Selasa, April 20, 2010

Satpol PP Jakut Menghilang, PKL Lorong 104 Menjamur

JAKARTA, MP - Tidak adanya petugas Satpol PP di lapangan juga dimanfaatkan pedagang kaki lima (PKL) di Jakarta Utara. Mereka leluasa menggelar lapaknya sejak Jumat (16/4) lalu, di beberapa wilayah yang biasanya dijaga petugas. Akibatnya, saat ini wilayah tersebut menjadi semrawut dan kembali menimbulkan kemacetan lalu lintas.

Pantauan di lapangan, beberapa titik yang mulai dijamuri PKL antara lain adalah di Jl Lorong 104, Jl Kramat Jaya, khususnya di depan Masjid Islamic Center dan Supermarket Ramayana. Kemudian di Jl Pegangsaan Dua, Jl Tipar Cakung, Jl Sungai Landak dan di Jl Raya Cakung Cilincing.

"Sekarang kami bisa berjualan lagi, mumpung Satpol PP lagi ngumpet," kata Ayat (32) seorang PKL di depan Masjid Islamic Center, Koja, Jakarta Utara, Selasa (20/4). Ayat, bersama pedagang lainnya hanya mencoba memanfaatkan situasi seperti ini. Namun jika petugas Satpol PP kembali bertugas maka mereka siap memindahkan lapaknya ke tempat lain.

Hal senada ditandaskan Umar (42), pedagang lainnya yang menggelar lapaknya persis di depan Masjid Islamic Center. Ia mengaku sudah berjualan pakaian sejak 10 tahun lalu dengan menggelar lapak di wilayah tersebut. Namun ia tidak dapat menggelar lapaknya setelah dagangannya digaruk oleh petugas Pol PP pada dua silam. Sekarang, situasi lengang, sehingga dimanfaatkan para PKL tersebut. "Mumpung Satpol PP nya tidak ada, kami beranikan diri lagi," ungkapnya.

Biasanya, para PKL baru menggelar lapaknya mulai pukul 16.00-22.00. Umar mengaku, meski baru membuka usahanya pada Sabtu lalu namun ia mengaku sudah diwajibkan membayar uang keamanan sebesar Rp 2.000 dan kebersihan Rp 3.000. Hanya saja Umar tidak bersedia menyebutkan, kepada siapa uang retribusi tersebut ia berikan. "Itu untuk keamanan, jadi kalau nanti petugas mau tertibkan keamanan akan berkoordinasi dengan ormas yang akan jagain kami seperti peristiwa makam Mbah Priok yang berhasil dijagain mereka," katanya.

Pemandangan serupa juga terjadi di Jl Lorong 104, jika pada beberapa bulan lalu kawasan itu sudah steril dari PKL namun mulai Jumat (17/4) lalu, kembali disesaki PKL. Di sepanjang jalan itu terdapat tulisan nama-nama pemilik lapak. Tak pelak, kondisi itu membuat akses yang menghubungkan pemukiman ke Jl Yos Sudarso itu menjadi semrawut. Puluhan lapak berukuran 1,5 x 3 meter ini cukup memadati jalan itu.

"Ada sih rasa cemas dan was-was bila suatu saat Satpol PP datang dan menertibkan," ujar Jainal (38), seorang pedagang di Jl Lorong 104. Ia meyakini bahwa aksi penertiban oleh petugas, tidak akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Makanya, ia bersama rekan-rekannya berani menggelar lapaknya. Sebagian dari mereka, ada yang memasang tenda namun ada juga yang hanya menggelar meja lapak.

Kehadiran PKL ini pun mulai dikeluhkan warga sekitar, terutama para pengguna jalan. Sebab, PKL menggunakan bahu jalan sehingga para pengguna jalan dibuat terganggu. Waridin (35) warga RW 12, Kelurahan Lagoa, Koja, Jakarta Utara mengatakan bahwa petugas Satpol PP seharusnya tidak usah bersembunyi, sebab tugasnya sebagai penjaga ketertiban dan keamanan saat ini sangat dibutuhkan warga. "Sebab kalau bukan Satpol PP, siapa lagi yang akan menertibkan PKL," katanya.

Waridin juga berharap, ke depannya Satpol PP agar dapat mengubah pola penertiban yang dilakukannya selama ini. Jangan mudah menggunakan cara-cara kekerasan setiap kali melakukan penertiban, akan tetapi harus lebih mengedepankan cara-cara persuasif dan dialogis.

Camat Koja, Muhammad Efiskal, mengatakan, pengaduan masyarakat tentang maraknya PKL ke kantor kecamatan terjadi sejak pagi hingga sore hari. Masyarakat mengeluhkan karena PKL kembali menggelar dagangannya di Lorong 104 dan Jl Kramat Jaya khususnya di depan Masjid Islamic Center serta di Jalan Deli. Saat ini, untuk sementara pihaknya tidak akan menggelar patroli yang melibatkan petugas Satpol PP.

Camat mengakui tidak berani mengambil tindakan penertiban dalam situasi seperti ini. Karenanya ia pun belum bisa memerintahkan jajaran Satpol PP Koja untuk patroli di daerah yang marak dengan PKL. "Menunggu situasi benar-benar kondusif dan keberadaan Satpol PP dapat diterima masyarakat lagi," ungkapnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails