JAKARTA, MP - Untuk memastikan kemajuan pembebasan lahan yang terkena proyek Kanal Banjir Timur (KBT), Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengunjungi beberapa lokasi pengerukan lahan KBT di Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
Pada kesempatan itu, warga yang bangunannya belum dibayarkan langsung mengadukan masalahnya itu kepada wagub dan meminta agar segera dibayarkan dengan harga yang pantas.
Ketika tiba di Jl Segara Makmur, Kelurahan Marunda, Jakarta Utara, Prijanto langsung menyambangi rumah-rumah yang belum dibongkar. Tak pelak, pemilik bangunan pun memanfaatkan kesempatan itu untuk menyampaikan keluh kesahnya kepada wagub.
Seperti yang dilakukan pasangan suami istri Syainul dan Suwarni. Mereka mengatakan, hingga saat ini rumah mereka belum dibayar Panitia Pembebasan Tanah (P2T) Jakarta Utara.
"Rumah saya hanya 42 meter. Berkali-kali ada dari pihak RT dan RW datang untuk meminta data. Sudah saya berikan datanya berulang kali, tapi hingga hari ini pembayaran tak kunjung kami terima. Padahal, tetangga kiri kanan sudah dibayar dan pindah," kata Syainul kepada Prijanto.
Selain itu, mereka diberikan tenggat waktu untuk mengosongkan rumah pada tanggal 5 Oktober 2009. Jika hingga tanggal 5 Oktober 2009 belum juga dibayarkan, Syainul bertekad akan tetap terus bertahan di rumahnya hingga menerima uang ganti rugi. "Kalau hingga tenggat waktu belum dibayar, kami akan tetap bertahan sampai dibayarkan. Kemana saya dan keluarga mau pindah kalau tidak dapat uang," keluhnya.
Keluhan Syainul dan tiga pemilik bangunan lainnya yang belum dibayarkan didengarkan Prijanto. Dia menegaskan kepada warga, Pemprov DKI pasti akan membayar apa yang telah menjadi hak warga.
"Bapak dan ibu tidak usah takut. Uang ganti rugi akan dibayarkan," tegasnya. Langsung dia memberikan perintah kepada P2T Jakarta Utara dan Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono untuk membereskan pembayaran tersebut.
Prijanto menjelaskan dari 25 bangunan yang terkena proyek pembangunan jembatan di Jl Segara Makmur, Marunda, Jakarta Utara, hanya empat bangunan yang belum dibayarkan. "Yang belum dibayar, permasalahannya bukannya dia tidak mau pindah, tetapi baru akan diukur berapa luasnya hari ini. Setelah itu dibayar," jelasnya.
Project Manager PT Waskita Karya, selaku kontraktor pembangunan jembatan, Fatturrahman mengatakan, telah menyediakan dana talangan untuk membayarkan 25 bangunan sebesar Rp 1 miliar. Hingga saat ini, baru 21 bangunan yang dibayarkan sebesar Rp 875 juta, sisanya Rp 125 juta akan digunakan untuk membayar 4 bangunan rumah. Fatturrahman mengatakan dana talangan dikeluarkan karena anggaran untuk pembayaran 25 bangunan berada dalam bagian anggaran konsinyasi yang ada di dalam rekening PN Jakarta Utara. "Jadi ada anggaran sebesar Rp 3 miliar untuk tanah sengketa dan pembayaran bangunan rumah di lokasi ini," katanya.
Diterangkannya, pada tanggal 5 Oktober seluruh area Jl Segara Makmur sudah harus bersih dari bangunan rumah. Untuk segera melanjutkan pembangunan jembatan di jalur yang dijadikan KBT. Jembatan tersebut akan dinamakan Jembatan Segara Makmur dan ditargetkan selesai pertengahan Desember 2009.
Dalam kunjungan KBT tersebut, Wagub Prijanto juga mengunjungi lokasi tiang sutet di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Menurut Project Manager Proyek Pemindahan Tiang Sutet Hamidin Pakpahan, tiang tunggal sutet akan dibagi menjadi dua tiang sutet di sisi barat dan timur lahan.
Ditargetkan, 15 November sudah didirikan dua tiang sutet di dua sisi itu. Kemudian selama tanggal 15-30 November 2009 akan dilakukan pemindahan kabel ke kedua tiang tersebut. Untuk itu, akan terjadi pemadaman listrik di kawasan Muara Tawar, Cawang dan Bekasi selama 5-6 jam dan dilakukan bergiliran. "Dipastikan pemindahan tiang tunggal sutet menjadi dua tiang akan selesai pada 30 November mendatang," tegas Hamidin. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar