JAKARTA, MP - Entah apa yang menjadi pertimbangan panitia lelang Suku Dinas Pendidikan (Sudin Dikdas) Jakarta Utara, hingga pada saat menjelang tutup tahun anggaran yang tinggal dalam hitungan 40 hari masih juga melaksanakan lelang.
Bagaimana tidak sejumlah 26 paket pengadaan barang dan jasa masih juga diumumkan oleh panitia lelang, yang meliputi 20 paket pengadaan, 2 rehab berat, 2 rehab sedang dan 2 paket wisata edukasi. Anggaran yang dikucurkan melalui Anggaran Biaya Tambahan (ABT) APBD DKI terkesan dipaksakan dan hanya memenuhi target yang dibebankan kepada Sudin Dikdas Jakarta Utara.
Dua Pekerjaan berat yang dialokasikan untuk rehab berat SDN Kalibaru 03/04 yang dimenangkan PT Ramatindo Pakuan Persada dengan nilai penawaran Rp 978 juta dan SDN Pluit 04 dimenangkan oleh PT Riolita Indah dengan nilai penawaran Rp 993 juta dipersoalkan. Pasalnya dengan tenggat waktu yang sempit yaitu hanya 40 hari kerja diragukan akan dapat diselesaikan. tenggok saja sejumlah pekerjaan rehab sedang yang tengah dilaksanakan oleh rekanan belumlah selesai padahal waktu pekerjaan lebih lama yaitu 90 sampai 120 hari kerja.
Dalam Kesempatan lain, kalangan kontraktor di Jakarta Utara, mendesak Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk segera memanggil Kepala Disdik (Dinas Pendidikan) Propinsi DKI Jakarta, Taufik Yudhi Mulyanto dan Kepala Sukudinas Dikdas (Pendidikan Dasar) Jakarta Utara, Istiyartiningtyas.
Para penyedia jasa rekanan di Pemda tersebut menduga ada sindikasi mafia proyek yang bermain dan mengatur pemenangan diseluruh kegiatan pekerjaan Dikdas Jakut tahun ini ke kontraktor-kontraktor besar yang masuk dalam jaringan. Sehingga, para rekanan yang kecil dan independen tidak dapat menang.
"Peluang kita selalu sulit menang ditiap pekerjaan yang dilelangkan di Dikdas Jakut tahun demi tahun, meski dibuat penawaran teratas maupun terendah selalu kalah, tapi kalau rekanan yang masuk jaringan selalu menang,"ujar A. Mulyadi (40) kepada wartawan. Apalagi, lanjutnya, jangan harap menang jika ada rekanan yang baru dan mencoba keberuntungan di Dikdas Jakut."Jadi harus masuk dulu dalam jaringan sindikasi mafianya, baru bisa dapat proyek,"ketusnya.
Sependapat dengan Mulyadi, kontraktor lain, Tony.S (44) menjelaskan, banyak paket di Dikdas tahun ini dyang dimenangkan oleh perusahaan yang sama."Ada sekitar 1 perusahaan yang menang di 2 lokasi pada tahun ini, maunya jika sudah dapat 1 ya dibagi sama yang lain dong,"tegasnya.
Secara terpisah Ketua LP2AD (Lembaga Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah), Victor Napitupulu sependapat dengan para kontraktor terkait adanya sindikasi mafia proyek di Dikdas Jakut. Menurutnya, jaringan ini diyakini sudah terbentuk lama dari sistem di Disdik DKI Jakarta."Saya menghimbau Gubernur dapat bersikap tegas untuk memutus rantai ini,"tegasnya.
Ia menambahkan, Gubernur segera menanyakan Taufik Yudhi atas keterlibatan Adang Bunyamin yang disinyalir selaku koordinator pengaturan penetapan pemenang untuk 5 wilayah Dikdas maupun Dikmenti (Pendidikan Menengah Tinggi)."Gubernur harus tanya sama bawahannya, siapa itu Adang Bunyamin? Dan apa kapasitas yang bersangkutan dalam mengintervensi Disdik DKI,"tambahnya.
Victor memaparkan, bila terbukti ada konspirasi antara Taufik Yudhi dan Adang, maka Gubernur segera melaporkan hal ini kepada pihak Kejaksaan atau instiusi penyelidikan lainnya atas dasar kejahatan berjamaah untuk berkolusi menentukan pemenang.
Hingga saat ini, Kadisdik DKI Jakarta Taufik Yudhi, Kasudin Dikdas Jakut Istiyartiningtyas dan Kasie Sapras Dikdas Jakut M.Saiful saat dihubungi terkait dengan Sindikasi adanya mafia proyek di Dikdas Jakut belum bersedia menjawab. (eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar