
Kini para PKL itu mengaku dihantui perasaan was-was. Apalagi beredar isu bahwa petugas akan tetap melakukan penggusuran secara paksa, menyusul kabar bahwa Surat Perintah Bongkar (SPB) telah dikeluarkan instansi terkait.
“Apapun alasannya kami tetap menolak penggusuran. Kami akan tetap bertahan sampai titik darah penghabisan,” ujar Syamsu Rizal, Ketua Forum Komunikasi Pedagang Tradisional Pasar Permai Lorong 103-104, Senin (26/10).
Lelaki yang setiap harinya berjualan pakaian ini mengaku sosialisasi tentang penertiban sejauh ini belum dilaksanakan instansi terkait. Karena itu, ia meminta agar Pemkot Jakarta utara tidak memaksakan kehendak. “Jangan asal main gusur, kami ini berdagang di lorong 104 legal. Binaan dari Sudin Usaha Kecil Menengah,” terang Syamsu.
Berdasarkan data yang ada, saat ini jumlah pedagang di Lorong 104 ada 554 pedagang. Biasanya mereka berjualan mulai pukul 14.00 sampai dengan 22.00. Sedangkan pedagang di lorong 103 ada 525 orang, namun yang aktif hanya 250 pedagang.
“Di luar jam itu, jalan di lorong 104 tetap berfungsi. Mobil bahkan bisa lewat. Jadi bohong kalau diberitakan mobil tak bisa masuk ke jalan itu,” ungkap Syamsu.
Menurutnya, sejak dibina UKM, kondisi pasar makin hancur, sarana tidak baik. "Dan kalau memang mau diperbaiki saluran air atau jalan silakan saja, kami bersedia libur. Jangan bilangnya mau kerja bakti tidak tahunya mau menggusur,”pungkas Syamsu.
Sekretaris Umum Sentra Usaha Kecil Permai, Betrizal menambahkan, para pedagang meminta agar ada pembicaraan atau sosialisasi, terkait rencana penggusuran. ”Menyelesaikan masalah tanpa sosialisasi itu tidak bisa. Yang kami mau ada tripartit, dialog pedagang dengan Pemkot dan perlu ada wasit yang netral,` ungkapnya.
Sejauh ini pedagang menolak dipindahkan ke Lokbin Blok A, B, dan C, Permai. Sebab yang mau dipindahkan tidak jelas. “Di situ sudah ada orangnya, terus kami mau ditaruh di mana. Sedangkan untuk Pasar Rawabadang dan Sindang kondisinya sudah tak layak untuk berdagang,” ujarnya.
Dari pantauan di lapangan, ratusan pedagang masih tetap melakukan kegiatannya seperti biasa. Mereka membuka lapaknya masing-masing menjelang sore hari. Aktivitas jual beli tetap berlangsung seperti biasa. “Kami sering belanja di sini karena memang harganya murah,” kata Yanti, seorang karyawan yang ditemui sedang berbelanja di Lorong 104.
Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, mengatakan Lorong 104 ini akan tetap ditertibkan. “Tapi kami tidak semena-mena main gusur. Kami akan beritahu bahwa mereka akan dipindahkan ke lokasi binaan," ungkapnya.
Sebelum dilakukan penertiban, pihaknya akan mendata jumlah pedagang. Mereka juga akan diminta untuk melakukan pembongkaran lapaknya sendiri. Jika hal itu tidak dihiraukan pedagang, petugas akan melakukan penertiban. (kos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar