
Warga yang saat itu sedang sholat magrib, tidak menyadari api tiba-tiba dengan cepat merambat. Sedikitnya 22 unit mobil dari Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Utara yang dibantu dari Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat dikerahkan. Air pun di pompa dari Kali Buntu Jalan Bakti.
Bahkan rumah Suwarno, Ketua RT 05, ludes terbakar. Petugas pemadam kesulitan memadamkan api, karena ramainya warga yang mendatangi lokasi. Padamnya listrik, pun membuat petugas pemadam kebakaran kewalahan untuk memadamkan kobaran api. Untuk itu, petugas menggunakan mobil lampu sorot membantu penerangan di lokasi.
Menurut Tewi (40) istri Ketua RT 05 mengatakan, rumahnya habis terbakar. "Saya dan tiga anak masih bisa selamat tapi semua barang-barang berharga berikut surat hangus kebakar," ujarnya.
Tewi hanya bisa menyelamatkan beberapa baju saja. Sedangkan barang eletronik miliknya terbakar. Bahkan keponakannya, Junaedi (28) luka terkena pecahan kaca. Junaedi yang mengalami luka di lengan kanannya, dibawa ke RSUD Koja.
Warga yang menjadi korban kebakaran Sharoni (34), menyesali lambannya mobil dinas kebakaran. Padahal kantor pemadam kebakaran, berada tidak jauh dari lokasi kebakaran. Sharoni pemilik rumah nomor 11 itu, mengatakan seharusnya api dengan cepat dapat dipadamkan.
"Jangan lamban dong mobil pemadam datang. Padahal jarak lokasi kebakaran tak jauh dari kantor dinas kebakaran. Dan mereka hanya berdiri saja memasang pipa, padahal api sudah merambat ke rumah lain," katanya.
Sementara itu sempat terdengar ledakan dari lokasi kebakaran yang ditengarai dari gas pedagang jamu. Tak hanya itu, ada juga ledakan dari petasan yang disimpan di salah satu rumah yang terbakar tersebut.
Kepala Seksi Operasional, Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Alam Jakarta Utara, Djaja Aditia, mengatakan, untuk sementara api diduga berasal dari korsleting listrik. Dan ada sempat terdengar ledakan yang diduga dari kompor gas. "Ada yang bilang dari kompor gas tapi ada juga bilang dari petasan," ungkapnya.
Ia menampik tudingan warga yang mengatakan petugas lambat memadamkan api. Padahal, pihaknya sudah berusaha seoptimal mungkin, tapi kondisi rumah yang terbakar kebanyakan triplek sehingga api dengan mudah merambat. "Dan kami juga terganggu dengan banyaknya warga yang menonton," katanya. (cok)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar