JAKARTA, MP - Dua ratus gubuk liar yang berads di Jalan Pluit Selatan, blok S, RT 22/8, Penjaringan, Jakarta Utara, ludes terbakar, Selasa (28/7). Api yang berkobar sekitar pukul 13.30 WIB itu secara cepat merambat ke pemukiman warga. Menurut saksi mata, Maman (45), api berawal dari rumah Juki (30) yang berada ditengah. Warga yang berada di depan areal pergudangan blok S itu, kehilangan tempat tinggal.
Menurut saksi Siswanto (33), saat kejadian melihat api berkobar dari lantai dua rumah Juki. Saat itu, Siswanto sedang tidur. Beruntung Ismiati (29) istrinya, melihat api berkobar.
"Saya lagi tidur, beruntung dibangunkan istri saya. Kalau tidak saya sudah hangus terbakar," ungkapnya. Saat terjadi kebakaran, Juki tidak ada di kamarnya. Sialnya angin kencang, membuat api cepat merambat.
Dijelaskan Siswanto ayah satu anak itu, dirinya baru membeli gubuk seharga Rp 2 juta, dari mandor yang bernama Toni. Akhirnya Iswanto yang baru tempati 10 bulan itu, harus kehilangan rumah. Selama dua jam, 18 unit pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.
Kali kedua kebakaran terjadi di perkampungan liar tersebut. Menurut Wakil Lurah Penjaringan Indria Hilmi, tepatnya 28 Agustus 2008 lalu itu, pun peristiwa yang sama terjadi. "Dugaan sementara api berasal dari konseliting listrik," ujarnya wakil lurah.
Warga korban kebakaran, sementara ditampung di gudang Cometa, yang berada di seberang lokasi kebakaran. "Sebanyak 30 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal. Dan sementara ditampung di pabrik Cometa," ungkap Hilmi. Arus lalu lintas, mengarah pintu tol Penjagalan, macet total.
Kini warga berharap adanya bantuan dari Pemkot, untuk adanya sumbangan makanan dan pakaian.
"Saya sudah kehilangan uang dan harta benda. Tolonglah agar pemerintah perduli dan memberikan bantuan, jangan hanya saat ada kampanye baru banyak sumbangan," ungkap Warti (46) warga yang menjadi korban kebakaran. (mp/*a)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar