JAKARTA, MP - Warga RW 014 Kelurahan Kebonbawang, Tanjungpriok, Jakarta Utara, belakangan ini dikeluhkan dengan beralih fungsinya Pasar Kebonbawang. Dengan dalih pembelinya sepi, kini sejumlah kios di pasar tersebut disulap menjadi kontrakan dan rumah tinggal. Selain itu, sebagian kios yang kondisinya sudah mulai lapuk itu dimanfaatkan sejumlah preman untuk tempat pesta minuman keras (miras). Bahkan disinyalir pasar ini dijadikan tempat mesum para pasangan muda mudi yang tengah dimabok asmara. Sebenarnya warga sudah mengadukan kasus tersebut ke instansi terkait, namun hingga kini belum ada tanggapan positif. Jika hal tersebut dibiarkan berlarut-larut, warga khawatir akan merusak generasi muda.
"Kami sudah bosan melaporkan kondisi itu ke kelurahan, kecamatan, walikota, dan ke kantor PD Pasar Jaya untuk melakukan perbaikan dan mengaktifkan kembali Pasar Kebonbawang. Karena kini banyak dimanfaatkan orang-orang tidak jelas," ujar Sulardi, warga RW 014, Kelurahan Kebonbawang, Kamis (29/7) siang. Ia juga mengatakan, warga sekitar pasar berharap pasar itu segera diaktifkan kembali.
Hal ini dimaksudkan selain untuk menghilangkan kesan kumuh dan angker, juga untuk memudahkan warga memenuhi bahan kebutuhan pokok. Apalagi menjelang bulan Ramadhan 1431 H, di mana kebutuhan pokok warga akan meningkat. Sejauh ini, untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, warga harus rela berjalan kaki cukup jauh ke Pasar Pelita di Sungaibambu.
Hal senada diungkapkan Selamet (40), warga RT 003/04, Kebonbawang. Menurutnya, sudah sejak lama tidak ada aktivitas di pasar tersebut karena sudah sangat tidak layak. "Sudah lama pasar tersebut mati suri dan sudah pernah dilaporkan ke Manager Area PD Pasar Jaya namun tak ada realisasinya. Selain kiosnya diubah menjadi rumah kontrakan, pasar itu juga dijadikan tongkrongan preman untuk menggelar pesta miras," katanya.
Akibatnya, kenyamanan warga setempat belakangan ini sangat terganggu. Sebab hampir setiap malam sejumlah preman menggelar pesta miras di lokasi itu. Terkadang mereka juga membuat gaduh sehingga mengganggu istirahat warga.
Pantauan di lapangan, kondisi Pasar Kebonbawang yang berada di Jl Swasembada Barat, RT 002/04 Kelurahan Kebonbawang, memang sudah sangat memprihatinkan. Sejumlah kios pun sudah banyak yang rusak, namun masih dimanfaatkan untuk tempat tinggal, dengan menggunakan kayu seadanya layak sebuah bedeng. Selain terlihat kumuh, area pasar juga gelap gulita kala malam hari karena penerangan sangat terbatas.
"Saya sudah tiga tahun tinggal di sini dengan menyewa Rp 500 ribu per bulan. Ya, bayarnya patungan dengan teman-teman," kata Yadi, salah satu pedagang nasi goreng keliling yang menyewa kios di Pasar Kebonbawang sebagai tempat tinggal bersama lima rekan seprofesinya.
Seorang staf Pasar Kebonbawang, yang enggan disebutkan namanya mengatakan, saat ini dari 180 kios yang ada, hanya 32 kios yang masih aktif. "Pedagang banyak yang keluar menjadi pedagang kaki lima," ujarnya sembari menghindar. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar