JAKARTA, MP - Untuk mempromosikan salah satu program unggulan 12 destinasi wisata pesisir, berbagai kegiatan dan sosialisasi terus digalakkan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara. Salah satunya seperti menggelar kegiatan Festival Muharam yang digelar di Islamic Centre. Namun sayang, kegiatan yang sejatinya untuk lebih memperkenalkan keberadaan 12 destinasi wisata pesisir tersebut tidak sesuai yang diharapkan karena sepi pengunjung, apalagi lokasi penyelenggaraan merupakan salah satu titik 12 destinasi wisata pesisir.
Bahkan kegiatan dalam rangka perayaan tahun baru Hijriah yang digelar di halaman Masjid Islamic Centre berlokasi Jalan Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara, ditengarai menelan anggaran Rp 400 juta dari APBD 2010. Namun sayang kegiatan tersebut tidak tepat sasaran karena undangan hadir merupakan 'suruhan' lurah dan camat.
"Saya tidak tahu acara apaan hanya diajak oleh teman-teman katanya suruh pak lurah. Ya, lumayan dikasih Rp 35 ribu buat malam mingguan," kata Ahmad, salah satu peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.
Hal serupa juga diungkapkan Aminah, salah satu anggota majelis taklim di kawasan Koja yang diminta hadir dalam acara tersebut. "Ya, baru tadi malam saya dapat undangannya untuk menghadiri kegiatan ini," katanya yang belum mengaku belum mengetahui materi acara kegiatan tersebut.
Sementara itu pantauan di lapangan, kegiatan Festival Muharam itu terlihat sepi pengunjung berbeda dengan tahun lalu undangan yang hadir membludak. Ada sejumlah kursi yang masih kosong di area dekat panggung. Hal itu dikarenakan panitia acara kurang melakukan sosialisasi.
Hal itu diakui Mila (34), salah satu pengunjung Islamic Centre mengaku tidak tahu jika kegiatan itu merupakan Festival Muharam dengan tujuan untuk memperkenalkan 12 destinasi wisata pesisir. "Saya kira tadi acara pengajian rutin di Islamic Centre," katanya ketika ditemui Sabtu (27/11).
Hal itu juga diakui Lurah, Rawabadak Selatan, Maibu, mengatakan, kegiatan ini tanpa ada surat pemberitahuan dari Sudin Kebudayaan Jakarta Utara ke kanor kelurhan sehingga dirinya tidak siap mendatangkan majelis taklim di wilayahnya. "Acaranya mendadak mas tida terkodinir," tandasnya.
Begitu juga yang diakui oleh KH. Syamsul Ma'arif MA yang turut memberikan tausiyah mengaku, kegiatan yang seharusnya bermanfaat meningkatkan keimanan islami ini seharusnya disosialisasikan biar banyak yang datang. "Kok yang datang sedikit, pada kemana ?" katanya mengawali tausiyah-nya melihat undangan yang hadir hanya beberapa orang saja.
Sementara itu Sekretaris Kotamadya Jakarta Utara, Drs. Tri Kurnaidi, M.Si mengatakan, acara ini sangat penting dilakukan, karena selain membentengi budaya barat yang masuk dan menggerogoti generasi sekarang juga untuk melestarikan budaya milik sendiri. "Dengan acara ini kebudayaan barat yang bernilai negatif bisa terbendung," ujarnya.
Selain itu, sambungnya, dengan acara ini budaya yang dimiliki umat Islam diharapkan bisa berkembang dan lebih maju. Apalagi, Jakarta Utara telah mempunyai 12 destinasi wisata pesisir yang masih memerlukan pengenalan lebih jauh kepada seluruh lapisan masyarakat. "Mudah-mudahan dengan acara ini budaya yang ada di Jakarta Utara bisa berkembang dan lebih maju," katanya. (jek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar