mantan Wakil Walikota Jakarta Barat ini tidak menampik bahwa sejumlah program strategis di wilayah yang berpenduduk sekitar 22 ribu jiwa ini tersendat. Program itu antara lain, perubahan pola dari nelayan tangkap menjadi nelayan budi daya (seafarming) dan penambahan landasan pacu pesawat terbang di Pulau Panjang. "Kedua program itu masih harus diuji kembali. Perkembangannya membutuhkan proses, waktu dan biaya yang besar. Tapi kami akan tetap melanjutkan hingga benar-benar bermanfaat untuk Kepulauan Seribu," terang Burhanuddin.

Adapun hal yang perlu ditingkatkan, kata bupati, yakni pelayanan transportasi laut dan promosi wisata bahari. Pemkab Kepulauan Seribu akan berupaya memfungsikan kembali armada lumba-lumba dan kerapu dengan sistem fider dan meningkatkan kualitas pelayanan kapal angkut penumpang tradisional (ojek) yang dikelolah masyarakat. "Kalau segi transportasi sudah baik, saya yakin akan berimbas dengan daya kunjung wisata. Kita lihat sekarang pulau pemukiman telah menjadi primadona wisata bahari dengan jumlah pengunjung sekitar 3 ribu tiap pekannya," ujar Burhanuddin.

Dari yang sudah dan akan dilakukan, bupati optimis ke depan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu akan duduk sejejar dan berdiri sama tinggi dengan lima wilayah lain di Provinsi DKI Jakarta. Untuk itu, segala potensi wilayah yang memiliki 110 gugusan pulau ini akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan seperti hanya wilayah yang berada sebuah ibu kota negara. "Maka dari itu, kita akan bawa kepulauan ini dengan slogan laju terpadu menuju pulau seribuku maju," pungkasnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails