Selasa, Agustus 25, 2009

Pengemis Musiman “Banjiri’ Wilayah Jakut

JAKARTA, MP - Pengemis musiman dari berbagai wilayah seperti Bekasi dan Karawang berdatangan di beberapa kawasan perkampungan Jakarta Utara.

Salah seorang pengemis yang tertangkap Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Marpuah (47) asal Kampung Rawa Nyamuk, Bekasi Barat, Selasa (25/8) mengaku datang ke Jakarta untuk mengemis diajak temannya.

"Saya datang di koordinir Bang Udin. Sudah dua hari ini saya mengemis," ujarnya tanpa menjelaskan lebih jauh siapa Bang Udin yang dimaksud.

Memasuki hari keempat puasa Ramadhan, para pengemis musiman itu berdatangan ke sejumlah perkampungan di wilayah Jakarta Utara, dengan dikoordinir oleh seseorang.

Biasanya para pengemis itu datang secara berkelompok. "Kami datang ke permukiman warga dengan membawa proposal sumbangan untuk anak yatim piatu," terang Marpuah.

Menurut dia, dengan menggunakan proposal, pemberi sedekah minimal memberi uang seribu rupiah sedangkan kalau mengemis hanya dengan kaleng, biasanya pemberi sedekah hanya memberikan uang logam pecahan Rp500.

Marpuah pun berharap ada pengurus yang menebus dirinya dan segera mengeluarkannya agar bisa kembali bebas.

Para pengemis yang terorganisasi itu, kata Marpuah, tidak berani mengemis di wilayah kompleks maupun perumahan sebab khawatir akan diusir satpam kompleks atau terkadang dikejar anjing pemilik rumah.

Marpuah pun mengaku diturunkan oleh koordinatornya dari mobil Carry yang membawanya di depan Stasiun Tanjung Priok.

"Sebelum tertangkap, biasanya sekitar pukul 19:00 WIB, kami harus kembali berkumpul di tempat pertama kami diturunkan," ujarnya.

Dengan mengemis bermodalkan proposal, hasil yang di dapat setiap kelompok yang beranggotakan 4 ibu-ibu itu cukup lumayan.

"Biasanya sih seharian keliling perkampungan yang rumahnya cukup bagus, dapat Rp 300 ribu," ujar Marpuah janda satu anak tersebut.

Sementara itu, di taman Stasiun Tanjung Priok, sedikitnya 101 Penyandang Masalah Kesejahtraan Sosial (PMKS) menempati taman tersebut.

Mereka yang dulunya tinggal di dalam Stasiun Tanjung Priok. Mereka pun bertahan hidup dengan menjadi pengemis dan pengamen di atas bus kota.

"Saya ini mau pulang kampung malu. Di sana mau kerja apa," ujar Susi (32), ibu dua anak yang tinggal di taman Stasiun Tanjung Priok tersebut.

Dari 101 PMKS tersebut, 32 di antaranya masih anak-anak. Biasanya orang tua mereka memberdayakan bocah tersebut untuk mencari makan dengan mengamen maupun jadi pengemis.

Para pengemis di areal taman stasiun tersebut, mempunyai pimpinan bernama Roy, yang bertugas menjaga keamanan para penghuni eks Stasiun Tanjung Priok tersebut.

Sementara itu, Kasudin Sosial Jakarta Utara Drs Akmal Towe, Msi mengatakan sebelum bulan puasa, razia pengamen maupun pengemis seminggu dua kali dilakukan dengan bantuan tramtib.

"Saat bulan puasa razia PMKS dilakukan seminggu empat kali, untuk menekan tingginya pengemis musiman yang masuk wilayah Jakarta Utara," ujar Akmal.

Setiap kali melakukan razia, katanya, terjaring sekitar sembilan orang yang merupakan pengamen maupun pengemis, yang kebanyakan terjaring di perempatan lampu merah.

Dijelaskan Akmal, daerah yang menjadi tempat mangkal pengemis maupun pangemen di wilayah Jakarta Utara yakni Jembatan Tiga, Simpang Lima Semper, Perempatan Mambo, Perempatan Coca-cola, Jl Raya RE Martadinata, Gunung Sahari, pertigaan Sunter, daerah Penjaringan depan Atmajaya dan kawasan pertokoan Pluit.

Data dari Dinas Sosial Jakarta Utara, razia PMKS yang dilakukan sejak bulan Agustus sudah menjaring sekitar 43 orang. "Mereka yang terjaring dikirim ke panti sosial Cipayung untuk dipulangkan ke kampung halaman dan dilakukan pembinaan kerja," terang Akmal.

Sementara Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono meminta untuk Dinas Sosial dan Tramtib terus melakukan razia, untuk meningkatkan kenyamanan di jalan raya, khususnya wilayah Jakarta Utara.

Biasanya, dijelaskan Bambang Sugiyono, pengemis musiman yang terorganisir itu sering "menyerbu" Jakarta pada saat Ramadhan hingga Lebaran.

Walikota berharap agar permasalahan yang sudah menjadi rutin tiap tahun itu dapat diatasi dengan cara menangkap orang yang membawa atau mengkoordinir pengemis tersebut ke wilayah Jakarta Utara. (red/*b8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails