Jumat, Mei 22, 2009

Omzet Industri Jamu Naik 10 Persen

JAKARTA, MP - Total omzet industri jamu nasional pada triwulan pertama 2009 mengalami peningkatan antara 5 sampai 10 persen dibandingkan tahun 2008, sebesar Rp7,2 triliun.

"Dengan peningkatan omzet tersebut, saya meyakini target pada 2009 sebesar Rp8,5 triliun bisa dicapai," kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan (GP) Jamu Charles Saerang di Jakarta.

Pemilik jamu PT Nyonya Meneer itu menyatakan krisis ekonomi global tidak terlalu berpengaruh pada industri jamu nasional.

"Pemintaan jamu saat ini cukup bagus. Produsen jamu yang biasanya menstok produk rata-rata 1 bulan, sekarang hanya 2 hingga 3 minggu," katanya.

Dia mengungkapkan saat ini ada kekurangan stok jamu nasional, dan diperkirakan beberapa bulan ke depan, permintaan jamu akan lebih bagus.

"Hal ini terkait dengan pembiayaan proyek-proyek pemerintah yang mencairkan anggaran pada Juli," katanya, memperkirakan.

Ditanya tentang perkembangan ekspor jamu nasional, Charles mengatakan masih stabil, sebesar 10 persen dari total produksi.

"Secara umum belum ada pengaruh krisis terhadap ekspor jamu," katanya.

Produksi jamu nasional diekspor ke China, Jerman, Prancis, Belanda, Rusia, dan negara-negara Arab.

Dia meyakini potensi pasar jamu nasional masih sangat besar. Hanya saja, sejauh ini perhatian pemerintah masih sangat kurang.

"Pemerintah mesti serius memberikan perhatian pada industri jamu karena industri ini dari hulu sampai hilir memperkerjakan 3 juta orang,"katanya, mengingatkan.

Sejauh ini dia melihat perhatian pemerintah dalam hal penelitian dan pengembangan industri jamu nasional sangat kurang.

"Memang ada departemen terkait yang melakukan penelitian. Namun ada kecenderungan tumpang tindih, misalnya Departemen Kesehatan dan Departemen Perindustrian," katanya.

Karena penelitiannya tumpang tindih, kata Charles, hasilnya juga tidak seperti yang diharapkan.

Dia menyebut saat ini ada sebanyak 30 ribu spesies tanaman potensial di Indonesia yang belum diteliti. Sebanyak 300 spesies sudah dinyatakan sebagai tanaman obat yang memiliki benefit, dan baru 100 spesies yang sudah diolah menjadi jamu.

Sedangkan lima spesies tanaman obat yang jadi unggulan dan perlu diperhatikan pemerintah pengembangan risetnya adalah jahe, temu lawak, pegagan, sambiloto, dan kencur.

Charles mengatakan kalau pemerintah serius seharusnya dibentuk direktorat jenderal (dirjen) jamu yang khusus menangani industri jamu dari hulu sampai hilir.

Dia juga menyorot perhatian pemerintah terhadap petani dan pedagang jamu gendong yang merupakan bagian dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM) sejauh ini juga sangat rendah.

"Petani dan pedagang jamu kita sangat kesulitan dalam pemodalan. Seharusnya ini menjadi perhatian pemerintah,"katanya.

Sekedar untuk dikatahui saat ini GP jamu mewadahi sebanyak 1.300 industri jamu.** (mp/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails