Beberapa warga sekitar mengatakan, rob sudah terjadi sejak kemarin. Namun jika dibandingkan dengan hari Senin (19/10), ketinggian air rob hari ini jauh lebih tinggi. Kemarin genangan hanya setinggi 10 sentimeter, namun sekarang sudah mencapai 40-50 sentimeter.
Yadi (30), warga RT 007/17, Penjaringan, mengatakan, air pasang atau rob bukan sesuatu yang baru bagi warga Muarabaru. Pasalnya, fenomena seperti ini sudah rutin terjadi setiap tahun, terutama saat terjadi perubahan cuaca (pancaroba).
“Sebenarnya kami di sini sudah biasa terkena air pasang. Tapi mau bagaimana lagi karena sudah sejak lama kami tinggal di sini. Memang, setiap rob aktivitas warga terganggu terutama para pedagang," ujarnya, Selasa (20/10).
Yadi yang berprofesi sebagai pedagang warung kopi juga menderita kerugian besar akibat rob. Sebab, warungnya terpaksa tutup karena tergenang air setinggi lutut orang dewasa. Tak hanya itu, sejumlah jalan umum pun terganggu karena banyaknya genangan air.
Seperti di sepanjang Jl Muara Baru Raya, tepatnya di depan pintu gerbang tempat pelelangan ikan. Walau badan jalan sudah ditinggikan namun tetap saja terkena rob. “Kalau di lingkungan warga, seperti di RT 07, 14, 15 ketinggian air pasang ini bisa mencapai pinggang orang dewasa,” lanjutnya.
Hal senada diungkapkan Mas Rosri (35), warga RT 20/17, Penjaringan. Menurutnya, genangan air yang terjadi kali ini diakibatkan jebolnya tanggul milik PT Pelindo yang tahun lalu retak dan belum diperbaiki. Tanggul tersebut terletak di RT 15/17. “Kalau genangan rob di sana bisa jadi sudah setinggi pinggang atau dada orang dewasa. Lihat saja, anak-anak saja sudah pada berenang di sana,” kata pria yang juga pengurus RT 20.
Wilayah RT 20, merupakan salah satu daerah pemukiman yang berdekatan dengan mesin pompa Muarabaru. Genangan rob di sana tidak begitu parah karena hanya terkena imbas luapan rob setinggi mata kaki orang dewasa. “Kalau di tempat saya sudah aman karena tanggulnya baru dibuat. Paling hanya kena imbas dari sini,” tutur Mas Rosri.
Sebenarnya warga RW 17 sempat melakukan demo ke kantor PT Pelindo dan Sudin PU Air Jakarta Utara. Mereka menuntut perbaikan tanggul yang retak di lokasi itu namun tuntutan warga tidak ditanggapi. “Malah tanggul yang dekat gedung pompa langsung diperbaiki Pemda DKI Jakarta,” ungkapnya.
Menurut warga, jika di kawasan tersebut dibuatkan saluran air yang benar menuju Waduk Pluit, maka air pasang tidak akan terlalu lama mengenangi pemukiman warga. “Karena tak ada saluran air, rob biasanya baru surut sore hari,” tambahnya.
Lurah Penjaringan, Ali Mudasir, membenarkan, air pasang sudah mulai meluap kembali ke pemukiman warga pesisir. Namun ia mengaku belum mengetahui kondisi daerah tersebut secara detail karena baru menjabat lurah. “Ya, saya baru di sini mas. Dan saya baru akan mengecek ke lokasi, kami juga sudah menyiapkan dua perahu karet yang selalu siaga di kantor kelurahan. Meski air pasang tak begitu tinggi, namun warga diminta waspada,” ujarnya singkat.
Jika air rob pada Rabu (21/10) besok terus meninggi dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap aktivitas nelayan secara keseluruhan, terutama pedagang di tempat pelelangan ikan. Karenanya, ia meminta agar tanggul yang jebol di RT 15 segera diperbaiki.(red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar