Jumat, Desember 18, 2009

125 Kasus Kebakaran di Jakarta Utara

JAKARTA, MP - Kasus kebakaran yang menimpa wilayah Jakarta Utara cukup memprihatinkan. Betapa tidak, sepanjang tahun 2009 telah terjadi 125 peristiwa kebakaran di wilayah tersebut. Selain menimbulkan kerugian materi sebesar Rp 36,6 miliar, jilatan si jago merah juga mengakibatkan 2.127 kepala keluarga (KK) atau sekitar 6.952 jiwa kehilangan tempat tinggal. Tak hanya itu, 12 orang diantaranya menderita luka-luka dan 4 lainnya meninggal dunia.

Ironisnya, sebagian besar peristiwa kebakaran disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik. Data Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Sudin Damkar dan PB) Jakarta Utara menyebutkan, dari 125 kasus kebakaran, 74 kasus diantaranya disebabkan oleh korsleting listrik. Disusul kompor meledak 14 kasus, rokok 14 kasus, lampu 2 kasus, dan penyebab lainnya sebanyak 21 kasus. Sementara untuk obyek yang mengalami kebakaran terbanyak menimpa kawasan perumahan 1.643 kasus, kawasan umum atau perdagangan 67 kasus, industri 3 kasus, kendaraan 11 kasus, dan lain-lain 30 kasus.

Kasudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Sudin Damkar dan PB) Jakarta Utara, Ngarno, mengatakan sepanjang tahun ini terjadi 125 kasus kebakaran di Jakarta Utara. Namun jumlah ini menurun sebanyak 31 kasus jika dibanding tahun lalu yang mencapai 156 kasus.

Umumnya peristiwa kebakaran disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik. “Rata-rata akibat korsleting listrik. Sebab, pada umumnya masih banyak masyarakat yang kurang disiplin dalam membuat sambungan listrik. Semisal pembuatan instalasi listrik yang sembarangan tanpa menggunakan isolasi. Selain itu, ada juga yang tidak menggunakan pengaman atau sikring pada jaringan di rumah dan penggunaan kabel yang tidak sesuai kapasitas atau kualitas kabel yang rendah, serta usia kabel yang sudah lama terpakai,” ungkapnya, Jumat (18/12).

Untuk menekan tingginya kasus kebakaran di Jakarta Utara, Sudin Damkar dan PB Jakarta Utara juga telah melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan instalasi listrik, dan cara menanggulangi bahaya kebakaran.

“Selain memberikan sosialisasi dan penyuluhan, Sudin Damkar juga memberikan bantuan mesin pompa air kepada pemukiman yang termasuk padat penduduk. Kita juga telah memberikan 6 mesin pompa air untuk wilayah yang rawan kebakaran,” katanya.

Selain memberikan bantuan 6 mesin pompa air, pihaknya juga telah membangun 17 pos pemadam kebakaran di 10 wilayah yang rawan kebakaran, di antaranya Penjaringan, Muarabaru, Pejagalan, Pademangan, Warakas, Tuguutara, Cilincing, Sukapura, Telukgong, dan Pegangsaandua.

“Saat ini sudah ada 17 pos. Idealnya, setiap satu kelurahan terdapat satu pos pemadam kebakaran yang dijaga 6 petugas berikut mobil pemadam. Sementara di wilayah Jakarta Utara, terdapat 6 kecamatan dengan 31 kelurahan,” tambahnya.

Ngarno menambahkan, untuk membangun pos pemadam kebakaran di setiap kelurahan, biaya yang digunakan tidak sedikit. Bahkan, untuk pembangunannya diperlukan luas tanah sekitar 500 meter. Sementara, hampir rata-rata wilayah Jakarta Utara merupakan kawasan padat penduduk.

“Kita juga melakukan upaya peningkatan kualitas dan keterampilan petugas. Saat ini jumlah personel kita sebanyak 480 orang. 232 orang tercatat sebagai PNS dan 248 masih berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT). Kualitas mereka selalu kita tingkatkan lewat berbagai ajang lomba dan pelatihan tambahan,” tukasnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails