Selasa, April 12, 2011

Setiap Tahun Permukaan Tanah di Jakut Menurun 4 Centimeter

JAKARTA, M86 - Tampaknya ancaman penurunan permukaan tanah kian mengkhawatirkan di kawasan Jakarta Utara. Bahkan sejak 25 tahun belakangan, sebagian besar wilayah di Jakarta Utara mengalami penurunan tanah hingga 4 centimeter per tahun. Hal itu dikarenakan masih maraknya pengambilan air tanah yang makin tak terkendali. Buktinya, selain Jalan RE Martadinata yang amblas serta lingkungan kantor Walikota Jakarta Utara, sejumlah lokasi juga mengalami penurunan tanah tersebut.

Direktur Keadilan Perkotaan, Institut Hijau Indonesia, Selamet Daroyni, menuturkan, bukti penurunan itu bisa dilihat saat amblesnya Jl RE Martadinata, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. "Malah belum lama ini batas jalan di jalan itu juga dikabarkan amblas, termasuk area parkir RSUD Koja," jelasnya.

Ia menambahkan, penyebabnya antara lain adalah hilangnya sebagian besar buffer zone atau kawasan penyangga di pesisir utara Jakarta, serta pengambilan air tanah yang tidak terkendali di wilayah Jakarta Utara.

Menurutnya dalam 20 tahun terakhir wilayah pesisir Jakarta kehilangan 1.153 hektare hutan Mangrove. Kondisi itu membuat, intrusi air laut menjadi lebih cepat terjadi. Untuk itu diharapkan konservasi hutan Mangrove, harus segera dilakukan secara serentak guna melindungi kawasan Jakarta Utara, maupun kawasan lain di Jakarta secara umum.

Buffer zone menurutnya, merupakan lahan yang steril dari pembangunan dan harus dibiarkan dalam kondisi aslinya. “Kini, buffer zonenya bukan lagi hutan mangrove, tetapi berganti hutan beton,” kata Selamet.

Untuk itu Daroyni berharap kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, juga diminta secara ketat mengontrol penggunaan air tanah di Jakarta, khususnya di Jakarta Utara. Karena penyebab lain turunnya lapisan tanah di Jakarta akibat eksploitasi besar-besaran terhadap air tanah.

Dikatakannya, berdasarkan penelitian sejak 1985 – 2010, diketahui penurunan muka tanah yang signifikan terjadi di wilayah Penjaringan, yaitu mencapai 4,8662 centimeter per tahun. Diikuti Pademangan, yang mencapai 4,1573 Centimeter per tahun. Serta secara berturut-turut, adalah wilayah Tanjungpriok yang mencapai 3,491 sentimeter per tahun, Koja mencapai 3,1625 per tahun, dan penurunan muka tanah di Cilincing yang mencapai 2,65 sentimeter per tahun.

Sementara itu Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono, mengatakan, untuk mengurangi penurunan tanah dan abrasi itu, saat ini pemerintah sedang giat-giatnya melakukan penanaman pohon mangrove di pesisir Jakarta. ”Jakarta Utara itu merupakan benteng Jakarta. Jadi pemerintah kota Jakarta Utara bersama stakeholder yang ada harus peduli bersama-sama melakukan penanaman pohon dan menjaganya,”kata Bambang.

Bukan hanya dipinggir pantai yang dilakukan penanaman pohon, sejumlah lokasi yang dianggab kosong pihaknya juga melakukan penanaman. Hal ini dilakukan supaya Jakarta Utara yang merupakan benteng DKI Jakarta ini akan terlihat nyaman, asri, indah, dan tertata. (jek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails