JAKARTA, MP - Jumlah pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) meningkat selama pergantian musim pancaroba khususnya yang terjadi di Jakarta Utara (Jakut).
Pantauan di salah satu pusat pelayanan kesehatan (Puskesmas) Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (24/7), dari rata-rata 25-30 pasien setiap hari yang datang berobat selama beberapa pekan terakhir, sekitar 50 persen diantaranya merupakan pasien dengan keluhan gangguan pernafasan seperti batuk dan pilek.
Kepala Puskesmas Kelurahan Cilincing-II, Jakarta Utara, drg Pangondian L Tobing mengatakan, tingginya angka pasien yang terinfeksi penyakit ISPA sudah menjadi hal yang tidak lazim pada saat pergantian musim.
"Disampinag ISPA, juga yang sering dikeluhkan warga adalah terkena diare, gatal-gatal dan demam berdarah. Namun semua masih bisa ditangani secara medis," katanya.
Menurut Pangondia, pola hidup bersih bagi masyarakat di wilayahnya dianggap masih sangat rendah terutama sanitasi lingkungan. Padahal pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan terus memberi sosialisasi kepada warga agar membiasakan diri sebelum menyentuh makanan dan minuman dengan mencuci tangan lebih dulu," katanya.
Dengan kebiasaan yang sekecil itu, maka akan bermanfaat bagi diri, lingkungan dan kesehatan keluarga secara umum.
Penyakit ISPA, katanya, sering terjadi dan menyerang kepada anak-anak maupun orang dewasa karena sistem pertahanan tubuh anak-anak masih rendah.
Kejadian penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia yang diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.
"Jadi istilah ISPA itu meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dimana penyakit adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Penyakit ini biasanya menyerang bagi orang selama 10-14 hari," katanya.
Ia menambahkan, ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru - paru) dan organ adneksa saluran pernafasan.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernafasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian bagi anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru merelka tidak diobati dengan antibiotik dan bisa mengakibatkan kematian. (mp/*a)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar