Minggu, Januari 31, 2010

Diberitakan Atap Bocor, RSUD Koja Dapat Anggaran Rehap Rp 21 Miliar

JAKARTA, MP - Kabar kerusakan pada atap gedung RSUD Koja, Jakarta Utara yang mengakibatkan sejumlah pasien telantar hingga memenuhi lorong di lantai 6, 7, 8 dan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), mengundang keprihatinan Gubernur DKI. Untuk itu, Fauzi Bowo melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah sakit milik Pemprov DKI tersebut.

Begitu tiba di RSUD Koja, orang nomor satu di Jakarta itu langsung menuju ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang sebelumnya Kamis (28/1) telah dipenuhi pasien dengan menggunakan velbed karena ruangan rawat inap penuh. Namun, saat gubernur datang ruang IGD sudah kembali normal dan tidak ada lagi pasien yang menggunakan velbed.

Selain meninjau ruang IGD, gubernur juga meninjau ruang di lantai 8 yang dikabarkan banyak ruangan bocor. Ternyata, di lantai tersebut ada lima ruangan yang kondisi plafonnya rusak akibat rembesan air hujan.

Kepada gubernur, Direktur RSUD Koja Togi Asman Sinaga menjelaskan, penumpukan pasien yang terjadi kemarin bukan dikarenakan meningkatnya pasien demam berdarah dengue (DBD) atau diare. Namun, dikarenakan kondisi ruangan banyak yang bocor sehingga sejumlah pasien dirujuk ke rumah sakit lain.

"Tapi banyak juga pasien yang memang sudah fanatik dengan pelayanan RSUD Koja dan tidak mau dirujuk ke rumah sakit lainnya, seperti Rumah Sakit Tugu, RS Pelabuhan, atau RS Sulianti Saroso. Mereka rela menunggu satu hingga tiga hari di IGD untuk mendapatkan ruangan yang kosong,” jelasnya.

Terkait banyaknya pasien yang ditempatkan di lorong kemarin, Togi mengaku karena banyaknya kebocoran pada ruang perawatan sehingga jika hujan datang air akan masuk, sehingga banyak pasien yang dievakuasi ke tempat aman seperti ke lorong atau dirujuk ke rumah sakit lain yang kondisi ruangannya lebih memungkinkan.

“Evakuasi ini dilakukan karena di rumah sakit ini tidak ada lagi ruangan yang kosong untuk pasien. Pasalnya, ada lima ruangan di lantai 8 atap plafonnya jebol, sehingga air hujan merembes ke lantai 4, 5, 6, dan 7,” bebernya.

Namun, setelah kondisi aman, pasien di lantai bawah dikembalikan masuk ke dalam ruangan.
Mengetahui buruknya kondisi RSUD Koja, Gubernur Fauzi Bowo terlihat sangat prihatin. Dirinya langsung memerintahkan Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah Agus Subardono untuk segera melakukan rehab berat.

“Ini harus segera ditangani mulai sekarang. Karena ini merupakan pelayanan publik yang harus ditangani secepat mungkin. Tahun 2010 ini sudah ada anggaran rehab berat sebesar Rp 21 miliar untuk RSUD Koja. Bangunan ini memang sudah lama tidak pernah direhab sejak dibangun tahun 1992 lalu,” katanya.

Selain akan melakukan rehab RSUD Koja, Pemprov DKI Jakarta juga sudah menganggarkan Rp 20 miliar untuk pembangunan tambahan ruangan di Gedung Blok C yang nantinya akan diperuntukan bagi pasien kelas II.

“Saat ini di lantai 8 ada dua kelas pelayanan rumah sakit yaitu, kelas II dan III. Nantinya untuk kelas II dipindahkan ke bangunan baru tersebut. Jadi di sini hanya untuk kelas III, bahkan akan dilengkapi fasilitas penyejuk ruangan,’ jelasnya.
Dirinya menjamin, meski sudah ada fasilitas penyejuk ruangan nantinya, pasien kelas III tetap tidak akan dikenakan biaya tambahan. “Semua berlaku seperti biasa,” katanya.

Saat ini RSUD Koja memiliki 335 tempat tidur untuk keseluruhan ruangan gedung berlantai 8 ini. Okupansi rumah sakit sekitar 85 persen rata-rata merupakan pasien Gakin atau pengguna Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). “Nantinya setelah ada gedung baru, akan ada penambahan pelayanan 140 kamar,” tandasnya. (red/*bjc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails