Kamis, Februari 04, 2010

Bocah 4 Tahun Miliki Kelamin Ganda

JAKARTA, MP - Aneh bin ajaib. Seorang bocah perempuan bernama Fatahiyat alias Ipat (4), Warga RT 013/01, Warakas, Tanjungpriok, Jakarta Utara, diketahui memiliki kelamin ganda. Anak pasangan Ecim (34) dan Lina (34) ini, di tengah kelamin perempuannya justru tumbuh daging kecil bulat layaknya kelamin anak laki-laki. Lebih mengejutkan lagi, di perut dan wajah bocah ini terdapat bulu hitam yang jarang dimiliki orang pada umumnya.

Lina mengakui, tidak mampu berbuat banyak dengan kondisi anak keempatnya, lantaran ekonomi keluarganya yang serba kekurangan. Untuk memastikan kondisi medis anaknya, dirinya pun mengaku hanya mampu melakukan pengecekan di Puskesmas Warakas.

“Ya, selama ini kami hanya membawanya ke Puskesmas Warakas, karena kebetulan tempatnya tidak jauh. Tapi, selama ini di sana hanya dilihat-lihat saja belum ada tindakan medis. Baru kemarin, petugas puskesmas datang dan katanya mau dibawa ke RSUD Koja pada Jumat (5/2) lusa,” jelasnya ketika ditemui di rumahnya yang berukuran 2x3 meter di bantaran Kali Tiram, Tanjungpriok, Jakarta Utara.

Meski orangtuanya terlihat sedih dengan kondisi anaknya, Ipat sendiri terlihat ceria dan tanpa malu dengan kondisi fisiknya tersebut. Bahkan, ketika banyak orang datang mengambil fotonya, dia justru terlihat tidak risih sedikit pun.

Ecim, ayah kandung Ipat mengakui jika anaknya lahir pada Selasa, 8 November 2005 di RSUD Koja Jakarta Utara. Ketika lahir, Ipat memang sudah memiliki kelainan di bagian kelaminnya.

“Saat baru lahir memang ada kelainan pada anak saya, tetapi dokter belum mau mengambil tindakan. Alasannya, belum kelihatan betul (masih kecil) dan nanti saja kalau sudah besar. Setelah itu, kami tidak pernah lagi membawa Ipat ke rumah sakit karena tidak ada biaya,” katanya.

Bahkan karena kondisi ekonomi keluarganya saat itu, ketika lahir dirinya tidak sanggup membayar biaya persalinan sebesar Rp 1,6 juta. Dirinya saat itu, hanya mampu membayar Rp 800 ribu dari hasil menggadaikan STNK motor milik bosnya.
Lina juga mengaku sebelumnya tidak mempunyai firasat apa-apa sebelum Ipat lahir. Namun sewaktu, ia mangandung Ipat 4 bulan, guru spritual suaminya berkata kalau anaknya ini ada kelainan.

“Nanti, anak ini akan mempunyai kelainan. Jadi kamu jangan malu. Karena anak adalah titipan Allah SWT,” kata Lina menirukan guru suaminya yang bernama Agus Solobone.
Sebelumnya, Lina mengaku malu ketika membawa anak bungsunya itu untuk berobat ke puskesmas. Namun, karena ingin anak bungsunya bisa sembuh dan hidup normal, ia pun kerap membawa Ipat ke puskesmas.

Encim, ayah Ipat mengaku sehari-hari hanya mengandalkan diri sebagai buruh material dengan penghasilan Rp 25 ribu per hari.

"Saya bingung harus bagaimana. Saya ingin anak saya normal seperti anak lainnya, tetapi saya sudah membayangkan kalau dioperasi pasti biayanya besar. Sedangkan untuk makan kami sehari-hari saja sudah sulit," ujarnya pasrah.

Karena itu, dirinya sangat berharap dengan bantuan pemerintah agar anaknya bisa hidup normal seperti anak-anak lainnya. Beruntung saat ini ada kader PKK Kecamatan Tanjungpriok bernama Saripah yang mencoba menolong dengan membawa Ipat ke RSUD Koja untuk diperiksa. Namun karena dokter kulit dan kelaminnya belum ada Ipat yang datang, Selasa (3/2) diajurkan kembali ke RSUD Koja, Jumat (5/2).

“Untungnya ada tetangga yang kebetulan kader PKK mengajak Ipat untuk diperiksa dan berobat. Karena dokter tidak ada Jumat besok disuruh datang lagi,” jelas Lina yang mengaku membawa Ipat dengan menggunakan kartu PKH (Program Keluarga Harapan), karena hingga saat ini dirinya tak memiliki kartu Gakin ataupun SKTM.

Kasudin Kesehatan Jakarta Utara Kurnianto Amin yang dikonfirmasi belum bisa memberikan komentar banyak. Dirinya langsung menunjuk petugas puskesmas setempat yang secara kebetulan ada di dekatnya. "Setelah kami cek ke lokasi, kami akan buatkan rujukan agar anak itu segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan," janjinya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails