Senin, Oktober 12, 2009

500 Ibu Kampanyekan Anti Gizi Buruk

JAKARTA, MP - Setelah berhasil menekan balita gizi buruk, sebanyak 500 ibu-ibu yang memiliki balita di Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara (Jakut), kembali melakukan Kampanye Anti Gizi Buruk dengan membuka Pos Gizi. Kegiatan ini diharapkan mampu membangun pola makan yang sehat bagi anak-anak balita di wilayahnya.

Dalam melakukan kegiatan ini, Kelurahan Tugu Utara melibatkan ibu balita dari PAUD, Pos Gizi RW, kelurahan dan Lembaga Kesehatan Internasional Mercy Corp. Antusias warga terlihat saat mengantri mendaftarkan diri untuk turut dalam kegiatan ini. Pada kegiatan ini, ibu dan balita mengikuti delapan lomba terkait masalah perbaikan gizi dan pola makan sehat.

Di antara jenis perlombaannya yang diikuti, lomba makan cepat, lomba saji makan bergizi, lomba pengetahuan ASI, asah otak balita dan lainnya. Tak hanya itu, para peserta juga mendapatkan makanan sehat dan bergizi dan mainan buat anak-anaknya.

Antrian panjang rupanya tidak membuat surut semangat Maya (28), ibu dari Galang, balita usia 2 tahun yang pernah mengalami gizi buruk. Dirinya mengaku senang akan kegiatan yang memotivasi dirinya untuk terus menerapkan pola makan sehat dan bergizi. “Sejak mengikuti program di Pos Gizi RW selama 20 pertemuan, kondisi anak saya terus membaik, berat badannya bertambah dan sudah pulih kembali,” ujarnya.

Maya mengakui, keikusertaannya mengkampanye anti gizi buruk tersebut, dikarenakan anaknya pernah terkena gizi buruk pada usia 5 bulan. Waktu itu, berat badan anaknya hanya 7,5 kg. “Alhamdullilah, berat badan anak saya sekarang sudah 11.kg, dan kini doyan makan,” ucapnya seraya menambahkan, usia normal anak 2 tahun beratnya 10,5 hingga 12 kg.

Lurah Tugu Utara, M Iqbal mengatakan, kegiatan ini bertujuan memotivasi ibu balita agar tetap memperhatikan pola saji makanan sehat bagi balitanya. Sebenarnya di Kelurahan Tugu Utara ini, kata Iqabal, sudah ada program Kedai Balitaku yang bergulir sejak November 2008 dan tersebar di RW 05, 08, dan 018. “Alhamdullilah, meski sudah ada Pos Gizi, warga kami semakin giat melakukan kampanye anti gizi buruk, karena bisa pengentasan gizi pada balita,” kata Iqbal kepada beritajakarta.com.

Lebih lanjut Iqbal mengungkapkan, berbagai program perbaikan gizi balita di kawasan ini tak lepas dari peran masyarakat dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat. Berdasarkan catatan di puskesmas, program perbaikan gizi mengalami peningkatan yang signifikan. Tahun 2008 lalu, dari 3.342 balita di Kelurahan Tugu Utara, sedikitnya ada 155 Balita di Bawah Garis Merah (BGM), untuk BGT (Bawah Garis Tengah) sebanyak 230, dan gizi buruk 8 Balita. “Dengan adanya Pos Gizi, ibu yang memiliki baliti disuluh. Langkah ini cukup berhasil, karena dari 511 balita yang berada di bawah garis merah (gizi kurang), kini berkurang menjadi 125 balita. Apalagi sekarang balita yang terkena gizi buruk tinggal 2 orang,” ungkapnya.

Sementara itu, Motivator Gizi dari perwakilan Mercy Corp, Anna Manurung mengatakan, kawasan Tugu Utara merupakan pilot project pementasan gizi anak di DKI Jakarta. Upaya yang dilakukan melalui berbagai program, mulai dari KP ASI, RW Siaga, Pos Gizi RW dan Asinisasi Ibu Balita. Sebelumnya pementasan kurang gizi maupun gizi buruk mencapai 80 persen, tapi sekarang ini hanya 2 balita yang terindikasi kurang gizi, dan berada dalam penanganan di pos gizi. "Diharapkan akhir tahun ini, Tugu Utara bebas dari kurang gizi atau gizi buruk,” tuturnya.

Dipilihnya Kelurahan Tugu Utara, menurut Anna, Tugu Utara merupakan kawasan padat penduduk, kumuh dan mayoritas warganya berpenghasilan rendah yaitu hanya berprofesi sebagai buruh pelabuhan maupun buruh pabrik. “Dari 18 RW di Tugu Utara, ada 18 pos gizi yang membangun pos gizi RW melalui swadaya masyarakat,” ungkapnya. Kegiatan kampanye anti Gizi Buruk ini dilakukan satu hari, yaitu setiap hari Minggu mulai jam 08.00-14.00 WIB, dan sedikitnya 500 ibu balita turut mengkampanyekan anti gizi buruk ini. (red/*bj/min)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails