JAKARTA, MP - Belakangan ini, warga Kepulauan Seribu dihantui wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD). Sejauh ini, sudah 11 warga yang dirawat di sejumlah rumahsakit. Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu sendiri terus menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk meredam mewabahnya penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini.
Subhan, warga RT 05/01 Pulau Tidung memilih membawa anaknya Ivani Lutfia (4,5) ke RSUD Koja, Jakarta Utara untuk mendapat perawatan. Sebelumnya, Ivani mendapat perawatan di pusekesmas setempat namun panas badannya tidak juga turun.
"Sejak lima hari yang lalu anak saya demamnya tinggi, karena minim fasilitas kesehatan saya langsung minta dirujuk ke RSUD Koja," ujar Subhan.
Hal senada disampaikan, pasangan suami istri Maung Sofi (30) dan Siti Rohimah (27) warga RT 04/04 Pulau Tidung yang membawa anaknya karena menderita panas tinggi. Bahkan anaknya sempat tak sadarkan diri. Setelah didiagnosis menderita DBD, pasangan ini minta dirujuk ke RSUD Cengkareng.
"Lima hari panas badan anak saya tak turun-turun, bahkan tak sadarkan diri. Makanya kami minta dirujuk Ke RSUD Cengkareng Pak," ujarnya.
Mewabahnya penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti ini kontan membuat warga mulai dihantui kecemasan. "Sudah sering warga Kepulauan Seribu terserang DBD. Kalau bisa Pemkab Kepulauan Seribu bertindak cepat menggalakkan PSN dan melakukan fogging," kata Usman (45), ABK kapal ojek di pelabuhan Muaraangke yang bermukim di pulau Panggang.
Mengetahui warga Kepulauan Seribu mulai dihantui DBD, Bupati Kepulauan Seribu Abdul Rachman Andit langsung mengeluarkan kebijakan mengintensifkan PSN dan pengasapan di beberapa lokasi. Kendati ada warganya yang sudah mengidap DBD, bupati menepis adanya peningkatan penyakit DBD.
"Penderita DBD tidak meningkat. Memang ada 11 pasien, namun setelah dicek darah hanya tiga pasien yang positif menderita DBD. Ketiganya juga sudah mendapat perawatan di RSUD," pungkasnya. (mp/*b)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar