Selasa, Januari 26, 2010

Rehab Asal-asalan, Wagub Sidak Gedung SDN 03-08 Warakas

JAKARTA, MP - Kondisi fisik gedung SDN 03–08 Warakas, Tanjungpriok, Jakarta Utara, yang memprihatinkan pascadirehab sebulan lalu, mendapat perhatian serius Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto. Ia langsung melakukan Sidak (inspeksi mendadak) ke sekolah itu Selasa (26/1) untuk melihat langsung dari dekat. Namun karena beberapa kerusakan sudah diperbaiki seminggu lalu, orang nomor dua di DKI Jakarta ini tidak lagi menemukan tanda-tanda kerusakan.

Wagub juga menyayangkan pada pihak Dinas Pendidikan DKI yang tidak melibatkan para kepala sekolah dan guru dalam pelaksanaan rehab gedung. Seharusnya, mereka dilibatkan sehingga dapat membantu melakukan pengawasan. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Kepala SDN 08 Warakas, Sri Wahyuni, yang mengadu pada Wagub bahwa ia tidak tahu RAB (rencana anggaran biaya) karena sejak awal tidak pernah dilibatkan. Sehingga ia tidak tahu mana yang harus dikerjakan dan tidak oleh kontraktor pemenang tender.

“Seharusnya kepala sekolah dan guru dilibatkan dalam pengawasan pekerjaan rehab, karena mereka lebih tahu kondisi sekolah,” kata Prijanto, usai Sidak di SDN 03-08 Warakas, Jakarta Utara, Selasa (26/1). Keterlibatan para Kepsek dan guru dianggap penting karena akan memudahkan pendataan segala kerusakan dan keperluan perbaikan sekolah tersebut. Ibarat sebuah rumah, mereka tentu lebih tahu mana bagian yang rusak dan harus diperbaikinya.

Wagub juga merasa kecewa karena selama ini kontraktor pelaksana perbaikan tidak pernah melapor kepada pihak sekolah. Akibatnya, pekerjaan perbaikan sekolah sering dilakukan asal-asalan dengan alasan mengejar waktu penyelesaian atau kejar tayang.

“Ini yang sering mengakibatkan perbaikan tidak maksimal,” ungkap Prijanto.
Atas kejadian tersebut, Prijanto langsung menegur Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Pemerintah Administrasi Kota Jakarta Utara, Istaryatiningtias, yang ikut dalam Sidak ke SDN 03-08 Warakas. Sebab, Istaryatiningtias dianggap bertanggung jawab pada persoalan tersebut.

Menyikapi hal tersebut, Istaryatiningtias mengatakan bahwa rehab gedung sebenarnya bukan lagi tanggung jawab Dikdas, akan tetapi itu sudah menjadi tanggung jawab Sudin Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Jakarta Utara. “Itu juga menjadi tanggung jawab Sudin Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Jakarta Utara,” kata Istaryatiningtias.

Ia menyebutkan, proyek rehab SDN 03–08 Warakas, saat ini masih dalam masa pemeliharaan pihak kontraktor selama dua bulan ke depan. Dengan begitu, segala kekurangan dan kerusakan gedung masih tanggung jawab pemborong. “Karena masih ada waktu dua bulan ke depan untuk masa pemeliharaan,” ujarnya.

Rehab ini dikerjakan oleh PT Porsamina. Ia berjanji akan melaksanakan permintaan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk melibatkan kepala sekolah dan guru dalam pengawasan perbaikan sekolah.

Kepala SDN 08 Warakas, Sri Wahyuni, mengaku, walau sudah ada perbaikan, namun sejumlah kerusakan masih saja terjadi pada sekolah tersebut. Misalnya, jika turun hujan lima ruang masih bocor. Masing-masing di ruang kelas IV dan VI, ruang komputer, ruang guru, serta ruang kepala sekolah.

Hidayatullah, seorang guru SDN 08 Warakas mengatakan, sebelum Wagub melakukan Sidak hari Selasa (26/1) ini, pada minggu lalu sudah ada lima orang yang datang ke sekolah untuk melakukan pengecekan. “Kalau tidak salah mereka sejak Sabtu (23/1) kemarin sudah melakukan perbaikan. Tapi hasilnya bagaimana, kami belum tahu tahu karena minggu ini belum hujan lebat seperti minggu lalu,” jelasnya.

Di tempatnya mengajar yakni di ruang kelas IV, minggu lalu sempat bocor sehingga kegiatan belajar mengajar sedikit terganggu. “Semua ruangan berantakan termasuk kaca, meja, dan lemari rusak semua. Bahkan seluruh instalasi listrik dan telepon dicopot, tidak dipasang lagi. Begitu juga kran air di kamar mandi,” tuturnya.

Ia juga heran, kenapa pintu ruang kelas maupun guru tidak diganti, masih menggunakan pintu lama. Bahkan hampir setiap pintu, kuncinya mudah lepas. “Padahal baru direnovasi tetapi kunci semua pintu pada jebol. Bahkan engsel yang ada di dalam juga mudah patah. Kami khawatir barang-barang berharga seperti komputer bisa digondol pencuri,” katanya. Demikian halnya toilet dan kamar mandi tidak diperbaiki.

Kasudin Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Jakarta Utara, Djoko S Dawoed, mengatakan, talang air yang dikabarkan rawan ambruk itu saat ini sudah diperbaiki. Sehingga siswa tak perlu resah lagi. Namun untuk kamar mandi, toilet, dan pintu-pintu ruangan tidak masuk dalam bagian rehab. Sehingga tidak ada perbaikan pada bagian-bagian tersebut. “Rehab hanya dilakukan pada perbaikan atap, ubin, pengecatan tembok, dan besi railing handrail atau besi pegangan untuk menaiki tangga. Sedangkan kamar mandi, toilet, pintu-pintu ruangan tidak masuk bagian dari rehab,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, beberapa pekerjaan yang masih dalam finishing seperti pengecatan tembok, adalah tanggung jawab pemborong. Demikian halnya soal keterlibatan kepala sekolah. “Ke depan kami akan libatkan kepala sekolah mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan serahterima pekerjaan. Sehingga Kepsek dapat menjadi “pengawas” dan suasana akan lebih kondusif. Kami sangat apresiatif dengan masukan-masukan dari Pak Wagub,” ujarnya.

Mengenai pintu, yang kuncinya rusak segera diganti. Bahkan akan dibuatkan pintu pengaman dari teralis, sehingga barang-barang elektronik tetap terjaga dengan baik. Namun karena ini bagian dari pekerjaan ringan, maka dapat dilakukan oleh pihak sekolah dengan mengandalkan anggaran dari BOS/BOP. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails